"Oi, Kagura," Gintoki menyuap nasi ke mulutnya. "Jangan makan terlalu banyak. Nanti baju pengantinmu tak muat."
"Tenang saja, Gin-chan," Kagura melahap nasi dan yasai itame dengan cepat. "Tubuhku tak akan membesar."
Gintoki, Tsuki, Kagura, dan Shinpachi sedang makan malam di kediaman Yorozuya. Saat ini, Kagura sudah menghabiskan tiga mangkuk nasi, sedangkan Gintoki, Shinpachi, dan Tsuki masih menghabiskan mangkuk nasi pertama mereka.
"Lima hari lagi, Kagura-chan," kata Shinpachi sambil mengunyah sepotong ikan kembung bakar. "Kau tidak deg-degan?"
"Tidak," kata Kagura sambil menelan makanannya. "Aku merasa baik-baik saja."
"Kau tidak akan merasakannya, Kagura-chan," kata Tsuki. "Mungkin nanti, Shinpachi, saat hari itu tiba."
"Oi, Patsuan," kata Gintoki sambil mengunyah. "Kau tidak berniat untuk mencari pasangan hidup?"
"Nanti saja," kata Shinpachi. "Aku masih ingin sendiri. Lagi pula, pekerjaanku di Yorozuya terlalu menyenangkan untukku."
"Kau tidak lelah menggunakan tanganmu terus-terusan?" tanya Gintoki.
Shinpachi terlihat kesal. "Gin-chan!"
Semua orang ikut tertawa. Mereka pun selesai makan.
"Oi, Kagura," Gintoki melirik Kagura yang sedang menumpuk piring kotor di atas meja. "Anak ingusan itu tidak menemuimu, kan?"
Kagura menggeleng. "Gin-chan kan sudah bilang padanya kalau kami tidak boleh bertemu satu sama lain menjelang hari pernikahan kami. Aku dan Sougo hanya chatting saja."
"Apakah dia mengirimkanmu foto dirinya tanpa pakaian?" tanya Gintoki.
"Tidak, Gin-chan," jawab Kagura.
"Bagus," Gintoki mendengus lega. "Kalian sudah dewasa."
Gintoki melirik Kagura. Tangannya bergerak, Gintoki mengusap-usap kepala Kagura.
"Kau sudah besar, Kagura," kata Gintoki. "Kau hebat."
Kagura menatap Gintoki sambil tersenyum. "Terima kasih telah memberiku makan, Gin-chan."
Wajah Gintoki berubah. Dia menggigit bibir bawahnya. Air matanya punmenetes.
"Kau akan menikah Kagura!" Gintoki menarik Kagura dan memeluknya. "Kau akan digagahi bocah ingusan itu! Keperawananmu akan hilang!"
"Gin-chan!" Kagura berusaha melepaskan dirinya dari Gintoki.
Dari dapur, Tsuki dan Shinpachi tertawa kecil melihat tingkah laku Gintoki dan Kagura.
"Kau benar, Tsuki-san," Shinpachi mendengus pelan. "Gintoki belum merelakan Kagura."
"Tidak semudah itu, Shinpachi," kata Tsuki. "Kau, Kagura, dan Gintoki hidup bersama-sama selama bertahun-tahun. Dia menganggap kalian seperti adiknya sendiri. Tidak, dia menganggap kalian seperti anaknya sendiri. Wajar jika dia sebenarnya sedih."
Tsuki menghela napas dalam-dalam. "Sebenarnya, Gintoki senang bahwa Sougo akan menikahi Kagura. Hanya saja, dia belum bisa menerima bahwa Kagura ternyata bukan anak kecil lagi. Dia juga senang Kagura mendapatkan Sougo. Di matanya, Sougo adalah pria yang bertanggung jawab. Hanya saja, dia tak mudah untuk mengakuinya."
"Aku mengerti, Tsuki-san," kata Shinpachi. "Gintoki hanya gengsi, aku paham itu. Dia begitu menyayangi kami."
Tsuki menatap Shinpachi. "Kau benar-benar tidak berniat untuk pacaran, Shinpachi?"

YOU ARE READING
Die Another Day
FanfictionAkhirnya, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Okita Sougo resmi menikahi Kagura. Tapi, Naraku kembali mengancam Edo.