6th Gun

302 46 30
                                    

"Yang namanya anak, pasti meniru orang tua. Jika kau yang orang tua saja begitu, apa aku salah jika aku juga begitu?"

===

Seluruh pasang mata tertuju pada sang pemimpin yang tengah membentangkan sebuah kertas. Tak terkecuali gadis yang terus menguap bosan.

"Oke, kali ini kita akan bekerja dalam beberapa kelompok." Akashi menunjuk beberapa lokasi di kertas itu.

"Beberapa?"

Akashi mengangguk. "Kali ini lawan kita berbeda dari sebelumnya. Kau tentunya tidak ingin mati tertembak begitu saja, 'kan?"

"Aku tidak ingin semuanya mati. Aku hanya ingin kau saja yang mati," ucap [Name] yang sedaritadi membisu.

"Oi, jaga perkataanmu saat berbicara dengannya!" Seorang pria menarik kerah [Name] dan menatapnya tajam.

"Kau tidak suka? Kalau begitu, aku keluar saja. Aku lebih damai jika keluar dari kelompok penjahat ini," sarkas [Name].

Akashi menyeringai melihat aksi [Name]. Langkahnya untuk memaksa [Name] bergabung rupanya sangat tepat.

"Sudahlah." Akashi menarik [Name], membuat gadis itu terduduk kembali. "Kita tak bisa membiarkannya keluar."

[Name] mendengus gusar saat Akashi melayangkan senyum padanya. Jika gadis lain yang melihat senyum itu, pasti mereka akan terlonjak senang. Tapi, tidak baginya. Baginya, senyum itu menjijikkan. Lebih mengarah pada senyum licik meremehkan, daripada senyum tulus yang lembut.

"Baiklah, akan kulanjutkan. Kalian sudah tahu berkelompok dengan siapa, 'kan?"

Semuanya mengangguk. Sementara [Name] hanya tersenyum dan berkata, "Aku belum tergabung di kelompok mana pun. Jadi, aku akan pulang sekarang."

"Bagus, pulang saja, Yuki-Onna!"

"Huh? Apa maksudmu memanggilku begitu, Om Pedo?"

Pria itu berkacak pinggang sebal, tak terima disebut pedo. Padahal kenyataannya ia kerap kali mendekati anak kecil. "Dasar anak muda, tak tahu attitude."

[Name] hanya mengangkat bahu tak peduli. "Yang namanya anak, pasti meniru orang tua. Jika kau yang orang tua saja begitu, apa aku salah jika aku juga begitu?"

Seisi markas berdecak kagum. Tak mereka sangka, [Name] berani melawan pria yang mendapat julukan Ruby's Blade.

Akashi menghela napas. Setelah melihat adu mulut itu selesai, ia menatap [Name] dan Nijimura bergantian.

"[Name] berada di kelompokku dan Nijimura."

***

[Name] membungkukkan tubuhnya dan memegang kedua lututnya. Napasnya terengah-engah, tak beraturan. "Oi, Akashi, kenapa kita harus berjalan kaki? Kau punya mobil mewah, 'kan? Pakai itu saja!"

Nijimura menepuk kepala [Name] pelan. "Olahraga."

"Jarak ini bahkan melebihi jarak lari marathon di sekolahku!"

Akashi tertawa geli. "Dasar lemah."

"Kau ini suka mengemil cabai? Pantas saja omonganmu selalu pedas," [Name] balik mengejek.

My Mafia - Akashi Seijuurou x ReaderWhere stories live. Discover now