19. Informasi

1.8K 75 0
                                    

NAZELYA yang sedang berjalan disebuah mall tanpa membawa dua kecebongnya, eitss bukannya dia tidak setia kawan tapi karena harus menemani urusan ibu-ibu.

Nazelya melihat-melihat toko disekitar mall banyak yang menawarkan barang-barang yang bagus, namun Nazelya tidak tertarik sama sekali. Karena hanya bisa menghamburkan uang saja lebih baik ditabung pasti lebih bermanfaat untuk masa depan.

Namun, Ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, saya gak sengaja." ucap Nazelya.

"Iya gapapa, maaf saya buru-buru." balasnya sembari menelpon seseorang.

"Iyaiya, saya akan ke jalan merpati 3 tolong tunggu saya dok." kata orang itu.

Merpati 3? batin Nazelya bertanya.

Nazelya pun langsung menulis alamat jalan tersebut diponselnya, tapi ia merasa ada yang aneh dengan orang itu. Apa mungkin dia Sherly? Wajahnya pun sangat mirip dengan foto yang diberikan Gio.

         ####

Setelah sampai rumah Nazelya langsung masuk kedalam, ia melihat diruang tamu ada Alvaro dan Raka dan orang berseragam seperti orang suruhannya Nazelya mendekat kearahnya ternyata ada orang.

"Dari informasi yang kami dapat kalau saudara Sherly adalah anak bunsu, dan dia memiliki kakak perempuan tapi dia pergi dari rumah. Dan saat ini dia sedang berusaha mencari uang untuk pengobatan ibunya."

"Dan keluarganya saat ini tinggal di jalan Merpati 3." lanjutnya.

"Terima kasih." ucap Alvaro sambil menjabat tangan orang suruhannya.

Nazelya, Alvaro dan Raka masih melihat kertas itu sangat teliti.

"Kok alamat yang orang suruhan papa lo sama yang pake semacam alat lacak gitu beda sih?" tanya Raka bingung.

"Gak tau, mungkin kalo dari lokasinya lebih gampang dilacaknya." balas Alvaro.

Raka hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Nazelya pun langsung berjalan kearah dapur untuk mengambil minum.

"Gue tadi sempet liat orang yang mukannya mirip sama Sherly." kata Nazelya.

"Dimana?" tanya Alvaro dan Raka kompak.

"Di mall, dan alamat yang tadi mereka kasih itu persis banget sama yang dia sebut pas gue tabrak." balasnya sambil meneguk air minumnya.

"Kita kesana sekarang." kata Raka.

"Besok aja, nanti malem lo kasih tau Adel, Becca, sama Gio. Gue punya rencana."

Raka mulai bergedik ngeri. "Jangan yang macem-macem Zel, nanti bukannya nemuin Sherly malah bikin kacau lagi."

"Gampang bisa diatur itu mah."

Tak lama Raka pun pamit untuk pulang, setelah Raka pulang Nazelya beranjak dari duduknya meninggalkan Alvaro yang sedang memeriksa isi kertas tersebut.

Nazelya pun langsung membuka laptopnya untuk menyusun rencananya agar dia tidak ketahuan saat ia akan mempertemukan Gio dengan Sherly. Seperti psikopat lupakan, Nazelya mulai memainkan jari-jarinya cepat untuk mengetik beberapa strategi.

       **•**

Arfan yang sedang berkutik dengan buku-buku tebal di meja belajarnya. Parah sekali muridnya diberikan tugas sebanyak ini, kalo mereka bisa sulap pasti dalam sekejap langsung jadi.

"Arghh, kenapa gak konsen gini." gumam Arfan.

Kenapa akhir-akhir ini, Arfan tidak konsentrasi dalam belajar atau ia memikirkan soal Nazelya? Tidak mungkin apa hubungannya. I miss you so much. Tapi sudah lama dia tidak saling sapa semejak kehadiran Gio.

Baginya Gio lah orang yang sudah merenggangkan hubungannya dengan Nazelya. Bagaimana jika semua ini hanyalah salah paham semata? Pasti Nazelya akan marah besar denganya. Karena sudah berprasangka buruk apa salahnya jika ia sesekali cemburu dengan Gio.

"Abang oh abang."

Arfan hanya membalasnya dengan deheman. Kenapa juga Selena Gomez KW cerewet satu ini muncul disaat moodnya sedang kurang baik.

"Jalan keluar yuk." ajak Raisa.

Arfan menoleh kearah Raisa sekilas. "Lo kagak liat gue lagi sibuk?"

"Liat tuh... gue punya dua mata, satu hidung, dua kaki dan sama dua tangan semuanya lengkap!" kata Raisa.

"Keluar sana, ganggu gue aja." usirnya.

Raisa langsung mengercutkan bibirnya. "Huah.... aku bilangin mom sama dad kalo abang gak mau nemenin aku jalan huaahh....." Raisa berpura-pura menangis.

Arfan tidak peduli dengan omong kosongnya. Tapi, bukannya diam tangisannya malah bertambah kencang rasanya ia mau melempar adiknya itu dari balkon kamarnya.

Arfan pun menghela nafasnya. "Oke. Gue temenin lo jalan, inget cuma satu jam aja."

Raisa pun menghentikan tangisannya. "Kok bentar? Tiga jam yah pliss....."

"One hours or don't go?" sembari merapikan bukunya.

"Fine." pasrah Raisa.

          •|•|•

Hello! Welcome semoga suka sama sama bagian ceritanya.....;) Enjoooooyyyyy.







Jangan lupa vote and comment see you✨

ARFANAZ (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang