Epilog

33.4K 1.9K 166
                                    

Rumah megah dihiasi bunga mawar putih serta dekorasi sederhana serba putih, terlihat begitu khidmat tatkala Angkasa mengucapkan ijab qobul pernikahannya. Tak banyak orang yang menghadiri acara sakral tersebut, hanya orang-orang tertentu dari kalangan prajurit yang datang. Pernikahan itu tetap menjadi rahasia meski Starla telah resmi berhenti menjadi Agen. Hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga identitas Angaksa sebagai agen dan menghindari ancaman berbahaya dari pihak yang merasa dirugikan.

Setelah kata Sah diucapkan oleh seorang penghulu, maka sorak tepuk tangan langsung terdengar menggema. Berbarengan dengan itu, sang pengantin wanita digiring keluar oleh beberapa anggota Abjad.

Angkasa terpana melihat istrinya memakai kebaya merah yang terlihat kontras di kulit putihnya. Wajah Starla baru kali ini dirias secara maksimal, terlihat berbeda dan sangat cantik.

"Cieeee Pak Angkasa ngeliatinnya sampe gitu banget," goda Tania dari tempatnya duduk.

Angkasa langsung berdeham sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia menjadi bahan tertawaan semua orang gara-gara mulut remes Tania tersebut.

Starla duduk di samping Angkasa, dia tersenyum pada cowok itu. Sesaat mereka bertatapan, merasa bahagia karena akhirnya sudah sah menjadi suami istri.

Prosesi sederhana dari pernikahan telah terlaksana. Acara selanjutnya diiringi dengan makan bersama. Sesederhana itu? Ya... Tapi Starla dan Angkasa terlihat sangat bahagia.

Tujuan dari pernikahan bukanlah pesta mewah, tapi penyatuan. Saat dua orang yang saling mencintai akhirnya dipersatukan dalam ikatan suci tersebut, rasanya sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan sebuah kesempurnaan.

"Kamu cantik banget," puji Angaksa begitu mereka memiliki waktu untuk berdua.

"Aku lebih suka pakek seragam agen ketimbang kebaya sempit ini," bisik Starla.

Angkasa tertawa. "Tapi aku lebih suka liat kamu kayak gini," balasnya.

"Aku nggak mungkin pakek ini di rumah kan?" Starla memicingkan matanya.

"Kalo di rumah, nggak usah pakek apa-apa," goda Angkasa dan langsung mendapatkan cubitan keras di pinggangnya.

"Duuhhh, senengnya ngeliat kalian kayak gini," suara Limar terdengar, membuat Starla dan Angkasa menoleh bersama-sama.

Limar bersama Rei bergandengan tangan. Cowok itu satu-satunya yang diundang berasal dari luar RIA.

"Selamat ya Bro," ucap Rei sambil memeluk ala cowok ke Angkasa.

"Thanks," balas Angkasa menepuk pundak Rei.

"Starla selamat," Rei menyalami Starla dan dibalas dengan ucapan terima kasih.

"Kenapa jadi kalian yang duluan sih. Padahal gue sama Rei yang lebih dulu punya rencana mau menikah," keluh Limar.

Starla dan Angkasa tertawa.

"Makanya buruan ngundurin diri kayak Starla," bisik Rei.

"Iyaaa," Limar tersipu malu.

"K, selamat ya... Sumpah demi apapun gue bahagia banget," Limar memeluk Starla dengan erat. Tadi dia sudah sempat mengucapkan hal itu saat berada di ruang ganti Starla, tapi rasanya mengucapkannya hanya sekali belum lah cukup.

"Sekarang gue bukan K lagi," Starla memperingatkan.

Limar menggigit lidahnya. "Kebiasaan," ujarnya sambil terkekeh geli.

"Kak Starlaaaaaa," para pasukan Abjad langsung berhamburan memberikan ucapan selamat pada Starla dan Angkasa. Tak lupa mereka juga mengeluh sedih karena keputusan Starla berhenti menjadi agen.

Partner in Crime (KOMPLIT)Where stories live. Discover now