SATU

65.6K 2.7K 50
                                    

24 April 2018

"Ardan! Turun nak! Sarapan dulu!" Teriak Fadhila, mama Ardan.

"Iya ma!" Balas Ardan. Ia menuruni tangga satu persatu sembari membenarkan letak dasinya.

"Halo pa, ma!" Ardan menyalami kedua orang tuanya. Detik berikutnya ia mengambil duduk di samping mamanya.

"Nih, mama bikinin kamu roti bakar sama susu." Fadhila meletakkan roti bakar ke hadapan Ardan.

"Makasih ma!" Ucap Ardan seraya tersenyum.

"Dan, kamu seharusnya udah punya istri. Umur kamu udah 27 tahun loh." Ucap Fandi, ayah Ardan.

"Ya Allah pa, calon aja belum punya." Sambar Ardan.

"Mau mama cariin nggak?" Tawar mamanya.

"Nggak usah ma!" Sambar Ardan cepat.

"Kenapa nggak mau?" Tanya Fadhila.

"Pasti mama nyariin yang nggak sesuai kriteria aku. Kayak kemarin lagi, masa mama nyariin aku janda anak 3." Ardan memasang wajah cemberutnya.

"Hahaha! Kalau udah janda nggak asik. Nggak ada sensani sakit - sakitnya." Celetuk Fandi. Ia mengedipkan sebelah matanya ke arah Fadhila.

"Hush! Papa ngomong apaan sih!" Tegur Fadhila.

"Dan, papa saranin ya. Kalau kamu cari istri itu yang bisa nerima kamu apa adanya, bukan ada apanya." Ucap Fandi.

"Iya pa." Jawab Fandi

"Mama punya calon buat kamu! Mau nggak?" Tanya mamanya.

"Nggak ah ma. Mama kalau nyariin calon nggak pernah beres." Tolak Ardan.

"Tapi kali ini ceweknya cantik, Dan. Baik lagi." Tambah mamanya.

"Nggak ah ma." Tolak Ardan lagi.

"Alah, kamu sok - sokan nolak. Cari istri aja nggak bisa." Ejek papanya.

"Pokoknya kalau sampe besok kamu nggak dapet istri, kamu harus terima calon mama." Ucap mamanya.

"Lah ma! Kok gitu sih!" Ardan membeo.

"Nggak ada penolakan lagi! Pokoknya sampe besok jam 4 sore kamu nggak bisa dapet calon istri, kamu harus terima calon dari mama!" Tegas Fadhila.

"Terima aja kali Dan. Siapa tau emang cantik!" Celetuk papanya.

"Ah papa sama mama sama aja. Ardan berangkat kerja dulu!" Ardan menyalami kedua orang tuanya.

"Jangan lupa perjanjian kita!" Teriak mamanya.

~

Ardan Muhammad Ramadhan. Seorang pebisnis muda yang mewarisi perusahaan dari ayahnya. Perusahaan internasional yang bergerak di bidang teknologi itu merupakan pusat dari seluruh perusahaan teknologi di dunia. Di tambah lagi, Ardan lah yang memegang kuasa. Pasti banyak kaum hawa yang mengincarnya.

Pesonanya tak dapat terkalahkan. Semua kaum hawa pasti terpikat oleh pesonanya. Namun entah terjadi kesalahan apa pada proses pembuatan Ardan. Mungkin papa dan mamanya lupa sholat dulu, atau mungkin papanya lupa baca doa di ubun - ubun mamanya. Entahlah. Tapi Ardan berubah menjadi sosok yang menakutkan. Tatapannya tajam seperti ia ingin menghunuskan pedang pada siapapun yang ditatapnya. Tetapi ia berubah 180° saat ia bersama orang - orang berharganya. Ia menjadi sosok yang manja, lembut, hangat, dan penuh perhatian.

Ardan (END)Where stories live. Discover now