IX

177K 21.3K 1.3K
                                    

Thanks God Its Friday.

Sejak kemarin Venus mengajak Kaila dan Siera pergi ke salah satu Bar di bilangan Thamrin, yang ada di salah satu pusat perbelanjaan. Dan kebetulan Orion hari ini akan pergi ke sana semakin lengkaplah.

"Gue yakin Orion ada di sana." Venus begitu bersemangat, "Tadi gue denger dia lagi nelpon janjian jam delapanan. "

"Di sini udah ketemu Orion, masa hang out aja gue harus ketemu Orion sih." Kaila menghela napas berat, ngapain juga main kalau ujung-ujungnya cuman liihat Orion. "Judulnya sah di mana-mana ada Orion."

"Emang lo nggak penasaran gimana Orion kalau lagi nongki-nongki ganteng," Siera adalah salah satu pihak paling antusias. "Gue pengen tau kalau dia nongkrong masih ngomongin kerjaan kagak."

"Ya kali, Ngomongin kerjaan," cibir Venus, "Gue pernah mergokin dia waktu itu di salah satu tempat makan western di GI. Do'i mainnya sama temennya yang juga kagak kalah cakep."

"Terus Orion nya sekarang di mana?" tanya Kaila, ia sebenarnya agak berat hati jika harus pergi ke bar yang disebut Venus itu.

"Udah pulang tadi."

Kaila melirik jam di tangannya, sudah pukul enam lewat. Tumben Orion pulang sebelum pukul enam, sepertinya memang benar apa kata Venus kalau Orion mau hang out dengan temannya.

"Buruan deh, udah solat kan lo?" tanya Venus pada Kaila yang masih menatap layar laptopnya.

"Udah sih,"Kaila harap-harap cemas, boleh nggak sih dia mengerjakan deadlinenya saja. "Gue nggak usah ikut deh."

"Nggak," bantah Siera, "Hukumnya wajib, kepoin mantan pacar lo."

"Hah?" tanya Kaila heran dengan ucapan Siera, siapa mantan Kaila, Putera maksudnya.

"Mantan pacar bohong-bohongan maksud gue, yah walaupun bohongan seenggaknya lo udah pernah rasain jadi pacarnya Orion," jelas Siera panjang lebar tanpa tahu malu, seolah itu adalah hal yang patut Kaila banggakan.

"Apaan mantan Pacar?" kali ini Venus yang terheran.

"Kagak, itu adik sepupunya Orion pacaran sama mantan pacar gue." bisa gawat kalau Venus tahu kisah Kaila waktu itu.

"Oh," Venus percaya begitu saja, "Udah ah jalan yuk."

Dengan langkah berat Kaila mengikuti apa maunya Venus, lumayan juga. Mungkin di sana ia bisa dapat CEO nantinya.

Jakarta macet seperti biasanya, untung ini tanggal ganjil jadi mobil Venus yang berplat ganjil bisa lewat daerah Thamrin yang terkena jalur ganjil genap.

Celana linen berwarna abu yang Kaila pakai sedikit ia lipat ke atas sehingga terlihat sedikit ngatung, ia memakai sepatu adidas putih. Yang dipadankan dengan blazer dan kaus putih.

Saat akan masuk Bar Kaila berdoa semoga ia tak ketahuan ayahnya, kalau ayahnya tahu bisa dideportasi ke Saturnus nanti dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat akan masuk Bar Kaila berdoa semoga ia tak ketahuan ayahnya, kalau ayahnya tahu bisa dideportasi ke Saturnus nanti dia.

Bar yang dikunjungi Kaila tidak seperti apa yang ada dalam bayangannya, Kaila pikir akan ada suara bising musik disco lalu lampu kerlap-kerlip yang membuat matanya lelah sampai kepala pusing.

TIRAMISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang