2.

8 4 0
                                    

      Pak Wendi adalah guru dari program Indonesia yang mengajar  beberapa tahun lalu, setelah selesai program tesebut pak Wendi sempat meninggalkan tanah NTT untuk kembali ke Jakarta, tapi setelah 4 bulan ia kembali lagi untuk meminang gadis di Kupang. Guru sejuta inspirasi seperti pak Wendi susah ditemui, jika semua guru sepertinya tentu aku akan lebih giat kesekolah. Pak Wendi lah yang mengajariku  bermain sasando ketika aku duduk dikelasX, hingga aku memenang- kan perlombaan bermain sasando pada perayaan 17 Agustus. Pak Wendi juga kerap bercerita padaku,tentang Indonesia,katanya jika aku sudah besar aku harus mengelilingi Indonesia agar aku tau ikan pari manta dibawah Raja Ampat, hiu dan lumba-lumba dalam derasnya ombak laut Natuna, atau keragunan agar kau dapat melihat elang, maupun burung rangkok dan singa dengan mudah. Kemudian melihat badak di Taman Nasional Ujung Kulon, tetapi jangan lupa lestarikan Komodo ditanahmu sendiri. Kami semua tak mau hanya terkekang dalam belenggu kesusahan di tanah Kupang. Kami ingin buktikan bahwa anak pedalaman pantas menjadi pejabat negeri yang dapat melakukan perubahan.

                   **********

       Pagi itu, ibu memintaku mengambil air di laut,dengan tangan yang penuh wadah aku pergi kelaut, jika air sumur mulai kering warga kampungku biasanya mengambli air laut, lalu dijemur seharian agar bisa dipakai untuk minum, mandi dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Kebiasaan seperti ini mungkin tak akan kau temui di daerah lain, air laut tersebut kami jemur untuk mengurangi kadar garamnya,setelah wadah terisi penuh aku kembali lagi kelaut untuk mengambil air lagi sampai bak di rumahku terisi penuh.

"Hey Amri" batinku bertanya, siapa yang memanggilku dipagi hari begini dan nampaknya itu suara laki-laki.

 "Hey Amri,mau ikut kakek kelaut tidak" tanya kek Basri

"Tapi,tugasku mengambil air belum selesai kek" jawabku

"Apa" tanya kakek lagi

"Ibu menyuruhku mengambil air kek" balasku

  "Apa" tanya kakek untuk yang kedua kalinya

"Ibu menyuruhku mengambil air kek" jawabku dengan suara menjerit

  "Suaramu kecil sekali nak" balas kek Basri

     Akhirnya aku mendekat mungkin indra pendengaran yang melemah karena faktor usia membuat kek Basri sulit mendengar suaraku,walau aku menjerit sekalipun,lalu aku mendekat.

"Ibu menyuruhku mengambil air kek,karena air sumur kami mulai kering"  kataku ke kakek

"Kau bisa minta izin dulu ke ibumu,apa perlu kakek yang meminta izin"  timpal kek Basri

"Baiklah kek" jawabku singkat

      Akhirnya aku kerumah untuk meminta izin kepada ibu, dan akhirnya ibu mengizinkanku, lalu ibu membawakanku bekal pempek yang ibu buat dengan semangkuk es kacang merah khas Palembang yang dilapisi gula merah diatasnya. Aku lang- sung pergi kelaut bersama kek Basri,tapi kali ini bukan untuk memanen mutiara, aku menema- ninya memancing. Karena ini masih jam 8 jadi angin darat masih berhembus, sehingga kami dapat pergi ketengah laut dengan mudah tanpa harus men- dayung. Laki-laki laut ini juga mengajariku bagaimana seorang profesional memancig.

"Kau tau kan laut kita punya banyak ikan,tapi jangan pernah sekali-kali kau turuti perilaku bejat orang diluar yang rela menggunakan bom atu alat ber- bahaya lainnya demi mendapat- kan banyak ikan lalu merusak- nya"  kata kek Basri.

                    **********

      Pukul 11 saat angin mulai berhembus ,aku dan kek Basri kembali ke darat dengan tangka-pan ikan yang lumayan banyak. Angin laut yang berhembus dari laut ke darat biasa dimanfaatkan nelayan untuk pulang melaut, walaupun berada ditengah laut sepertiku, pada siang hari kau tak akan merasa panas karena panas matahari akan diserap oleh permukaan laut yang rat, kemudian akan menguap pada malam hari. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal ditepi pantai pasti merasa panas di malam hari,permukaan air laut yang rata juga membuat angin berhembus kencang, tidak seperti daratan yang memiliki banyak pohon dan gedung sebagai penghambat laju angin.

         Jika kau jadi aku, kau dapat belajar banyak hal yang tak akan pernah kau temui di kotamu yang kau banga-bangga kan itu. Kita dapat belajar langsung dari alam,belajar menentukan hari pasang dan surutnya air laut, belajar memprediksi datangnya angin darat,belajar mengolah air laut agar bisa menjadi air siap minum, memprediksi bulan basah dan bulan kering melalui hujan agar padi-padi disawah tetap subur dan tak gagal panen serta masih banyak lagi. Alam telah mengajariku banyak hal, alam tentu bisa hidup tanpa manusia tapi manusia tak akan bisa hidup tanpa alam.

Anak Ibu PertiwiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin