Part 6

10.1K 381 5
                                    

"Yena, pakai sabuk pengaman." Ujar ketua mafia Cruz yang baru selesai memakai sabuk pengamannya. Yena memutar kedua bola matanya malas. Kalau saja tadi bos Cruz satu ini tidak membuka suaranya dan membelaku didepan bapak mesum prancis tadi, Yena akan membenci Cruz hingga mendarah daging! Walaupun aksimu telat mister, tapi seenggaknya bapak tadi keliatan tersinggung, good job!

Hanya saja barusan Lucas menarik tangannya kuat hingga ke parkiran mobil mewah alias VIP, kemudian menyuruhnya masuk dengan nada sangat tidak ramah. Asal kalian tahu saja, jarak dari lobby ke parkiran lumayan jauh! F*ck this heels! Yena menggerutu sambil membuka heelsnya yang sudah membuat kakinya lecet.

Yena perlahan-lahan mulai memaklumi pria kejam dan kaku satu ini. Sangat suka memberi perintah, dan tidak suka dibantah. Yena menarik sabuk pengaman itu dan memakainya. Kemudian suasana kembali hening, Yena dan Lucas tenggelam dalam pemikiran mereka masing-masing.

Yena melihat keluar jendela dengan pikiran bagaimana keadaan kakaknya. Kenapa ia tidak bisa menemukan kakaknya? Kenapa dia yang menggantikan kakaknya? Apakah Cruz membunuhnya? Atau... menyekapnya dalam satu ruangan? Yena menggelengkan kepalanya. Tidak. Bosnya sendiri yang mengatakan akan menjaga kakak dan ayah. Pasti dia akan menepati janjinya iyakan? Batin Yena was-was sambil melirik ke arah Lucas yang sedang menyetir mobilnya.

Tanpa sengaja, Lucas pun ikut melirik Yena yang menyebabkan adanya tubrukan lirikan. Pandangan mereka bertemu dan suasana kembali canggung.

"Ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Lucas dengan suara rendah yang bikin Yena merinding.

"Eh? Ehm.. enggak mister." Ujar Yena agak takut. Mending tidak usah ditanya daripada nanti malah ketua mafia kejam satu ini ngamuk, yakan.

Tiba-tiba pandangan Lucas jatuh pada jepitan rambut Yena yang sudah hampir mau lepas. Lucas sedari kecil sangat benci yang namanya kotoran dan ketidakrapian. Oleh karena itu, dengan spontan sebelah tangan Lucas meraih jepitan rambut Yena dan mencoba untuk memasangkan kembali.

Yena membulatkan matanya terkejut. Shit, gue kira dia mau tampar pipi imut gue. Batin Yena sambil memegang dadanya kaget. Yena mencoba untuk tidak bergerak selama Lucas membenarkan jepitan rambutnya.

Kok susah banget sih, si kulkas mafia ini.

"Em.. mister, aku yang benerin aja. Mister silahkan nyetir hehe" Tawar Yena yang mulai tidak enak.

"Enggak. Ini saya sudah hampir selesai." Ujar Lucas yang masih mencoba untuk membagi fokusnya pada jalanan dan rambut Yena.

Yena mengerutkan keningnya. Ini orang emang suka banget ya main jepit-jepitan. Batin Yena menghela nafasnya panjang.

"Udah aku aja. Mister nyetir gih." Ujar Yena sambil memegang jepitannya dan mengusir tangan Lucas. Tapi reaksi Lucas malah tidak sesuai dengan ekspektasi Yena. Dia tetap bersikukuh untuk membenarkan jepitannya.

"Saya sudah mau selesai. Sabar." Ujar pria itu mendominasi.

Yena memutar kedua bola matanya kesal dan kemudian menatap Lucas tajam. Tangan Yena berusaha untuk mengusir tangan kiri Lucas yang tetap membenarkan jepitannya. Yena berdecak dan kemudian ada perkelahian antara kedua tangan Yena dan tangan kiri Lucas dalam memperebutkan jepitnya.

"Kamu!" Ujar pria itu.

"Heh mister. Capek gue nungguin tangan kakek-kakek benerin jepitan gue. Mending gue sendiri aja, kenapa sih." Ujar Yena tiba-tiba meledak. Jujur hari ini adalah hari terburuk Yena. Sekarang Yena dibeli oleh ketua mafia paling kejam, dan tangan kakinya sedang lecet gara-gara ketua satu ini. Terus apa? Dia masih mau bikin gue kesel benerin jepitan 10 menitan?!

Lucas terdiam tetapi tangan kirinya mulai beraksi lagi tak mau kalah. Namun Yena juga tidak mau kalah dengan pria mendominasi satu ini. Lo kira cuma lo doang yang bisa bikin gue sengsara?! Tidak mister! Tidak ada seorang pun yang boleh membuat Yena merasa terintimidasi.

Lucas meminggirkan mobilnya dan berhenti menyetir. Ia menatap Yena dalam penuh arti. Yena berusaha mendongakkan kepalanya —siapa takut— kepada Lucas. Kemudian Lucas menghela nafas panjang dan mengambil jepitannya dengan cepat. Yena membulatkan matanya terkejut. Ada apa dengan pria satu ini? Tak normal atau gila ya?

"Saya yang akan benerin. Kamu diam saja." Ujar Pria satu itu lagi.

Yena berdecak kesal dengan pria itu. Bukan Yena namanya kalau dia tetap diam.

Kedua tangan Yena mulai mencengkram tangan kiri Lucas yang memegang jepitan itu dan ingin merebut jepitan darinya. Namun Lucas masih memiliki tangan kanan lain yang mampu melepaskan cengkraman kedua tangan Yena. Terjadilah perkelahian antara tangan-tangan kedua orang konyol ini. Kalau orang-orang melihat mereka pasti hanya bisa menggelengkan kepala dan berjalan pergi —tidak ingin melihat hal bodoh dan menggelikan— ini.

Brukk

Tiba-tiba Lucas menarik kedua tangan Yena dengan kuat ke arahnya, dan kursinya tiba-tiba terbaring 180 derajat. Sehingga Yena tertarik dan jatuh di atas dada Lucas.

Wajah kedua orang tersebut sangat dekat sehingga orang-orang yang menonton dari tadi akan berpikir bahwa mereka telah berciuman. Yena membulatkan matanya dan mengedipkannya berkali-kali. Sedangkan Lucas hanya terdiam menatap wajah Yena dengan seksama.

Yena dengan canggung mulai berdehem dan dengan secepat kilat bangkit pergi dari posisi aneh tadi. Kok gue malah deg-degan ya. Batin Yena sambil memegang dadanya yang ada gejolak aneh.

Lucas juga baru sadar dan berdehem untuk mencairkan suasana. Ia membenarkan kursinya dan segera menyalakan mobil.

"Nih. Kamu saja." Ujar pria itu sambil melempar jepitannya ke pangkuan Yena. Yena hanya melirik pria itu kesal sambil mengerucutkan bibirnya dan mulai membenarkan jepitan pada rambut cantiknya.

Nah gitu dong. Coba dari tadi yakan.

17-02-2019

The AuctionOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz