#13 - Hitung Mundur

528 99 27
                                    

"Hyung, kau jaga!"

Sontak Dino terperanjap kaget, melihat Hayun yang sudah berada tepat di sampingnya. Juga bersembunyi di bawah ranjang, meniru apa yang dilakukan oleh ketiga hyung kesayangannya.

Dikey yang berada di tengah, antara Dino dan Joshua, langsung menarik adik bungsunya. Berusaha melepaskan Dino dari genggaman Hayun yang sudah membuka gunting rumput lebar-lebar.

Joshua keluar, mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Menyalakan lampu senter yang ada di sana. Sekuat tenaga berusaha menarik tangan Dino agar juga ikut keluar dari sana. Tanpa berperasaan Dikey menendang kuat Hayun tepat mengenai wajah polosnya.

Putra pertama keluarga Lee itu memang sangat jahil pada adiknya. Namun, jika sudah membahayakan keselamatan adiknya seperti ini, ia tidak akan segan-segan melukai siapa saja yang berani mencelakai Dino.

Srek!

Hayun menebaskan gunting rumputnya, lalu sedikit bergeser. Dino yang berhasil keluar dari kolong ranjang dengan tepat waktu, memekik histeris. Hayun sudah berani melukai kakaknya.

Dikey terpejam beberapa saat hingga akhirnya membuka mata. Berawal tak menyadari apa yang sudah terjadi, kini mulai terasa pedih tepat di lingkar perut.

Anak laki-laki yang terlihat begitu polos dan menggemaskan itu berhasil menebas perut Dikey menggunakan gunting rumput yang terbuka. Goresan di perut Dikey cukup besar, hingga mengeluarkan aliran darah yang terbilang banyak. Pakaian yang dikenakan Dikey berubah warna menjadi merah dalam sekejap.

Putra pertama Lee itu tidak peduli. Lagi-lagi ia menendang Hayun yang kembali hendak membuka gunting rumput lebar-lebar. Mencegah kejadian buruk kembali terjadi.

Mata Hayun yang semula tak ada bedanya dengan Joshua, Dikey dan Dino kini sudah berubah warna menjadi merah menyala. Nampak begitu jelas, meski lampu seisi rumah tak ada yang menyala. Hanya lampu dari ponsel genggam Joshua yang menjadi penerangan satu-satunya.

Ini masih sore. Dikey dan Dino baru pulang kuliah, lalu membereskan barang-barang mereka. Meski semua lampu dalam rumah telah dimatikan, harusnya tetap terang, kan? Kenapa rumah ini malah menjadi begitu gelap?

Joshua memutar pandangannya. Semua gorden telah tertutup rapat. Padahal ia yakin, harusnya semua gorden itu terbuka lebar untuk menyambut cahaya dari luar.

Dino menarik kakaknya untuk keluar dari sana. Membiarkan Hayun yang sedikit memundurkan posisi, karena tendangan Dikey berhasil mengenai gunting rumputnya hingga terpental ke belakang.

"Hyung, cepat!" Pekik Dino.

Joshua mengambil salah satu pakaiannya yang ada di dalam lemari. Pakaian yang sempat Hayun tebas menggunakan gunting rumput. Lalu diikatkannya, melingkar sempurna pada perut Dikey. Mencegah agar darah yang keluar tidak terlalu banyak dan putra tertua Lee itu dapat bertahan.

⚱️hayun.⚱️

Ketiganya tidak mendengar pergerakan dari luar sedikit pun.

Gudang sempit yang menjadi tempat persembunyian mereka terasa semakin mencekam. Harusnya selama berada di dalam gudang itu mereka tidak merasa takut sama sekali. Ruang sempit itu terang, karena memiliki jendela besar yang menghadap langsung di mana titik matahari mulai terbit dan menyinari dunia.

Joshua kembali mengecek kondisi luka di perut Dikey. Sangat khawatir, karena dua bersaudara Lee itu telah dititipkan padanya. Pasangan adik-kakak itu adalah tanggung jawabnya.

"Apa kau merasa pusing?" Tanya Joshua, dengan penuh rasa khawatir.

Dikey menggeleng dan senyum. Merasa senang karena hyung kesayangan menaruh rasa khawatir padanya.

Hayun (✓)Where stories live. Discover now