Seokjin terdiam duduk di dekat kolam renang rumahnya pada malam ini.
Hari ini Seokjin tidak jaga malam diruang rawat Namjoon karena ada kekasihnya yang menemaninya.
Tuk!
Suara cangkir beradu dengan meja kaca disamping Seokjin duduk membuat pria yang sedaritadi diam terkejut.
"Aigoo, Ayah." Keluh Seokjin saat melihat Ayahnya tersenyum lalu duduk di bangku sebelah Seokjin.
"Minum susunya dulu, Anak Ayah kenapa melamun?" Tanya Sang Ayah setelah menyesap secangkir kopi yang juga dibawanya tadi.
"Aku bingung Ayah." Jawab Seokjin sembari mengambil cangkir susunya.
"Ada apa? Sini cerita dengan Ayah." Tukas Pria paruh baya berkacamata tebal.
"Ayah, aku mendapat tawaran untuk menjadi Perawat Pribadi yang juga menjaga sampai dirumah mereka." Tukas Seokjin sembari menatap Ayahnya dengan tatapan sendu.
Sang Ayah menghela nafas pelan, lalu tersenyum.
"Kalau tidak bisa, tolak dengan baik-baik." Kata Sang Ayah.
"Tapi aku tidak enak dengan orangtua pasiennya Ayah, mereka sangat baik padaku." Ujar Seokjin dengan kepala tertunduk.
Sang Ayah tersenyum, lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan surai hitam anak pertamanya.
"Nak, jika hal itu membuatmu tidak nyaman, karena kembali teringat waktu dulu, Ayah menyarankan lebih baik kau menolaknya dengan baik-baik, Ayah tidak mau anak Ayah sedih." Tukas Sang Ayah.
Seokjin terdiam.
"Tapi , jika aku menolak, Dokter Min akan susah mendapat perawat lagi yang bisa sabar menghadapinya seperti ku yang bisa tahan hingga seminggu lebih. Bukannya aku sombong, tapi itu kata Dokter Min." Ucap Seokjin menatap Ayahnya.
"Ah iya Ayah tahu, dia sedikit temprament ya? Tapi Ayah malah jadi khawatir karena kau sempat dilukainya kan?"
"Iya juga Yah, tapi sekarang dia mulai tenang, dan mulai mendengar ucapanku." Seokjin kembali menunduk.
"Nak dengarkan Ayah." Pinta Sang Ayah, Seokjin mengikuti, dan mulai menatap sang Ayah.
"Ayah tahu kau mencintai pekerjaanmu, tapi sebagai orangtuamu, Ayah juga khawatir denganmu Nak.""Iya Ayah, aku sangat mencintai pekerjaanku karena itulah aku memilih bertahan." Tukas Seokjin sembari tersenyum menatap Ayahnya.
-●●-
Pagi yang sedikit mendung, sudah mulai memasuki musim hujan sepertinya, pria dengan seragam putih-putme yang dia rangkap dengan sweter soft pink itu menatap langit begitu dia turun dari Bus.
"Semoga saja tidak hujan, aku lupa membawa payung." Ujarnya sembari melangkahkan kakinya menuju tempatnya bekerja.
"Perawat Kim!" Suara bariton menginterupsi dari arah belakang pria bersweter soft pink ini, membuatnya memutar tubuhnya melihat kearah belakang.
"Dokter Park?" Gumam Seokjin bingung melihat Dokter muda itu sedikit berlari kecil dengan menenteng tas jinjing hitam.
"Hufh! Perawat Kim anda shift pagi?" Tanya Dokter tampan tersebut.
"Saya shift pagi, siang, sore, malam Dokter Park." Jawab Seokjin dengan senyuman.
"Ah iya Aku lupa anda perawat pribadi pasien VIP itu ya." Ujar Dokter Park dengan tawa canggung.

YOU ARE READING
Tears ( I'm Sorry I love You)
FanfictionTears ( I'm Sorry I love You ) (6 Juni 2018 - 21 April 2019) ••• "Karena setiap pertemuan akan disandingkan dengan perpisahan."