episode 11

239 49 50
                                    

-Death Melody-
.
.
.

Suara derap langkahku bersama Ichiro dan Kamiro mewarnai pelarian kami, butuh beberapa detik hingga aku dan Ichiro bisa benar-benar mengerti apa yang Kiriyami katakan tadi.

"NAOKI MELARIKAN DIRI!"

Melarikan diri? Dalam rangka apa? Maksudku, kalian pasti tahu, bagi arwah seperti kami semua, game center gadungan itu adalah tempat paling aman di seluruh Tokyo. Apa bocah itu ingin mati untuk kedua kalinya.

"Berhenti!" perintah Kamiro, aku dan ichiro berhenti dan saling bertatapan. Wajah kami bertiga waspada.

Sekarang kami sedang berada di sebuah lorong gelap, diantara gedung-gedung tinggi di Ikebukuro.

Aku dan Ichiro mengintip sedikit, suara 'ceklik' dari senapan Ichiro dan suara deting gunblade Kamiro menusuk telingaku seketika.

"Siapkan senjatamu Hiro!" pinta Ichiro dengan berbisik, dahiku berkerut seketika. Apa yang harus katakan? Oh oke. Barangkali.

"Senjata apa?" tanyaku, Ichiro menyeringai.

"Siapkan dirimu! musuh yang kita hadapi, akan jauh lebih mengerikan dari yang kau kira."

"Siapa yang kita hadapi memangnya?"

"Sepertinya, nyonya Ratu indigo, Nashiro Yume."

Mata Ichiro menyipit melihat sosok yang sejak tadi kami perhatikan. Nashiro Yume? Kami akan bertemu lagi, aku tidak akan bercanda kalau aku bilang dia selalu mencoba membunuhku saat melihat wajahku.

Aku melihat disana Naoki yang tampak terengah-engah masih dengan boneka kucing putihnya, ia tampak seperti mengejar sesuatu.

"Yume!" panggil Naoki setelah napasnya teratur.

Aku mengalihkan pandanganku pada lawan bicara Naoki seketika, dan tepat sekali, disana ada Nashiro dengan senapan dan rambut panjangnya.

Nashiro berbalik, tampak mata sembab yang membuat wajahnya memerah. Setelah melihat Naoki, aku pikir dia akan sangat bahagia mengingat dia dan Naoki cukup dekat.

Tapi ternyata, Nashiro menampakan ekspresi yang tidak dapat aku pahami, tapi aku yakin itu adalah ekpresi ketakutan.

"Aku Naoki! Kakak ingatkan? A-aku.. aku ingin bermain bersama kakak lagi! Dengan ibu, dengan ayah!" rengek Naoki, beberapa bulir air mata sudah terlebih dahulu menjatuhi pipi putihnya. "Tolong! Keluarkan aku dari neraka ini!"

Nashiro tampak benar-benar ketakutan, tangannya bergetar hebat dan matanya berkaca-kaca.

"Kau..."

Naoki mendongak, mendengar kata dari Nashiro yang masih menggantung.

"Kau bukan Naoki!"

seruan Nashiro membuat Naoki tertegun. Aku, Ichiro, dan Kamiro masih menonton drama ini mencoba untuk tidak mengeluarkan suara apapun.

"Ap-apa maksudmu?" tanya Naoki dengan terbata-bata.

"KAU BUKAN NAOKI!"

Naoki terbungkam seketika, ia mencoba keras menahan air matanya yang aku sudah benar-benar menunggu untuk menyebur dari pelupuk matanya.

"Kalau pun kau Naoki, kau seharusnya sudah mati!" bentak Nashiro, untunglah saat ini jalanan masih sangat sepi, sehingga resiko untuk mendapat perhatian orang-orang masih sangat rendah.

"Karena itu..." Nashiro menggantung kalimatnya, tangannya bergegas membidik Naoki dengan snipernya. "Aku yang akan mengembalikanmu ke kematian!"

"TIDAK!" teriak Naoki sambil memeluk bonekanya erat, Nashiro benar-benar ketakutan. Aku bisa melihat itu dari wajahnya, dan tindakannya.

Death Melody [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang