Bab 4

3.9K 440 29
                                    

Bab 4
Kehidupan Mikaela


Aku menatap kondisi rumah milik Mikaela, kecil namun semuanya tertata rapi. Ini jauh berbeda dengan kondisi rumahku yang cukup besar dengan tumpukan baju juga sampah dimana-mana. Ya, aku termasuk wanita pemalas yang bila sudah berada di rumah tidak ingin melakukan apa-apa selain menulis atau menggambar.

"Seharusnya aku menambahkan kulkas di sana" sambil menunjuk ke arah pojok dapur, "Mikaela maafkan aku membuatmu hidup sederhana sekali seperti ini, tapi semua orang menyukai cerita yang aku buat ini, gimana dong?" tambahku lagi.

Aku meregangkan otot-otot tubuh lalu berbaring di atas lantai. Sampai detik ini aku masih merasa kebingungan akan apa yang terjadi padaku. Ini mimpikah? Lalu kapan aku akan terbangun? Tunggu, apa aku tengah koma? Aish, mungkin kini tubuhku tengah berada di rumah sakit sambil dipasangkan alat-alat?

"Tidakkkk!!" pekikku ketakutan, ini tidak boleh terjadi. Aku harus kembali pulang, aku tidak bisa menjadi Mikaela meskipun ia tokoh yang aku ciptakan namun sifat kami berdua itu sangat berbeda jauh sekali.

Tiba-tiba nada dering telepon terdengar jelas saat ini, aku terhenyak dan segera mencari dimana sumber suara itu.

"Ah, ternyata Mikaela menyimpan ponselnya di dalam tas" ujarku mengambil ponsel dan segera mengangkat telpon yang dalam layarnya tertulis nama Sassy.

"Mikaela! Kamu dimana?"

"Hah? Aku di rumah, ada apa?"

"Kamu masih di rumah? Apa hari ini kamu tidak akan bekerja?"

Aku terdiam sejenak, bekerja? Apa pekerjaan yang dilakukan anak SMA?

"Tunggu, aku bekerja?"

"Ya ampun!! Kamu benar lupa ingatan? Cepatlah jangan bercanda terus. Nanti pemilik cafe itu akan marah!"

"Baiklah" jawabku dan sambungan telpon terputus.

Aku mulai mengingat kembali cerita Mikaela. Ya ampun! Benar! Aku membuat Mikaela itu bekerja paruh waktu di cafe yang pemiliknya galak sekali!! Aishh, sial kenapa aku membuatnya kesulitan seperti ini!!

Dengan segera aku berganti pakaian dan berlari keluar rumah. Aku ingat jalan menuju cafenya, karena sebelumnya pernah menggambar dengan jelas posisi cafe tempat Mikaela bekerja.

"Baiklah, setelah sadar nanti aku akan buat Mikaela mendapatkan lotre agar hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang!" ucapku terus berlari.

***

"Bagaimana bisa kamu terlambat seperti ini? Kamu bilang tidak akan mengecewakanku jika diterima disini!" bentak pemilik cafe saat aku baru saja menampakkan batang hidung.

'Astaga, menyebalkan sekali! Dia ini seperti istri pak Tama yang cerewet dan pemarah. Untuk kali ini, aku mendukung perselingkuhan pak Tama' batinku kesal.

"Hey ... hey! Aku tengah berbicara dan kamu diam saja?"

"Maafkan saya Bu, saya janji tidak akan terulang lagi" jawabku.

Dia memukul meja, "Pake dijawab lagi! Sekarang kamu bersihkan ruangan di atas! Sudah ada pelanggan yang booking dan segera datang!" perintahnya.

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang