#5 - Sambutan Istimewa

647 115 62
                                    

Joshua, Dikey dan Dino menepati janji mereka untuk tinggal bersama saat memasuki bangku kuliah. Memang sedikit terlambat karena harus menunggu Dino. Namun, rencana tersebut akhirnya terealisasikan juga.

Setelah beberapa hari berkeliling komplek perumahan yang letaknya tidak jauh dari Universitas mereka, ketiganya sepakat untuk menempati salah satu rumah yang terletak di ujung blok.

Rumah itu cukup besar. Namun disewakan dengan harga yang sangat murah, entah kenapa. Karena harga murah itulah yang membuat mereka yakin hendak menyisihkan sebagian uang saku mereka masing-masing untuk membayar sewa setiap bulan dengan cara patungan.

"Aku menempati kamar di lantai dua!" pekik Dino.

"Kalau kamu, Dikey? Mau menempati kamar yang ada di mana?"

"Di bawah saja. Aku malas naik turun tangga."

Mengangguk paham, Joshua menarik kopernya perlahan. Sedikit mengangkatnya untuk meniti satu persatu anak tangga.

Beberapa kali naik turun anak tangga untuk mengangkut barang-barangnya masuk ke dalam kamar, langkah Dino terhenti begitu melihat seorang anak kecil yang berdiri di ambang pintu. Anak itu tersenyum lebar. Menampilkan jejeran gigi susunya yang sudah tersusun rapi.

Menghampiri anak itu, Dino menjongkokkan badannya. Mengusap puncak kepala anak itu dengan lembut.

"Hey, siapa namamu?" sapa Dino.

"Hayun, hyung!" jawabnya.

Anak itu nampak sangat ceria. Senyuman lebarnya layak di sebut sinar matahari saking cerahnya.

"Nama yang bagus!" ujar Dino. "Apa kau sudah lama tinggal di sekitar sini?"

Mengangguk cepat, Hayun mengarahkan jari-jari mungilnya ke salah satu rumah. Tepat berada di seberang rumah yang baru Dino, Dikey dan Joshua tempati.

"Di seberang itu rumahku, hyung! Berkunjunglah jika ada waktu. Mama dan papaku pasti senang menyambut para hyung semua!"

Dino tertawa kecil mendengarnya. Pekikan lucu seorang Hayun berhasil menyisihkan rasa lelah Dino setelah sedari tadi bekerja keras membereskan kamarnya.

"Siapa itu?"

Joshua bergabung. Turut mendatangi bocah laki-laki tampan itu, dan tentu ikut menjongkokkan badannya untuk menyapa Hayun.

"Namanya Hayun, hyung. Tinggal di rumah yang ada di seberang itu." jelas Dino. Beralih pada Hayun, "nah, Hayun, namaku Dino. Dan ini Joshua."

Mengulurkan tangan kecilnya, Hayun menyalami kedua kakak laki-laki yang ada di hadapannya. "Senang bertemu dengan kalian, hyung. Aku harap kita bisa bersenang-senang nanti!"

Hayun kembali tersenyum lebar. Lalu melihat ke arah belakang Dino dan Joshua. Ia kembali melihat laki-laki lainnya di sana.

Menunjuk ke arah belakang sana, "kalau hyung yang itu, namanya siapa?"

Secara bersamaan, Dino dan Joshua melihat ke arah yang Hayun maksudkan. Dikey baru saja keluar dari kamarnya. Mengenakan baju kaos kebesaran berwarna abu polos, dengan celana pendek sebatas lutut.

Dahi Dikey mengerut, melihat anak laki-laki itu. Tidak suka. Entah kenapa, ia memiliki perasaan lain terhadap kedatangan bocah itu. Mulai curiga.

"Oh, namanya Dikey. Lee Dikey." jelas Joshua. "Saudara kandung dari Dino."

Dino mengangguk. "Aku dan Dikey hyung adalah saudara kandung."

"Benarkah? Oh, apa hyung bisa tunggu sebentar? Aku memiliki hadiah untuk kalian!" Hayun memekik. Berlari secepat yang ia bisa. Keluar dari area rumah kediaman Joshua, Dikey dan Dino.

Hayun (✓)Where stories live. Discover now