3.1 Liar

1.8K 440 69
                                    

Hari ini Laura sedang mempersiapkan baju untuk hari esok, biasanya ia akan memberengut—karena demi semesta—hanya ibunya yang pandai melipat pun memasukkan baju, ia dan ayahnya cuman menyebabkan kerusakan. Namun, hari ini berbeda; masih terpatri dengan jelas bayang-bayang Taehyung yang mengatakan sayangnya hingga menerbangkan jutaan kupu-kupu di perut Laura, pula ayah ibunya yang terlihat senang-senang saja mendengar kedekatan anak mereka—tentu dengan beberapa modifikasi kisah dari Laura. Ah gila, Laura tidak pernah percaya bahwa jatuh hati bisa begitu cepat dan cinta pertama dapat memorak-porandakan hati dengan piawai.

"Ra," panggil ibu dari bawah. "Tolong turun sebentar."

"Kenapa, ma?"

Kaki-kaki kecil Laura langsung menuruni tangga untuk memenuhi perintah ibunya. Maniknya lantas dapat menemukan sebuah kotak makan yang dipegang ibu.

"Kau tahu rumah Taehyung, tidak?" Laura mengangguk mantap. "Antarkan ini, tadi ibu masak kebanyakan; anggap saja sebagai ucapan terima kasih."

Gadis kasmaran tersebut tidak butuh waktu lama untuk mengambil jaket dan menyiapkan sepeda. Ia menaruh kotak makan tadi di keranjang sebelum mengayuh dengan semangat. Kesempatan untuk bertemu dengan Taehyung, siapa yang tidak mau?

Maniknya menemukan rumah bercat hijau satu-satunya di barisan utara. Lantas segera saja Laura menghentikan sepeda di samping undakan tangga, tidak memperkirakan ada seorang wanita separuh abad yang segera mengomel karena jalanan dipakai parkir sembarangan. Sebuah permintaan maaf singkat diberikan Laura, tapi tidak ada usaha sedikit pun untuk memindahkan sepeda—pun si wanita tua cuman bisa melangkah menjauh sembari menggerutu.

Laura cuai dan Laura telah dikutuk akan ketidaktahuan bagaimana buana bekerja.

Dua tekanan ia berikan di bel depan rumah. Lantas, sekonyong-konyong pintu tersebut mengayun terbuka dan besi karatan berbentuk angka empat belas yang tersemat di pintu jadi menggantung miring. Seorang wanita bertopi ungu muncul di hadapan pintu.

"Ya, ada apa?"

"Apakah Kim Taehyung ada di rumah?" Wanita tadi menatap langit-langit, mencoba berpikir ke manakah lelaki tersebut pergi—dan Laura mengisi kecanggungan dengan detail tambahan. "Ibu tahu 'kan? Laki-laki tinggi berambut cokelat gelap—ia juga suka mengenakan blazer padahal hawa sedang membakar."

Pupil wanita tersebut spontan menatap Laura—dengan pandang yang ganjil. "Tidak ada Kim Taehyung yang tinggal di flat-ku."

"A-apa?" Sebuah gumpalan es tak kasat mata menyekat tenggorokan Laura. "Ka-katanya ia tinggal di lantai dua, nomor dua tiga. Apakah Ibu yakin tidak ada?"

"Oh ayolah, tentu aku yakin, bagaimanapun juga aku yang mempunyai tempat ini. Yang tinggal di kamar itu adalah si tua cerewet yang sukanya mengomel,"—si pemilik hunian menunjuk nenek yang tadi memarahi Laura di ujung jalan—"pulanglah, yang kau cari tidak ada di sini." Wanita tersebut sudah hampir menutup pintu sempurna, tapi ia buka kembali demi petuah kecil. "Berhati-hatilah dengan lelaki menawan yang suka mengumbar soal cinta murah."

♣️♠️♣️

Taehyungnya berengsek kan HAHAHA, terus Laura-nya bucin gjls, tolong dimaafkan ya mereka berdua. Btw apakah ada sesuatu yang ingin kalian komentari?

XX,

merlotnoir

Oak Tree and The NeighbourhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang