XXXI

174K 21.6K 617
                                    

Masalah yang mengkhawatirkan bagir perempuan yang sudah melewati usia 25 adalah mengenai pasangan hidup. Sebenarnya masih menjadi misteri kenapa perempuan dengan usia 25 dan masih lajang kerap kali mendapatkan cibiran karena belum menikah.

Tidak ada peraturan yang melarang perempuan menikah pada usia lewat 25, jadi kenapa mereka terlalu memusingkan urusan orang lain?
Menikah itu bukan hanya perihal memiliki pasangan hidup.

"Kai," rengek Ibu Kaila yang entah kenapa setelah pulang mengaji dengan ibu-ibu komplek lainnya langsung merengek meminta cucu.

"Kapan Mama punya cucu Kai?"

"Pasti abis kena racun emak-emak komplek nih." jawaban asal Kaila semakin membuat Ibunya geram.

"Kamu tau kan kamu itu udah usia matang nyaris mendekati tua?" Ibu Kaila mendekati anaknya yang memang sejak tadi tengah asyik memakan sereal rasa coklat di meja makan.

"Ya Allah, Mah." Kaila nyaris saja memutar bola matanya, untung saja tak ia lakukan. Bisa jadi malin kundang dia. "Kaila masih 26 belum 56, tua apanya coba?"

"Mama nggak mau tau, mama mau cucu."

"Ya udah entar aku beli ciki serebuan, siapa tau dapet cucu."

"Cucu Kai, kamu tau Cucu kan?"

Iya Kaila sangat tahu apa itu cucu, hanya saja memang Kaila mau buat dari apa cucu.

"Ya kan buat cucu nggak gampang Ma, kalau cuman buat dari terigu terus kukus sih aku bisa aja. Ini cucu, Ma. Yang harus melakukan pembuahan lebih dulu, lah akunya aja belum dibuahi gimana mau dapet cucu." Kaila menggeleng-gelengkan kepalanya, bisa panjang sampai berseason-season ini percakapan di hari sabtu pagi.

"Kamu normalkan? Masih suka sama lelaki kan?" Ibu Kaila memicing penuh curiga, disangka anak perempuan satu-satunya ini mempunyai kelainan.

"Ya normal lah, Ma." Kaila bergidik ngeri mendengar pertanyaan absurd yang keluar dari mulut Ibunya.

"Usia kamu itu harusnya udah punya anak dua. Lha kamu, suami aja belum ada. Mama sih nggak maksa, tapi ya...." Ibu Kaila menggantung kalimatnya, membuat Kaila menahan napas sejenak. Ia sudah tahu akan kemana arah pembicaraannya.

"Kalau nggak cucu, Mantu juga boleh."

Apa bedanya cucu sama mantu? Kaila tetap harus menikahkan untuk mendapatkan keduanya?

"Kaila mau pergi keluar, Mama mau titip apa?" Kaila menyudahi acara sarapannya yang sangat terlambat.

"Mau ngapain, bukan lembur kerja 'kan?" yang dikhawatirkan Ibu Kaila adalah anaknya yang terlalu mencintai pekerjaan hingga lupa mencari jodoh, ia tidak tahu jika anaknya selalu mencari pendamping hidup di setiap kesempatan yang ada.

"Bukan lah, mau cari cucu sama mantu buat Mama."

****

"Kok aku nggak diizinin masuk atau say hello dulu?"

Kaila memicingkan matanya mendengar ucapan Orion, ia segera memasangkan sabuk pengamannya setelah Orion melajukan mobilnya kembali.

"Kita nggak lagi backstreet dari keluarga kamu 'kan?"

Kaila masih setia menatap heran pada Orion, yang sama sekali tak mengerti jalan pikiran Kaila saat ini.

"Sejak kapan kita jadi aku kamu?"

"Memangnya penting bahas itu sekarang?" geram Orion, ia kesal sampai ubun-ubun karena tingkah Kaila yang seperti maling ayam kalau pacaran dengannya. Sementar Kaila sibuk mengurus masalah sepele tentang sebuah panggilan.

TIRAMISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang