1; Kerinduan Ustadz Malik

54.1K 1K 91
                                    




Matahari pagi sudah menyingsing ke tempatnya untuk menghangatkan suasana dataran tinggi malang, yang dimana sekarang para santri sedang melakukan bersih-bersih pagi di area pesantren di kota itu. Beberapa yang dari mereka masih mengenakan sarung yang sama untuk digunakan mereka tidur tadi, sekarang sedang menyapu lantai dan membersihkan area ruangan asrama tersebut.

Di suasana yang sangat dingin seperti ini, santri lainnya kebagian jatah untuk mempersiapkan sarapan serta teh hangat yang akan diminum oleh santri-santri lainnya. Dan sebagian lainnya menyebar ke seluruh penjuru pesantren sekedar untuk membersihkan halaman serta saluran air yang tersumbat oleh guguran daun-daun yang sedari malam berguguran lantaran dinginnya udara di malang ini.

Di ujung sebuah ruangan asrama ini berdiri seorang lelaki yang tegap dan jangkung berkulit agak gelap, para santri disini memanggil dia Ustadz Arifin. Dia adalah pengurus asrama Ibnu Sina, asrama para santri putra junior tinggal di selama nyantren disini. Beda asrama, beda juga pengawasnya. Ada Ustadz Malik yang bertugas sebagai pengurus asrama Al-Falah, ada Ustadz Gofur yang bertugas sebagai sebagai pengurus asrama Al-Kautsar.

Bentuk bangunan asrama ini berbentuk seperti huruf U, dimana Al-Falah dan Al-Kautsar saling berhadap-hadapan. Bangunan di asrama ini tidak menyatu sepenuhnya, namun dihubungkan dengan sebuah jalan yang diberikan atap diatasnya yang membuat para santri maupun Ustadz dapat berjalan dengan nyaman jika hendak pergi ke gedung satu menuju gedung lainnya.

Para Ustadz ini memiliki kepribadian serta talenta mereka masing-masing, Arifin memiliki keterampilan dalam memainkan gitar dan bernyanyi, Malik memiliki keterampilan dalam melukis serta membuat berbagai karya seni lainnya dan Gofur memiliki kemampuan dalam berolahraga. Tak heran, diantara pengurus asrama lainnya, Gofur memiliki badan yang luar biasa menawan. Dengan dada yang besar serta perut sixpack yang selalu ditutupinya dengan pakaian longgar yang sering dikenakan oleh Ustadz, membuat siapapun di dalam asrama tersebut tidak mengetahui bentuk asli tubuhnya.

Namun, diantara mereka bertiga, Malik merupakan ustadz yang paling tampan yang pernah menjadi pengurus asrama Al-Falah. Dengan kulit yang terang, alis mata yang lebat serta senyum yang menawan membuat dirinya menjadi idola bagi kaum hawa dan juga santriwati yang diajar olehnya. Tak jarang dirinya mendapat surat cinta yang entah pengirimnya siapa di meja kerjanya, yang akhirnya dia selalu bakar setelah membacanya.

Sedangkan Arifin merupakan yang paling bijak, sabar dan juga telaten dalam mengurus santri. Tak heran mengapa dia ditunjuk sebagai pengurus asrama untuk santri junior, sebab biasanya, para santri yang belum pernah mengenal dunia pesantren akan sering membuat ulah serta berbagai kesalahan yang membuat pengurus pesantren serta Ustadz ataupun Kyai lainnya menjadi sakit kepala. Untunglah ada Arifin yang selalu dapat menyelesaikan masalah yang selalu berkaitan dengan para santri junior tersebut.

"Assalamualaikum Akhi" ucap Malik menghampiri Arifin.

"Waalaikumsalam, eh ada ente rupanya disini" balas Arifin kepada salam Malik tersebut. Wajah mereka masih tampak seperti wajah bantal yang baru bangun tidur, serta rambut mereka juga masih acak-acakan serta masih terlihat semwraut.

"Sedang mengawas sampeyan?" tanya Malik kemudian.

"Iya, anak-anak baru ini kalau tidak diawasi tidak akan kerja mereka. Namun, Alhamdullilah sudah ada kemajuan dibandingkan hari pertama-lah" balas Arifin.

"Huhh, untung saja aku kebagian jatah santri tahun kedua, jadi aku tidak perlu pusing sepertimu mengurusi santri baru seperti ini" ucap Malik.

"Akhi harus bersyukur. Bagaimanapun bentukan santrinya, mereka tetaplah murid kita yang harus kita arahkan dan kita bimbing ke jalan Allah" balas Arifin dengan senyum tegas yang mengembang di bibirnya.

GURU NGAJI ANTO [ON GOING]Where stories live. Discover now