1

26 6 0
                                    

     
      Sedangkan aku Ki  Agus Amri Sudiro adalah asli Palembang, Amri yang artinya pemipin dan Sudiro dalam bahasa jawa yang artinya berani, sedangkan Ki Agus adalah nama atau gelar asli Palembang. Kata KiAgus, MasAgus,Raden,Nyanyu ataupun Nyimas adalah gelar atau nama yang harus diberikan jika seseorang wanita yang bukan Palembang menikah dengan bujang Palembang asli.
Nama ini diberikan oleh ayah dan ibuku dengan harapan kelak aku dapat menjadi pemimpin yang berani. Ayahku adalah seorang Tentara Nasional Indonesia, dulu aku tinggal di Palembang  tugas mulianyalah yang mempertemukanku dengan tanah NTT, jauh dari hiruk pikuk kota, hingga hilangnya kemegahan gedung-gedung bertingkat dan juga kenyamanan rumah yang kini tak lagi kutemui. Gaji ayah yang kecil, harga makanan, barang-barang yang mahal, serta tanggung jawab orangtuaku untuk mem- besarkanku, dua adikku dan satu kakaku membuat wanita tangguh ini harus berjuang lebih. Ibuku pernah bertani, hingga dilanda kekeringan berkali-kali, lalu beliau pernah berdagang sampai akhirnya merugi karena kalah dengan pribumi, semua sudah dicobanya walau tak ada yang bisa merubah keadaan ekonomi keluargaku. Ayah aneh, beliau tau bagaimana susahnya dan besarnya tanggung jawab yang dipikul sebagai tentara tetapi ia masih mau mengabdi- kan dirinya untuk Indonesia, walaupun gajinya yang sangat tidak sesuai tetapi rasa cinta ayah akan negeri ini telah mem-buatnya rela mengorbankan apa- pun.

        Ayah telah mengajariku banyak hal, ialah yang membuat ku bertahan dengan semangatku kesekolah walaupun harus ber- jalan kaki sejauh 5 km. Ayahku hebat, jika mengingat ceritanya saat tertembak tentara Timor leste membuatku lebih semangat menggapai cita-citaku untuk membuatnya bangga. Ayahku adalah tentara yang menjaga daerah perbatasan antara Timor leste dan Indonesia, ia terbiasa berteman dengan teriknya mentari Timor juga tanahnya yang gersang serta ilalang tinggi yang tertiup angin. Sampai suatu hari kakinya tertembak Tentara Timor leste karena beliau menye- lamatkan warga Indonesia yang ketahuan mengikat sapinya di wilayah Timor leste. Begitulah Indonesia, negeri dimana diskri- minasi sering terjadi, rakyat - rakyat yang susah dinegeri sendiri, sampai tentara yang setia mengabdi tapi tak dibayar sesuai gaji. Katanya kaya akan Sumber Daya Alam, tapi abaikan rakyat diujung negeri, katanya negeri yang manusiawi, tapi tak semuanya terbukti, bisakah wajah negeri ini berubah,berkat aku si pemimpin berani anak sang ibu pertiwi yang tak kenal lelah.

                  **********

       Kini ibu bekerja dirumah tetangga sebagai tenaga pem- bantu, dalam pengolahan rumput laut, aku sering mem- bantu ibu, dan disini aku mene- mukan sisi yang berbeda dari Indonesia.

" Kau lihat kan Amri, rumput laut ini begitu melimpah jumlahnya, belum lagi mutiara yang diolah kakek Basri di seberang, ikan-ikan yang kau makan setiap pagi adalah kekayaan Indonesia. Kau patut bersyukur besar sebagai pemuda Kupang. Jika kau jadi presiden nanti, ibu ingin kau buatkan perusahaan pengolahan rumput laut ditanah NTT, agar rakyatmu lebih teratur dan hidup pun lebih terjamin."  Kata ibu.

      Benarkah yang ibu ucapkan, ikan,rumput dan mutiara memang melimpah tetapi peru-sahaan induknya milik Timor leste, berarti kita bekerja untuk Timor leste sampai mengikat sapi pun di Timor leste, lantas masihkah kita berkewarga-  negaraan Indonesia? Patut diper- tanyakan.
       Selain ayah yang memotivasi ku untuk terus semangat belajar dalam kondisi apapun adalah pak Wendi, guru Bahasa indone- sia ku kini. Tutur katanya dan budaya yang luhur membuat ia dijadikan inspirasi banyak siswa, baginya siswa adalah target utama yang harus ia bimbing karena siswa yang di didiknya sekarang adalah orang-orang yang memimpin Indonesia nanti, jadi, guru juga berpengaruh dalam menentukan nasib bangsa.

"Kalian harus mengejar cita- cita kalian sampai kalian berhasil menggapainya, apa kalian mau tanah Kupang terus begini, apa kalian mau terus makan nasi jagung ketika kemarau tiba, tentu tidak mau kan. Gantungkanlah cita-cita setinggi langit karena jika kau terjatuh kau akan terjatuh diatas awan dan diantara bintang-bintang. Jangan pernah takut gagal karena dibalik kegagalan ada banyak pelajaran yang dapat kau petik dan bisa dijadikan pengalaman untuk lebih dekat kepada kesuksesan. Ingat itu nak."  Ujar pak Wendi.

Anak Ibu PertiwiWhere stories live. Discover now