#3 - Titik Temu

727 124 52
                                    

"...Tidak ada, Pak. Aku sudah mencarinya ke mana-mana!" Seungkwan merengek.

"Kau yakin? Siapa yang terakhir kali berada di dalam kelas?"

Pak Kim melempar pertanyaan pada seluruh siswa-siswinya. Masih berada di dalam kelas meski bel pertanda jam sekolah hari ini telah berakhir, berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

"Pak!" Mingyu mengacungkan tangan. "Saat kembali ke kelas untuk meletakkan pakaian olahraga, aku melihat Joshua sendirian di dalam kelas!"

Sontak pengakuan Mingyu tadi berhasil menarik perhatian semua orang. Membuat mereka turut mengarahkan mata pada Joshua. Seorang murid yang sedari tadi hanya duduk tenang, bersama buku catatan yang ada di dalam genggaman tangannya.

Ya, memang benar bahwa sepanjang pelajaran olahraga ia hanya bisa duduk di dalam kelas, karena telah mendapat cedera akibat bermain bola voli. Tapi Joshua tak merasa telah melakukan suatu kejahatan apa pun, selama sendirian di dalam sana.

Turut mengalihkan pandangan, ia melihat ke arah wali kelas. Joshua mulai mempertanyakan maksud dari pandangan mereka semua, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Menggeleng sebentar sebagai bentuk jawaban bahwa ia membantah tuduhan Mingyu, lalu kembali pada buku catatan.

Pak Kim menghela napas. Sejujurnya, ia pun yakin bahwa bukan Joshua pelakunya. Dengan sikap laki-laki mungil yang tertutup itu, rasanya mustahil jika ia berani berbuat kejahatan dan mencuri ponsel teman sekelasnya sendiri.

Melangkah perlahan mendatangi Joshua yang duduk di bagian ujung kiri tepat di samping jendela, Pak Kim selaku wali kelas berusaha untuk tidak mengintimidasi seorang anak yang menurutnya memiliki keistimewaan tersendiri dari anak lain.

"Kau sedang apa, Shua-ya?"

Mendongak untuk menatap lekat mata cokelat terang wali kelasnya, Joshua menutup buku. Memperlihatkan sampul buku kesayangannya itu.

Mengangguk setelah melihat sampul buku itu, Pak Kim menatap seluruh siswa-siswinya. "Anak-anak, kembali ke tempat duduk kalian masing-masing dan letakkan tas di atas meja!"

Samar terdengar beberapa anak mulai meracau. Mengeluh dengan ucapan itu. Protes akibat jam pulang sekolah mereka yang tertunda cukup lama, berkat kasus ini. Lagipula, selama lebih dari satu tahun berada di dalam kelas yang sama, ini pertamakalinya mereka mendapatkan kejadian hilang ponsel seperti sekarang.

Satu persatu tas mereka diperiksa, namun hasilnya nihil. Ponsel Seungkwan yang sedari tadi menangis, belum juga ditemukan.

"Seungkwan-ah, kau pulang saja dulu. Aku akan berusaha mencari di mana ponselmu berada. Para guru lain juga akan memeriksakan seluruh CCTV, kalau-kalau ada petunjuk nantinya."

⚱️hayun.⚱️

Seungkwan dan Mingyu tertawa nyaring sepanjang perjalanan pulang. Menertawakan bagaimana puasnya mereka, sudah berhasil melibatkan anak yang dianggap sok suci dalam suatu masalah.

Mengusap ujung matanya yang sedikit berair akibat terlalu banyak tertawa, Seungkwan kembali berceloteh. "Jadi misi kita tinggal memasukkan ponselku ke dalam loker Joshua? Bagaimana caranya?"

"Tenang saja, serahkan semuanya padaku!" ujar Mingyu dengan bangga. "Aku sering melihat loker Joshua tidak terkunci saat istirahat. Kita hanya perlu membuat anak itu keluar dari kelas sebentar, lalu memasukan ponselmu ke sana."

"Kau tidak melupakan keberadaan CCTV, kan, Gyu?" Tanya Seungkwan lagi, memastikan bahwa rencana ini benar-benar sempurna.

Menggeleng kuat, "tidak akan! Aku sudah sangat hafal di mana saja letak CCTV di sekolah ki-"

Hayun (✓)Onde histórias criam vida. Descubra agora