Ada sebongkah lara yang bersembunyi dibalik punggung senyuman. Tertutup oleh guratan rasa bahagia yang sebenarnya menyayatkan sembilu pada perasaan.
Tak ada tangis, formalitas dijadikan alasan klise untuk bertahan dari perih yang mengiris.
Dengan hati yang kian menganga; dengan raga yang hancur sebab terpaan dari luka. Bibir masih saja berkata hal yang merupakan kebohongan semata:"Aku turut bahagia jika melihat kamu bahagia dengan dia—orang yang kamu cinta".
— Arief Aumar Purwanto.
KAMU SEDANG MEMBACA
SajakSesak [Arief Aumar]
Poetry#1 - Highest rank in Poetry (25-06-2018) #1 - Highest rank in Prosa (28-08-2018) #1 - Highest rank in Kutipan (13-07-2018) Tentang Kamu: Biarkan aku mengabadikan segala kisah yang dahulu pernah tertera. Biarkan aku mengindahkan kamu dalam tatanan di...