[ BAGIAN SATU: KEHANCURAN - 5 ]

4 0 0
                                    

ARIANA berniat mengunjungi saudara sepupunya—Avazec dan Kaitona, di bagian selatan Shijkala, tepatnya di distrik Fra.

"Semua barangmu sudah siap, Ariana?" Tanya Shay.

Ariana mengangguk. "Sudah, Bu."

"Lalu bagaimana dengan Becky?" Tanya Shay.

"Aku tak mau ikut, Bu. Mereka semua membosankan," Ucap Becky, yang sedang bersantai di sofa kecil yang sudah robek sana-sini.

"Tuh, kau dengar sendiri, kan, Bu. Becky memang tidak mau, bukan aku yang tidak mengajaknya," Kata Ariana.

Shay menghela nafas pelan. "Baiklah, kalau begitu, Ariana. Jaga dirimu baik-baik. Ini, uang 100 Zevos aku berikan kepadamu, untuk perjalanan menuju rumah Avazec dan Kaitona. Pakailah uang ini dengan bijak." Kata Shay.

Ariana mengangguk.

"Becky, kau benar-benar tidak mau ikut kakakmu, hm?" Tanya Shay lagi, pada Becky.

Becky menggeleng. "Tidak, Bu. Terimakasih atas tawarannya, tapi aku tidak mau ikut."

"Baiklah, ucapkan selamat tinggal pada kakakmu," Perintah Shay.

Becky bangkit dari sofa, memeluk Ariana erat. "Aku akan merindukanmu, Ari." Kata Becky.

"Aku juga akan merindukanmu, Beck," Kata Ariana, tersenyum tipis.

Entah mengapa, ini seperti perpisahan baginya. Padahal, Ariana hanya pergi selama 3 hari.

"Bu, aku pergi dahulu. Salam untuk ayah," Pamit Ariana, pada Shay.

Mencium punggung tangannya.

"Yeah. Hati-hati, Ari. Sampaikan salamku untuk Avazec dan Kaitona serta ayah dan ibu mereka," Kata Shay.

Ariana mengangguk. "Jaga diri kalian baik-baik, aku pergi dulu."

Shay dan Becky melambaikan tangannya pada Ariana.

Ariana tersenyum, meninggalkan rumahnya.

Perjalanan dari Homey State ke distrik Fra membutuhkan waktu 4 jam dengan berjalan kaki.

Mungkin nanti kalau Ariana sudah capek, ia baru akan naik angkutan umum ke distrik Fra.

"Hai, Ariana. Kau mau kemana?" Tanya salah satu tetangganya, Mrs. Guva.

"Aku ingin pergi ke tempat sepupuku, Mrs. Guva. Mereka tinggal di distrik Fra," Jelas Ariana.

"Oh, kalau begitu hati-hati, Ariana. Ingat, genjatan senjata sudah dihentikan. Jangan sampai kau menjadi tawanan tentara Hardzikya. Kuralat, kau harus ekstra berhati-hati, kudengar mereka sangat kejam, Ariana. Apalagi kau cantik, manis, pintar, dan—aku hanya ingin kau selamat, nak. Kau mengerti kan?" Kata Mrs. Guva agak cemas.

"Sangat mengerti, Mrs. Guva. Terimakasih sudah memperingatiku," Ucap Ariana, tersenyum manis.

"Ya, sama-sama, nak." Ucap Mrs. Guva.

Ariana pun melanjutkan perjalanannya.

Di tengah perjalanan, Ariana pun berhenti sebentar untuk beristirahat.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh.

"TIARAP...!!! ATAU KALIAN SEMUA AKAN KUBUNUH...!!!" Suara para tentara terdengar memekakkan telinga.

Ariana merinding.

Ia tidak pernah melihat perang secara langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FIGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang