Director's Cut [Mingyu-Rose]✔

4. Falling For U

Karena chapter terakhir, ini ada 3k words :))

Happy Reading...

___________________

__Falling For U__

Aku jatuh cinta padamu, sekali lagi
Sudah terlambat bagiku untuk melarikan diri...

___________________

Mungkin ia memang sekonyol ini menjadi seorang pria. Mengenai alasan kenapa pada hari itu bertanya pada Han Bin, Min Gyu tidak bisa menjawabnya dengan lugas. Bodohnya ia, tak menyadari seorang Kim Han Bin mengulum senyum di balik secangkir kopinya. Pemikiran itu terlintas saat Han Bin bertanya untuk apa Min Gyu bertanya demikian. Mendadak otak cerdasnya menjadi linglung. Mendadak lidahnya menjadi kelu. Mendadak keringat dingin menyerangnya. Seharusnya Min Gyu berbasa-basi dulu. Sayangnya, Min Gyu tidak suka basa-basi bahkan ia tak pandai untuk melakukan hal itu.

Pada saat itu Min Gyu sudah mengantungi jawaban. Dan betapa terkejutnya ia, jika perkiraan sebulannya justru menjadi esok hari. Betapa kinerja jantung Min Gyu dua kali lebih cepat. Seharusnya, ia bisa memperkirakan dengan tepat. Seharusnya, Min Gyu sudah mengakuratkan perkiraannya. Sebelum-sebelumnya, Min Gyu sudah mencari informasi dari sanak serta kerabat dekat Rose mengenai gadis itu. Mengenai berapa lama ia berada di negeri orang, tentang waktu yang cukup untuk menempuh pendidikan. Seharusnya, Min Gyu bisa menebak dengan tepat, berhubung ia memiliki otak yang cerdas.

Karena kesalahannya itu, Min Gyu sekarang berada di sini. Menunggu kedatangan gadis itu. Pada hari yang sama saat Min Gyu mengajak Han Bin makan siang, ia memperoleh informasi bahwa hari ini Rose kembali dari perjalanannya menempuh pendidikan. Niatnya, ingin menghadiri acara kelulusan itu sebagai bentuk kejutan dari Min Gyu, justru malah sebaliknya. Min Gyu lah yang terkejut karena lusanya gadis itu sudah menginjakkan kaki kembali ke negera asalnya.

Ah, Min Gyu tidak perlu untuk menjabarkan sebab-sebab ia menjadi begini, 'kan? Min Gyu tidak perlu mendiskripsikan yang menyemai di dalam sana, 'kan? Sungguh hal itu adalah yang paling menggelikan bagi Min Gyu. Buktinya, ia tersenyum tidak jelas ketika mengingat kembali akan gadis itu. Sungguh. Jangan bertanya mengapa ia menjadi begini. Karena katanya cinta itu tidak butuh sebuah alasan, 'kan? Tunggu sebentar. Cinta? Yes, Min Gyu akhirnya terjatuh pada gadis itu.

Tentu tidak semudah itu. Banyak yang Min Gyu pikirkan sebab-sebab akhirnya ia terjatuh pada gadis itu. Namun, berujung pada kekalahannya yang tak ujung menemukan sebuah jawaban. Aneh rasanya, ketika bibit itu tumbuh, tetapi eksistensi gadis itu tak berada dalam edaran hidupnya. Justru semakin bersemi setiap Min Gyu membaca ulang puisi dan saat matanya menyelami lukisan Rose. Ah, apa memang semagis itu sebuah perasaan cinta? Apa emang sekuat itu rasa bernama cinta itu? Min Gyu tidak pernah membayangkan bilamana rasa itu mampu menjadi salah satu alasan rasa bahagia hadir.

Min Gyu tidak bisa menoleransi ketika perasaan gugup melandanya. Sudah hampir tiga tahun, ia tidak pernah bersua dengan si pemilik hatinya. Tak pernah sekalipun bertegur sapa melalui sosial media. Min Gyu benar-benar menyembunyikan eksistensinya dari gadis itu. Menurutnya, waktu-waktu yang lalu belum lah menjadi waktu yang tepat. Mungkin sekarang sudah saatnya. Biar saja, perasaan ini menjadi sebuah kotak kejutan untuk gadis itu. Dan Min Gyu tidak bisa menebak ekspresi sejenis apa yang akan ia tangkap dari Rose. Biar saja. Semuanya menjadi rahasia.

Min Gyu sudah bersiap untuk berlari--menghampiri-- ketika matanya menangkap kedatangan Rose. Namun, kakinya mendadak menjadi disfungsi saat mendapati ada sosok lain yang sedang bercengkerama dan bersenda gurau dengan Rose. Gelak tawa itu tanpa pamrih mengudara, jelas terlihat dari gestur yang diberikan oleh Rose. Barisan giginya memamerkan betapa tawa itu sangat lepas. Begitu juga dengan pria di sampingnya. Dengan setia pun mengikuti tawa Rose. Entah apa yang mereka bicarakan, entah kelakar apa yang saling mereka lontarkan. Min Gyu hanya terlihat tidak suka.