TAK BERSUARA

20 6 12
                                    

Nb: kalau ada typo mbok ya saya diingatkan biar semangat nulis nya. Happy reading:-)

Pagi itu Tara masih diam tak seperti biasanya, membuat cewek cantik disebelah nya menghembuskan nafas pelan.

"Udah deh Tar lagian yang tau cuman Akbar doang, gue yakin dia nggak ember."

Tara sudah menceritakan kejadian kemarin kepada Karisya namun sampai saat ini Tara masih diam.

"Tapi gue takut dia bully gue Sya.." Tara menelungkupkan wajahnya diatas meja dengan melipat kedua tangannya.

Tak lama terdengar suara keributan karena gerombolan Akbar dkk yang memasuki kelas. Suara gitar Dito yang mengalun tidak jelas beradu dengan suara Irfan yang tidak ada bedanya. Jadilah musik ambrul adul yang mereka hasilkan semakin klop.

"Disini senang..Disana senang..Dimana - mana hati ku senang..."

"Eh...Dit ada bidadari cantik nih!" Ucap Irfan saat melewati bangku Karisya dan Tara.

"Kau bidadari jatuh dari surga.."

Irfan mulai menyanyikan lagu milik CJR.

"Di hadapanku Eaaa.."

Dito menyahuti dengan genjrengan gitarnya.

"Sya bidadarinya aku kenapa tuh?" Tunjuk irfan pada Tara.

Akbar yang berada di belakang Irfan juga ikut menoleh.

"Udah deh nggak usah ikut campur. Mending kalian duduk dibangku kalian!!" Usir Karisya.

Mereka bertiga pun duduk di bangku masing - masing. Karena kalau perintah Karisya dilawan bisa mati kalian. Karisya masih ditakuti di sekolah ini, bahkan mungkin diluar sekolah kalau mereka tau Karisya adalah adik Al.

"Udah lewat dia." Bisik Karisya membuat Tara mengangkat kepalanya.

***********

Sejak jam pertama masuk tadi Akbar masih memikirkan gadis cantik yang biasanya dia jahili. Akbar masih menatap ke arah meja Tara yang ada di depannya sampai jam pulang sekolah berdering keras.

"Bar kita cabut duluan ya ke markas! Lo masih kena hukuman kan?" Ucap Irfan yang sudah menggendong tas dipunggungnya dan disampingnya juga ada Dito yang sudah bersiap - siap untuk pulang.

Akbar berpikir sejenak. Dia langsung tersadar hari ini masih dalam hari hukumnya bahkan ini masih dua hari dia menjalani hukuman selama satu minggu. Apalagi kalau tidak membersihkan laboratorium fisika bersama Tara.

"Iya entar gue samperin." Jawab Akbar membuat kedua sohibnya mengangguk.

Akbar kembali menatap ke sekelilingnya yang ternyata sudah bersih tak berpenghuni. Dia juga tak menemukan Tara dibangkunya, padahal tadi ekor matanya masih menemukan Tara yang masih duduk di bangkunya. Akbar langsung keluar kelas menuju laboratorium fisika.

"Eh...lo udah di sini?" Akbar bertanya pada gadis yang dicarinya tadi.

"Iya. Nih." Tara menyerahkan sapu dengan malas.

Setelah cukup lama, mereka berdua akhirnya menyelesaikan hukumannya. Akbar yang melihat Tara bersiap untuk pulang langsung mencekal tangan Tara.

"Tunggu! Lo pulang sama gue aja."

"Apaan sih lo Bar, gue bisa pulang sendiri!" Tara melepaskan cekalan tangan Akbar.

"Lo masih marah sama gue karena tau perlakuan kakak tiri lo kemarin?"

Akbar tidak bisa menahan apa yang ingin dia ucapkan. Dia sudah menyelidiki keluarga Tara kemarin. Jangan mengira Akbar tidak bisa mengetahui biodata seseorang yang ingin dia ketahui. Itu adalah pekerjaan yang sangat mudah baginya.

BBC (Benar Banar Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang