Part 17

4.9K 170 25
                                    

Yena yang tiba-tiba merasa super gugup dan perutnya yang penuh kupu-kupu berterbangan alias geli, langsung menyikut perut Lucas tanpa ampun. Karena bagaimanapun juga, Lucas tidak boleh tahu masalah perasaan Yena yang sangat fenomenal dan aneh ini. Apalagi wajah Yena yang sangat memerah bagai kepiting rebus diberi pewarna.

"Kamu..!" Ringis Lucas kesakitan sambil memegang perut sixpack hasil gym bertahun-tahun kesayangannya itu. Namun Yena segera bangkit berdiri dan berlari menuju pintu kemudian ia tiba-tiba berhenti.

"Mis.. mister jangan lupa udah janji sama a..aku!" Ujar Yena gugup dan baru sadar bahwa ia tidak tahu apa yang telah ia katakan. Yena hanya bisa memukul dahinya yang bodoh sambil keluar kamar.

Lucas hanya menatap kepergian Yena yang sangat tidak biasa itu. Kenapa dia? Batin Lucas mengerutkan dahinya bingung serta masih saja menahan kesakitan pada area korban penyikutan.

Lucas dengan pelan beranjak dari tempat tidurnya dan segera ke kamar mandi untuk bersiap-siap demi gadis satu itu. Inilah pertama kalinya Lucas diperintah oleh seorang gadis dan bahkan pertama kalinya Lucas dengan segera menuruti perintahnya.

****

Yena yang duduk di sofa luar sambil memencet remote tv memancarkan aura bete. Kenapa manusia purba satu itu tiba-tiba meluk gue? Kenapa juga jantung gue tiba-tiba aneh gini? KENAPA MUKA GUE MERAH? Batin Yena kesel sendiri. Ia mengembungkan pipinya gemes sama dirinya tadi. Aduh memalukan banget. Celetuk Yena sampai memukul dahi kepalanya sendiri.

Awas aja kalau sampai manusia purba satu itu macem-macem. Gue keluarkan jurus dewa ala thanos biarin hangus. Gerutu Yena sendiri sambil menyalahkan dan merutuki Lucas tiada henti.

"Ayo. Ngapain masih duduk?" Ujar Lucas tiba-tiba baru keluar dari kamarnya dengan setelan jas yang rapi dan membuatnya terlihat tampan. Sialan.

Yena yang membulatkan matanya karena melihat betapa tampannya si manusia purba satu itu langsung memalingkan mukanya malu. Takut ketahuan salah tingkah dan wajahnya yang tiba-tiba memerah. Yena pun kewalahan.

"Yaudah ayo keluar." Ujar Yena jutek tiba-tiba. Fiuh. Yena bernafas lega dalam hatinya karena telah berhasil mengontrol ekspresi wajahnya agar tidak keliatan seperti orang idiot yang salah tingkah mulu.

****

"Apa nama toko alat makeup kamu?" Tanya Lucas yang sedang menyetir tiba-tiba menyerang batin Yena. Mata Yena tiba-tiba membesar karena ia bingung harus menjawab apa.

"Emm..." ujar Yena gugup. Lucas memicingkan matanya melihat gelagat gugup Yena.

"Kenapa?" Tanya Lucas.

"Aku lupa?" Ujar Yena yang agak sedikit ambigu karena ia menjawab namun seperti bertanya juga.

"Lupa?" Ujar Lucas sambil menaikkan salah satu alisnya menatap Yena dengan ujung matanya. Cewek manapun yang melihat tatapan Lucas itu pasti akan melebur menjadi cairan, meleleh seperti eskrim, dan ujungnya menghilang bagai kapur barus. Yena menahan nafasnya sedetik karena ia merasa jantungnya barusan melompat, bukan berdetak.

Yena berusaha mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil. Kepada mobil-mobil yang ada disebelah, baliho yang ada di samping, dan bapak yang jualan tissue di pinggir jalan. Tidak. TENANGLAH JANTUNGKU! Ujar Yena sambil menutup matanya mencoba untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Yena?" Panggil Lucas karena merasa tidak mendapat jawaban dari Yena. Yena yang merasa jantungnya sudah kembali lumayan normal pun akhirnya berbalik arah menatap Lucas. Namun aksinya digagalkan oleh tatapan khawatir Lucas yang sangat mematikan itu. Jantung Yena melompat triple kill. Sepersekian detik Yena memutar kepalanya lagi 180 derajat ke kiri. Yena kembali melihat awan di langit, tiang listrik di samping, dan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

"Yena kamu kenapa?" Tanya Lucas lagi. NAMUN, KALI INI YENA TERKEJUT DAN MEMBULATKAN MATANYA SELEBAR BOLA PINGPONG. Tangan Lucas tiba-tiba menyerang dahi Yena yang tidak siap. Dan jantung Yena tidak lagi melompat. Namun sudah respawn berkali-kali, dan ujungnya tidak terselamatkan.

Yena yang masih terdiam bagai orang bodoh hanya bisa berdoa semoga mall Kelapa Gadingnya sudah terlihat dan ia sudah bisa keluar dari situasi yang sangat tidak berpihak kepadanya saat ini.

Lucas yang masih super bingung sama manusia berjenis perempuan disebelahnya ini pun berinisiatif untuk memberhentikan mobilnya di pinggir tol. Yena yang baru sadar akan aksi Lucas memberhentikan mobilnya pun akhirnya kembali ke alam sadar dan bersuara.

"Eh? Kenapa berhenti?" Ujar Yena secara refleks.

Lucas pun menarik rem tangannya dan membuka sabuk pengamannya. Secara otomatis, Jantung Yena kembali berdetak cepat karena Lucas menghadap Yena dengan matanya yang menatap Yena tajam seperti ingin penjelasan.

"Ke..kenapa mister?" Tanya Yena gugup yang mulai merasa terpojok, dan kenapa mobil itu terasa jadi sempit banget? Batin Yena ingin menangis.

Lucas tiba-tiba memajukan kepalanya ke arah wajah Yena yang masih sepenuhnya belum siap. Bahkan Yena tidak mempunyai waktu untuk bereaksi, namun jidat Lucas sudah bersentuhan dengan jidat Yena. Yena hanya bisa mematung dan nafasnya tercekat. Pikirannya kosong dan matanya memandang lurus. Karena kalau orang melihat dari luar, orang tersebut akan mengira Lucas menyium Yena.

Suasana tiba-tiba menjadi tegang dan jantung Yena semakin berdegup kencang. Nafas mereka berdua semakin terdengar dan semakin berat. Hanya tinggal satu gerakan saja bibir Yena sudah berhasil bersentuhan dengan bibir Lucas.

"Kamu agak panas. Apa kita pulang aja?" Ujar Lucas tiba-tiba membuyarkan halusinasi haram Yena. Namun diri Yena yang sudah dijerat oleh halusinasinya sendiri berinisiatif untuk menahan wajah Lucas dengan kedua tangannya dan mendorong bibir Lucas dengan bibirnya sendiri.

Lucas yang sempat terkejut pun langsung membalas ciuman Yena tanpa berpikir panjang lagi.

*****

Hai gais! Maap yaa author lamaa updatenya. WKWKWK. But thankyou buat yang udah setia nungguin 🥺. Tenang, author janji akan selesaiin cerita ini!😤

Yena : Jangan kemana-mana ya! Gue sama si om mafia tetap akan lanjut HEHEHE 👧🏻

Lopyu gais 🥰

******

26/03/2020

The AuctionWhere stories live. Discover now