"Tadaima," ucap Sougo saat memasukki rumah. Namun, tak ada jawaban.
Sougo melepas sepatunya dan berjalan ke ruang keluarga sambil menguap. Matanya tertuju pada jam tangannya. Pukul 23.21.
Sougo menggeser pintu ruang keluarga dan menemukan televisi dan lampu masih menyala. Kagura terlihat tertidur di atas sofa di depan televisi.
Sougo melepas long coat-nya dan melemparnya ke sofa di seberang Kagura. Dia mengangkat kaki Kagura dan duduk sambil memangku kedua kaki istrinya.
Sougo menghela napas panjang dan mendengus keras. Dia meregangkan kedua tangannya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa.
Sougo menatap Kagura. Dia ingin sekali membangunkan istrinya. Tapi, melihat Kagura tidur dengan pulas, Sougo agak enggan.
Sougo mendengus dan menarik tubuh Kagura. Sougo memangku Kagura dan memeluknya dengan erat sambil kembali bersandar di sofa.
"Eung..." Kagura perlahan membuka matanya. "Darin?"
Sougo tak menjawab. Dia masih memeluk Kagura dengan mata terpejam.
"Jam berapa ini," Kagura melihat ke arah jam dinding. "Malam sekali pulangnya."
"Hm," jawab Sougo yang artinya 'ya'. Kedua matanya masih terpejam.
Kagura mengusap-usap poni Sougo dengan lembut. "Apa yang kau kerjakan sampai lembur begini?"
"Revisi beberapa laporan untuk diberikan langsung pada Bos Matsudaira," jawab Sougo. "Mataku lelah."
Kagura menatap Sougo tanpa suara. Sebelah mata Sougo terbuka dan melirik Kagura.
"Aku menginterogasi tahanan yang merupakan anggota Naraku. Cukup lama sampai akhirnya dia mau bicara," ucap Sougo.
"Ada apa, Darin?" tanya Kagura.
Sougo mendengus. "Naraku sedang bergerak dan pergerakan mereka cukup cepat. Aku diminta Kondou-san untuk bicara dengan salah satu tahanan agar dia mau memberikan informasi soal Naraku."
"Dapat?"
"Ya, dapat. Naraku sedang mencari cara agar mereka bisa mendapatkan Utsuro kembali ke tangan mereka."
Kagura melotot. "Lalu?"
Sougo kembali mendengus. "Hitsugi adalah pemimpin mereka sekarang. Jauh sebelum Oboro mati, Hitsugi ditunjuk untuk menjadi pengganti Oboro jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana mereka. Kematian Oboro membuat Hitsugi memimpin para anggota Naraku yang tersisa sekarang."
Kagura menghela napas panjang. "Kabar buruknya?"
Sougo ikut menarik napas dalam-dalam. "Mereka bekerja sama dengan Amanto. Inuisei Amanto, alien-alien berbentuk hewan itu menaruh dendam pada manusia dan mereka sepakat untuk menyerang Bumi dengan bantuan Naraku."
"Inuisei Amanto mendapat bantuan dari Kada, suku Shinra yang dulu memonopoli seluruh kasino di Kabukichou."
Kagura mengernyit. "Bukankah Kada sekarang sudah dipenjara? Kamui bilang, dia adalah tahanan tingkat satu Harusame."
Sougo mengangguk. "Ya, itu benar. Sebelum ditangkap, Kada sudah menandatangani surat persetujuan yang menyatakan bahwa Inuisei Amanto akan mendapat bantuan penuh dari kelompoknya, apa pun yang terjadi. Maka dari itu, Inuisei Amanto sekarang bisa dibilang kaya raya karena mereka didukung oleh persenjataan dan pesawat luar angkasa super canggih yang mereka beli menggunakan uang kasino milik Kada."
"Kada mendonorkan semua uangnya pada Inuisei Amanto."
"Pintar kamu, Darin. Yah, dan Naraku memanfaatkan hal itu. Sekarang, Hitsugi adalah pemimpin Naraku. Mereka sedang bergerak dan mencari cara untuk mendapatkan Utsuro."
Kagura terdiam sejenak. "Berarti, akan ada peperangan besar di Edo?"
Sougo mengelus rambut Kagura. "Aku harap tidak. Hitsugi adalah target utama kita. Aku pikir, Kondou-san dan Hijikata-san juga memikirkan hal yang sama. Jika Hitsugi sudah berada di tangan kita, para anggota Naraku akan hilang arah. Jadi, kita bisa membasmi mereka seperti hama."
Sougo menepuk-nepuk kepala Kagura sekarang. "Tenang saja, aku akan memperbolehkanmu untuk berperang."
Kagura tersenyum. "Asal aku tidak berada jauh darimu, aku pikir tidak masalah."
Sougo ikut tersenyum. "Asal kau berjanji untuk tetap hidup untuk bertemu lagi denganku, Kagura."
Kagura mengangguk. Sougo menghela napas dan merapikan poni Kagura yang sebenarnya sudah tak perlu dirapikan. "Apa yang dilakukan kesayangan Sougo hari ini?"
"Ke rumah Gin-chan, pergi mencari anjing milik Tuan Kuriyama bersama Shinpachi dan Gin-chan, pulang dengan tangan kosong, tidur, makan, tidur, makan. Itu saja," jawab Kagura.
"Kamu tak memberi makan Sadaharu?" tanya Sougo sambil mencari keberadaan Sadaharu.
"Dia tidur di kamar tamu," kata Kagura. "Bagaimana kalau kita menjadikannya kamar Sadaharu?"
"Boleh," Sougo mengangguk. "Kita pergi beli kasur untuk Sadaharu akhir pekan ini, ya."
Kagura memeluk Sougo. "Terima kasih, Darin!"
Sougo balas memeluk Kagura dan mengelus punggungnya.
"Darin," bisik Sougo. "Ke kamar, yuk. Aku pengen."

YOU ARE READING
Die Another Day
FanfictionAkhirnya, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Okita Sougo resmi menikahi Kagura. Tapi, Naraku kembali mengancam Edo.