Chapter XI: Dialog & Narasi

9.2K 1.1K 191
                                    

Jujur saja ini lah hal terpenting dalam suatu cerita. Dialog & narasi yang bagus akan membuat cerita seolah mengalir tanpa kita sadari. Sulit memang, namun tentu saja saya punya beberapa tips kan?

Pertama:
Untuk menciptakan dialog yang santai dan enak dibaca, mengapa tidak coba menempatkan diri kita sebagai tokoh utama?

Kedua:
Narasi tidak harus se-detail-detailnya. Kalian tidak perlu menuliskan narasi seperti: Aku mengenakan sebuah blouse berwarna kuning pastel dengan motif buah-buahan lemon disekeliling kantongnya yang berukuran kecil 4x6cm hingga hanya muat untuk menyelipkan sebuah koin lima ratusan hasil kembalian dari warung sebelah rumahku yang selalu terlihat sepi meski terkadang pembeli cukup ramai paa siang hari karena mereka menjual es.........

Aku yakin banyak diantara kalian yang skip baca narasi diatas. Membuat bosan bukan? Dari menjelaskan blouse yang dipakai malah sampai membahas warung sebelah rumah.

Ketiga:
Dalam menuliskan dialog & narasi, jangan menggunakan istilah yang tidak sesuai dengan latar tempat cerita. Misalnya:
Karena mereka makan sepiring berdua kalian nulisin dialog, "Ciyeeee... kalian dangdut sekali!" padahal latar tempatnya di London. Di London mana tahu dangut?!

Keempat:
Jangan sampai dialog/narasi terlalu panjang dalam satu paragraf. Itu akan membuat readers terlalu malas untuk membaca. Narasi yang terlalu panjang akan membuat readers bosan karena merasa detail dalam narasi itu tidak penting.

Kelima:
Kalau ingin bercanda, cobalah untuk menjadi lucu. Mengapa? Karena kalau bercanda kalian tidak lucu, apakah readers akan merasakan hal yang sama?

Keenam:
Sebaiknya jangan menyelipkan emoticon atau sejenisnya dalam dialog maupun narasi. Misalnya: "Ampun dah lu, Jen! Lu lamanya kebangetan!" Щ(ºдºщ) kata Aisha.

Bayangkan kalau dalam satu paragraf pasti ada emoticonnya. Bisa bikin alay-- oops!

Ketujuh:
Usahakan gunakan bahasa yang baik dan benar. Mengapa? Karena jika kita berfokus pada misalnya bahasa baku, jangan sampai bercampur dengan bahasa tidak baku yang kelewat gaul karena akan mengakibatkan ke-ilfeel-an akut dari readers.

Kedelapan:
Jangan menyelipkan pesan pribadi dalam dialog/narasi.

Misalnya: *ngedeskripsiin apa yang dikenakan tokoh* trus kita nyelipin kayak beginian ~> (Baju yang di pake si **** ada di multimedia ya!)

Tolong letakkan saja itu di author's note yang biasanya diletakkan di akhir chapter.

Kesembilan:
Saran saya agar bisa mendapat inspirasi untuk dialog/narasi: nonton film.

Film biasanya menampilkan dialog langsung antar tokoh dan kita bisa mengamati gerak-geriknya kemudian kita jadikan inspirasi untuk dialog & narasi.

Kesepuluh:
Sebaiknya narasi cukup maksimal s/d 6 baris (untuk tampilan PC) dan 6-8 baris (untuk tampilan ponsel).

Well, itu yang saya ingat sampai saat ini dan kalau masih kebingungan & butuh saran, silahkan komentar.

Terima kasih telah membaca!

How To Make Your Story EnjoyableWhere stories live. Discover now