Hope

55 2 0
                                    


Sebuah lentera kecil tidak akan berguna pada gelapnya malam. Langkah-langkah kecil tidak akan cepat membuatmu mencapai tujuan. Aku melangkah menuju balkon menatap gelapnya langit tanpa bintang. Tidak ada pendar yang melindungi dari rintihan malam dan jerit tangis kesedihan. Bahkan ketika tubuhmu hancur dan terkoyak, tidak akan ada yang menyadari sampai cahaya matahari datang. Angin dingin menampar tubuhku yang kurus dan kering pada tiap hembusan, sebuah asap akan keluar setiap kali aku menghembuskan nafas. Wajah-wajah dingin dan menjijikan yang tidak akan segan menghajarmu akan terus melayang dari segala arah. Aku sudah cukup terbiasa, setiap teriakan seakan memutus setiap kabel di kepalaku dan membuatku kehilangan kewarasan.

Selama aku hidup sudah berapa banyak aku membuang-buang waktuku pada hal yang tidak berguna ?

Tubuhku hancur dan lelah, semua cacian yang mereka lontarkan akan terus menghajar tubuhku tanpa ampun.

Satu-satunya pertanyaanku adalah berapa lama aku dapat bertahan sampai tubuh ini hancur ?

Aku ingin menyerah pada hidup tapi sepertinya tidak ada yang mudah bahkan pada seorang yang menderita sepertiku, semua orang yang kukenal hanya akan memberikan punggung mereka. Bahkan orang terdekatmu pun akan mnegkhianatimu. Dalam hati kecil aku selalu berharap seseorang akan menolongku untuk terhindar dari penderitaan ini, seperti pahlawan yang akan mengulurkan tangannya, tapi aku tau itu hanya sebuah hal konyol yang tidak mungkin terjadi. Aku tak butuh siapapun jika ada dua orang saja yang dapat kupercaya dan dapat menjagaku. Aku tau aku cukup bodoh untuk berkhayal, tapi tidak bisakah orang bodoh ini sedikit saja bermimpi ? aku benar-benar menyedihkan dan aku sadar hal itu. Satu-satunya hal yang membuatku bertahan adalah masih banyak hal yang belum kulakukan dan aku masih ingin terus melihat mereka tumbuh sampai dunia ini hancur. Hanya untuk itulah aku hidup.

Dear KafkaWhere stories live. Discover now