PART 23: Firasat Buruk

37 5 19
                                    

~~~I want you Stay With Me,  cause you're all I need~~~

"Hidan...," pekik Mutia girang lantas berlari kearah Hidan.

"Lo ngapain disini, Setan," bentak Hidan dengan tatapan muaknya.

Mutia melangkah mundur karena terkejut dengan bentakan Hidan.

"Mut, gue udah nahan-nahan ya biar nggak remukin badan lo didepan temen gue. Tapi lo udah terlalu jauh, sampai-sampai lo juga ke rumah gue cuman buat narik perhatian gue. Lo punya harga diri nggak sih," Itu adalah kata-kata terkasar yang pernah Hidan lontarkan kepada seorang cewekk. Coba saja Mutia seorang cowok sudah dipastikan bogeman Hidan sudah melayang ke wajah Mutia.

"Hidan jaga mulut kamu ya,"ucap Dinda--mama Hidan menarik Mutia kebelakang punggungnya.

"Suruh dia noh, jaga kelakuannya," ucap Hidan 

"Apa tujuan lo datang ke sini?" Tanya Hidan penuh selidik.

Mutia cuma diam membeku, Mutia terlampau terkejut karena perlakuan dan ucapan kasar Hidan. "Mama Mutia teman saya. Dan Mutia bakalan tinggal disini karena orang tuanya pindah sementara waktu  keluar negeri," jelas Dinda.

What the......

"Kenapa harus disini, emang dia nggak punya keluarga lain?" tanya Hidan mengacak rambutnya frustasi. Mutia bias menjadi ancaman terbesar dalam hubungannya dengan Asyilla. Dengan adanya Mutia disini akan membuat Asyilla salah paham.

"Saya yang nyuruh Mutia untuk menginap disini," Ucap Dinda derdiri tegap menantang Hidan.

"Ya udah, suruh aja dia tinggal disini. Biar saya yang pergi," Ucap Hidan kemudian melangkah keluar dari rumahnya mengabaikan teriakan dari mamanya untuk tidak pergi.

"Dasar anak kurang ajar, tidak tau diri," jangan tanyakan keadaan hati Hidan saat ini. Disetiap pertemuan mamanya selalu mengumpati dan menatap sinis Hidan. Hati anak mana yang tidak sakit mendapat perlakuan tersebut dari orang tuanya.

"Hidan, tunggu dulu," Cegat papa Hidan saat Hidan sudah sampai didepan pintu rumah.

"Apalagi pa?" Hidan menatap jengah ayahnua

"Kamu jangan pergi ya, sekali ini aja kamu nurut sama mama kamu," bujuk Mich.

"Selama ini Hidan selalu nurut. Tapi apa, mama nggak akan pernah menilai Hidan baik pa,"

"Setidaknya lakukan ini untuk papa,"

"Maaf pa, Hidan nggak bisa. Papa juga selama ini selalu diam kalau mama ngatain dan marahin Hidan. Papa nggak pernah membela Hidan, Papa cuman diam kayak orang nggak berdaya," Hidan mengeluarkan semua yang ingin ia katakan kepada papanya.

"Maafin papa. Papa punya alasan atas semua itu," Tubuh tegap itu menatap sendu Hidan. Anak yang paling dia sayang tapi tidak bisa dia lindungi sebagai mana mestinya. Mich merasa gagal menjadi seorang ayah bagi Hidan. Tapi Mich punya alasan dibalik semua kediaman dan kebisuannya selama ini. Hanya saja Mich belum berani mengatakan semua rahasia itu kepada Hidan.

"Apapun alasannya seharusnya papa nggak menutup mata atas penderitaan Hidan selama ini. Hidan pergi dulu pa, Hidan diluar nggak ngelakuin macam-macam kok, pa. kalau itu yang papa takutin. Assalamualaikum," ucap Hidan mencium tangan papanya kemudian pergi.

Mich sangat percaya kepada Hidan, Hidan bukanlah remaja yang rusak. Pria itu selalu mengawasi Hidan dari detektif yang selama ini ia sewa tanpa diketahui oleh siapa pun. Dan, ia juga tau Hidan sedang berpacaran dengan seorang gadis yang berhasil menerbitkan senyuman Hidan hanya dengan melihat ponselnya saja. Mich juga menyelidiki siapa gadis itu. Asyilla Arzachel Reynand, anak dari sahabat SMA nya. Dunia memang sesempit itu. Mich harus berterima kasih kepada Asyilla.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang