Kumcer 6 - Definisi Bahagia Viola

126 62 29
                                    

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh sebagian siswa saat proses belajar-mengajar adalah jam istirahat atau jamkos—jam kosong alias ketika kelas free karena guru yang mengajar absen atau sakit.

Sama seperti kelas 10 IPS 4.

Biasanya, koridor lantai 2 gedung IPS akan ramai saat jam istirahat dengan aksi salah seorang siswi yang bisa dibilang cukup berani. Bulan Juli kemarin, ada kejadian Wakil OSIS yang diputuskan dengan cara sangat tidak pantas di koridor saat jam kosong. Bulan lalu, kejadian serupa terjadi, kali itu korbannya adalah Kapten Basket SMA Abimanyu.

Dan sekarang, bulan September. Kejadian seperti itu tak kunjung terjadi. Padahal, kubu cowok dan cewek akan sangat bersemangat menonton di koridor depan kelas IPS 4 di lantai 2 ketika primadona sekolah itu menginjak-injak harga diri korbannya.

Dia Rahma Viola Anjani. Siswi baru yang terbilang cukup eksis. Dia dari keluarga kalangan atas, wajahnya menawan, paras yang membuat siapapun jatuh cinta pada pandangan pertama, proporsi tubuh ideal—bisa dibilang seksi, dan bagian dada yang sangat menonjol alami. Tentu, semua hal yang ada pada diri Vio menarik perhatian kaum adam.

Sudah ada banyak korban—sebutan untuk mantan gadis itu—dipermalukan olehnya. Bahkan gadis itu tak segan menginjak-injak harga diri mantannya.

Vio. Gadis itu akan berpacaran satu bulan, lalu memutuskan pacarnya jika ia sudah bosan. Pikirnya, semua lelaki sama saja. Mencari fisik dan jelalatan matanya. Hal itu didukung oleh kondisi keluarganya yang kurang harmonis. Papa dan Mamanya jarang ada waktu untuknya. Sibuk bekerja.

Vio bahkan sempat mengira orang tuanya membenci dirinya.

Meski koleksi Louis Vuitton di lemarinya menumpuk, koleksi brand Gucci-nya menggunung, dan lain-lain yang serba mewah, Vio tetap saja seorang anak yang membutuhkan kasih sayang orang tua. Kadang, para orang tua lupa, bahwa putra-putri mereka bukan hanya membutuhkan materi, tapi cinta dan kasih sayang yang utama.

"WOI WOI! UDAH MULAI!" Teriak salah seorang siswa IPS 3, memanggil teman-temannya keluar kelas untuk menonton pertunjukan yang Vio lakoni.

Kali ini sama, tepat di depan kelasnya, IPS 4, Vio membuat pacarnya—oh calon mantan pacarnya—berlutut di hadapannya. Dia adalah Ketua Ekskul Futsal di SMA Abimanyu. Entah apa yang cowok itu pikirkan. Mungkin memang benar, cowok mata keranjang semua!

Terdengar derap langkah kaki bergemuruh berlarian ke koridor untuk mendapat posisi paling depan. Apa asiknya menonton aksi cewek memutuskan pacarnya? Ck!

Dasar generasi micin!

"Vio, gue bakal beliin lo mobil, tas mahal, jam tangan, apapun itu. Please, jangan putusin gue." Benar-benar gila cowok itu!

Vio, gadis itu berdecak. Menyilangkan tangannya di depan dada yang menonjol di balik kancing baju yang terbuka 2. Jelas, banyak para kaum adam yang mengambil kesempatan ini untuk memfoto Vio karena gadis itu benar-benar menarik.

"Vio, ayo jawab."

"Mau lo apa sih, Gun?" Kali ini, Vio yang balik bertanya. Rok di atas lututnya yang sangat ketat tak membuat gadis itu sulit bergerak. Justru Vio sangat lincah meski ia tahu Gugun, lelaki yang berlutut di hadapannya sedang mencuri-curi kesempatan memandangi bentuk tubuhnya.

"Ck! Liat tuh, cowok kayak lo sah sah aja di taro di tempat sampah. Tau? Udah sana, bosen gue sama lo. Gada apa-apanya. Minggir!"

"Vio, gue sayang sama lo!" Gugun, lelaki itu jelas tidak terima diputuskan seperti ini. Apalagi, kini mereka benar-benar menjadi tontonan siswa-siswi SMA Abimanyu.

"Minggir dong! Gue mau liat!"

"Anjir! Demi apa Kak Gugun?"

"Tu cewek belagu bat. Tapi cantik sih."

"Gila boi! Bodinya ntuh! Beeuh!"

Telinga Vio sudah kebal jika mendengar kata-kata yang keluar dari bibir teman-temannya. Rata-rata mereka menggunjingnya, untuk kubu cewek. Sedangkan cowok, mereka pasti memfoto dirinya, dan menyimpannya atau membagikannya ke kelas 12, juga kadang membencinya. Tapi tetap saja, Vio dekati sedikit sudah merangsang mereka!

"Makan tuh sayang lo. Gak perlu gue."

Vio berniat melangkah pergi tapi Gugun menahannya.

"Gue gak bisa lo giniin Viola!"

Vio tertawa keras. "Oh ya? Terus cewek cuman buat pemuas nafsu buat cowok? Mereka seenaknya aja sama cewek? Ya? Minggir lo! Lo udah bekas, mantan gue, bukan siapa-siapa gue lagi. Minggir anjing!"

Terdengar bermacam siulan dari para penonton yang setia merekam aksi Vio kali ini.

Vio lalu melangkah menjauh. Rahma Viola Anjani tertawa dalam kepuasannya. Membuat para lelaki malu dan membuat mereka menurunkan harga diri mereka di depannya, adalah pekerjaannya.

Viola tidak mungkin berhenti.

Gadis itu tahu pasti apa yang ia inginkan.

Sebut saja Viola egois. Memang benar kenyataannya seperti ini.

"VIOLA! HIDUP VIOLA!"

Viola tersenyum bangga mendengar sorakan di balik punggungnya. Meninggalkan rasa puas dan melupakan semuanya sambil mengibas rambut coklat panjangnya.

Dia, Vio, siap mencari mangsa baru.

Kamu berminat?

***

TAMAT
Kumcer 6 - Definisi Bahagia Viola

HarmoniWhere stories live. Discover now