7; Tergoda oleh Aji

20.3K 511 21
                                    

Memang benar apa yang dikatakan oleh pepatah, jangan hanya menilai buku dari sampulnya. Coba baca sedikit dalamnya dan memahami apa isinya, mungkin saja buku yang tampaknya tidak berharga menjadi lebih bernilai dan bermakna dari buku yang sangat indah tampilannya. Tak sedikit buku diluar sana memiliki makna yang sangat dalam walau hanya dengan tampilan muka yang tidak mengesankan, dan membuat kita enggan untuk membaca pada awalnya.

Begitu juga dengan kehidupan pesantren. Anto kira, kehidupannya akan menjadi stagnan, kelabu dan dipenuhi dengan orang-orang terbelakang yang mana mereka akan menjauhi orang-orang asing seperti dirinya. Namun yang dia rasakan justru sebaliknya. Kehidupan yang dirasakan olehnya, sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih dinamis dan menyenangkan.

Teman kamarnya yang awalnya sangat acuh kepada dirinya berubah menjadi rekan sepermainan yang menyenangkan. Sama-sama dari tempat jauh membuat hubungan mereka sangat rekat dan mudah untuk tersambung satu sama lain. Dan hal ini tak lepas dari peran Aji di dalamnya, orang yang pertama kali melelehkan batu es yang menghalangi Anto dengan rekan sekamarnya.

"Perhatian, rekan-rekan semuanya" gema suara Anto ketika semua anak sudah berkumpul di dalam kamar sehabis makan siang. Gema suara itu membuat semua kerusuhan yang terjadi menjadi hening seketika, dan membuat semua mata tertuju kepada Aji yang kala itu menggemakan suara dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Terima kasih atas perhatian rekan semua. Kali ini saya akan menyampaikan beberapa hal, terkait dengan ruangan kamar asrama kita ini. Yang pertama, Alhamdullilah kita mendapat apresiasi yang tinggi dari ustadz Arifin mengenai kebersihan dan kerapian kamar kita. Beliau menyampaikan hal tersebut kepada saya tadi ketika hendak mandi, beliau mengatakan bahwa ruangan kita ini patut dijadikan sebagai contoh oleh santri lain yang tinggal berdampingan dengan kita. Dan oleh sebab itu, sudah layaknya kita mempertahankan prestasi kita dalam menjaga kebersihan dan kerapian kamar kita" ucap Aji.

Ucapan Aji tersebut kemudian disambut oleh sorak-sorai para penghuni kamar, termasuk Anto yang pada saat itu sedang duduk di kasurnya. Aji lantas tersenyum mendengar sorak-sorai tersebut dan kemudian dia memberikan instruksi untuk mengheningkan kegaduhan yang ada,"Kemudian, yang kedua. Sebagai rekan sekamar, alangkah baiknya jika kita mengenal satu sama lain dengan baik untuk memperat tali silaturahmi yang ada diantara kita. Maka, oleh sebab itu, saya mengajak Anto untuk memperkenalkan dirinya kepada rekan-rekan semua" ucap Aji sambil menatap ke arah Anto.

Anto terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Aji akan dengan tiba-tiba menyuruh dia untuk memperkenalkan diri seperti itu dihadapan rekan-rekan sekamarnya. Diapun lantas gugup, dan dengan salah tingkah dia coba untuk berdiri di samping kasurnya mencoba untuk membuka suara dan memperkenalkan dirinya di hadapan semua orang.

"Assalamualaikum semuanya, selamat siang" ucap Anto gugup.

"Waalaikumsalam, siang" seru semua anak dengan serentak. Anto melihat beberapa diantara mereka tersenyum kearahnya dan membuat dia menjadi lebih tenang untuk memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan. Nama saya Ananda Tauriqh, tapi biasa dipanggil Anto. Saya berasal dari Jakarta, lahir dan besar disana. Di kesempatan ini saya ingin mengucapkan minta maaf, lantaran kemarin saya membentak atau kasar kepada beberapa diantara rekan semua yang berusaha untuk mengingatkan saya. Namun, tak ada niat untuk sengaja melakukan hal tersebut. Hanya saja, saya terlalu lelah di sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju kota ini. Sekali lagi, saya minta maaf dan berharap untuk dimaklumi" ucap Anto dengan lugas sambil menatap ke semuanya dengan tatapan yang sendu.

Seseorang diantara mereka kemudian mendekat kearah Anto, orang tersebut kemudian mengelus punggung Anto dan berkata,"Hei, tidak apa-apa. Kami memaafkan kau kok. Wajar jika kau marah, karena kebetulan kau juga pasti sedang capek sehabis perjalanan yang panjang tanpa henti seperti itu. Dan ngomong-ngomong, perkenalkan, namaku Fajar" ucap anak itu kepada Anto sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

GURU NGAJI ANTO [ON GOING]Where stories live. Discover now