Bab 1 Apes.

91.6K 1.5K 41
                                    

Tanggal berapa kalian baca cerita ini?

...

Malam ini Ali tengah asik menonton acara Hitam Putih bersama papahnya. Di rumah ia hanya bertiga dengan mamah dan papahnya, karena ia adalah anak tunggal dan tentu saja ia di sayang. Namun nyatanya tidak. Mereka justru membuatnya seperti tawanan.

Namun bukan Ali namanya jika selalu membangkang dan juga keras kepala. Di nasihati oleh orang tuanya ia tak pernah dengar, ia selalu menutup telinga malas untuk mendengarnya.

"Mamah sudah rencanain buat menjodohkan kamu sama anak temen mamah, masa kuliah dulu." ujar Dita memecahkan keheningan.

Ali menjatuhkan remote dari genggamanya, ia terkejut saat mamahnya hendak menjodohkanya dengan anak teman kuliahnya. Ia tak suka jika orang tuanya menjodohkanya, lagi pula ia juga tampan dan juga tajir pasti banyak cewe-cewe di luar sana yang masih ingin menjadi kekasihnya. Dan orang tuanya hendak ingin menjodohkanya? Ini benar-benar gila!

"Tidak! Jaman ini sudah modern, mah. Masa iya masih ada jodoh-jodohan begitu." protes Ali kesal pada orang tuanya. Ia merasa mamahnya sudah meragukan keahliannya untuk mendekati gadis-gadis cantik dan ia masih muda belum ada pikiran untuk menikah muda.

"Al, mamah yakin kamu pasti suka sama pilihan mamah," Dita berusaha membujuknya agar anaknya mau menerima perjodohan ini.

"Aku tidak yakin, mah. Udah ah! Kalo begitu aku mau ke kamar aja!" Ali beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.

"Mah, kita batalkan saja perjodohan itu, lagi pula Ali juga tidak suka," Bian berusah membujuk istrinya agar membatalkan perjodohan ini.

"Dan tak bagus juga jika kita terus memaksanya seperti itu," tambahnya.

"Tapi aku mau, mas. Udah pokoknya kamu diem aja yah?"

Sesampainya di kamar, Ali membanting pintu kamarnya. Ia benar-benar kesal dengan perlakuan mamahya yang selalu seenaknya saja pada dirinya. Dan apa itu dia bilang ingin menjodohkanya? Astaga! Dia tidak sejelek itu hingga gadis-gadis di luar sana tidak menyukainya. Ia ini adalah cowo terpopuler di sekolahnya dan pasti banyak gadis-gadis yang menyukainya.

Dari pada ia pusing dengan perjodohan ini. Ali mengambil ponselnya dan membuka aplikasi instargam, ia melihat foto Hanny sedang bermain salju. Ali hanya bisa melepas kerinduanya dengan melihat unguhan foto atau vidio milik Hanny yang berada di London, sudah hampir setahun Hanny memutuskan pergi untuk melanjutkan studynya di London. Ali yang dulu sebagai kekasihnya hanya bisa memberinya semangat dan akhirnya hubunganya pun kandas karena Hanny ingin fokus dengan pendidikanya dan membiarkan Ali untuk mencari wanita lain asal saat ia sudah kembali Ali harus memutuskan gadis itu. Ali tidak keberatan dan menerimanya, mungkin orang lain menganggapnya sebagai orang bodoh, tetapi Ali tidak bisa menolaknya karena ia sangat mencintai Hanny.

Ali menekan gambar hati dan mengomentarinya. 'so cute😍' dan ia tahu kalau komentarnya tidak akan pernah di balasnya. Ali mengeluarkan aplikasinya dan menaruh kembali ponselnya di atas nakas. Ali memejamkan ke dua matanya untuk mencoba tidur, tapi pikiranya selalu mengkhianatinya. Ia ingin mengirim pesan untuk Hanny tetapi ia selalu mengurungkan niatnya. Ali takut Hanny akan memarahinya karena mengirimnya pesan.

"Huft!" Ali menghembuskan napasnya, Ia tak bisa seperti ini terus, ia berhak untuk bahagia. Ali menyambar jaket lorengnya lalu mengambil kunci motornya.

"Kamu mau ke mana, Al. Ini sudah malam,"

"Mau cari angin," jawab Ali tanpa melihat mamahya, Dita sang mamah hanya bisa menghela napasnya pasrah dengan sikap anaknya ini.

Young Marriage (END)Where stories live. Discover now