PART 7: Terjebak Hujan

197 39 135
                                    

Happy reading

jangan lupa voment

Asyilla dan Hidan terkurung hujan sudah setengah jam dan selama itu pula mereka hanya saling diam. Hidan yang sibuk dengan ponsel nya dan Asyilla sibuk memandangi tetes hujan yang jatuh ke bumi.

Keadaan halte saat ini sangat sepi, hanya ada mereka berdua disana. Suasana yang terjalin pun sangat awkward karena tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka. Hidan tidak tahan dengan suasana canggung seperti ini. Saat akan membuka mulut nya ternyata Asyilla lebih dulu memanggil nya.

"Duel," panggil Asyilla canggung.

" Hmm," ucap Hidan dan mengalihkan pandangan nya ke Asyilla.

"Gue boleh nanya gak," ucap Asyilla.

"Bentar-bentar gue tau, biasanya kalo ada cewek yang nanya kayak gitu sama gue mereka mau nembak gue, jangan-jangan lo mau nembak gue ya," ucap Hidan dengan senyum jahil menunjuk wajah Asyilla.

Asyilla membelalakkan mata nya kaget.

"Ish gr lo siapa juga yang mau nembak cowok petakilan kayak lo, amit-amit tau nggak," ucap Asyilla memberengut kesal.

Hidan tertawa terbahak.

"Ngapain lo ketawa segala, emang ada yang lucu apa? dasar sinting," ucap Asyilla menatap Hidan sinis.

"Ha... ha... ha... gue bercanda, lo mau nanya apa emang?" tanya Hidan berusaha meredam tawanya.

"Tadi di rumah lo, gue lihat foto keluarga lo yang paling gede, truss gue lihat lo dan 2 cowok kembar. Sedangkan pada foto-foto yang lain cuma ada bonyok lo ama 1 orang anak kembar tadi, kok gitu ya?" tanya Asyilla dengan wajah bingung.

Setelah mengucapkan itu Asyilla mengalihkan pandangan nya ke arah Hidan. Asyilla melihat perubahan raut wajah Hidan. Rahang cowok tersebut mengeras bahkan giginya saling bergemelatuk dan wajah nya memerah menahan emosi.

Asyilla pun merasa bersalah karna telah menanyakan topik tersebut. Mungkin ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan masalah itu.

"Hidan ma--maaf, g---gue nggak maksud------,"

"2 cowok kembar itu abang gue, yang satu lagi meninggal waktu masih kecil," sela Hidan.

"O---ohh.... okay," ucap Asyilla kikuk.

Asyilla memilih bungkam dan tidak melanjutkan pertanyaan yang bertumpuk di kepalanya. Asyilla melihat banyak ekspresi di raut wajah Hidan saat ia menanyakan itu, ada rasa kesal, kecewa, marah, sedih dan berbagai ekspresi lain nya. Tampak nya topik keluarga sangat menyakitkan untuk di bicarakan dengan Hidan.

Hidan yang merasa suasana bertambah canggung pun berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Sejak kapan lo manggil gue Hidan hah?" goda Hidan dengan menaik turun kan alis tebal nya, yang membuat Asyilla salting.

"Ng----nggak kok, a----apaan sih lo, g---gue tadi keceplosan," ucap Asyilla gugup.

"Ha... ha... ha... ngapain lo gugup," ucap Hidan semakin gencar menggoda Asyilla. Seperti nya menggoda Asyilla sangat menyenangkan.

"Nggak kok. Oh ya kok lo mau sih jadi playboy?" ucap Asyilla mengalihkan pembicaraan.

Asyilla sangat tidak suka di goda seperti tadi karena itu sangat rentan membuat pipi nya panas dan memerah.

"kok lo tau gue playboy, lo nge stalk gue ya, atau lo emang suka gue udah dari lama dan lo nge stalk bahkan ngikutin gue, ya kan?, ngaku lo," ucap Hidan dengan PD nya.

'lah nih orang pd amat sih, siapa juga yang suka ama dia,' batin Asyilla.

"jangan ke pd an deh lu, siapa yang gak tau ama lo, playboy cap tai ayam yang lagi hangat-hangat nya, semua orang juga tau bahkan hampir semua temen sekelas lo pacarin, dan yang lebih parah lagi lo berganti pacar hanya dalam waktu beberapa jam," cerocos Asyilla dengan penuh semangat yang membludak.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang