8; Sebuah Malam

29.3K 754 119
                                    

Terkadang, Anto tidak dapat mengerti dengan perilaku para lelaki 'normal' ketika mereka menghabiskan waktu bersama atau melakukan hal-hal yang dianggapnya sangat tidak normal dilakukan oleh sesama pria normal. Entah mungkin karena dia yang jarang melakukan hal itu atau mungkin karena dia bernafsu dengan mereka yang melakukan hal itu, tapi tampaknya hal itu membuat Anto menjadi tidak nyaman.

Misalnya saja hari ini, ketika dia hendak bersiap-siap untuk pengajian. Oleh karena tidak adanya kamar mandi yang tersedia, dia dipaksa untuk mandi bersama dengan Aji. Karena Aji khawatir bahwa Anto akan terlambat untuk datang ke pengajian dan kemudian dihukum karenanya. Aji lantas menarik Anto dan 'menelanjanginya' tanpa membuatnya berkutik.

Anto juga disajikan dengan pemandangan yang 'indah' di depan matanya selama dia mandi bersama Aji tadi. Lonceng Aji bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakan tubuhnya ketika mereka mandi tadi. Dan hal yang seperti ini membuat fokus Anto terpecah ketika mandi tadi dan membuat batangnya mengeras seketika.

Dan tampaknya, Aji tak berhenti disitu untuk menggodanya. Dia lantas menunjukkan batangnya yang setengah keras itu persis di mukanya dan membuat dia menelan ludahnya banyak-banyak. Batang besar dan berurat itu tampak sangat menggoda baginya dan ingin sekali dilahap olehnya pada saat itu juga. Aji yang sepertinya sudah tidak tau malu lantas menyuruh Anto untuk menggosok punggungnya yang berotot itu.

Dengan perlahan, Anto kemudian menggosok tubuh Aji yang bagus tersebut dengan penuh hati. Tangannya dimainkan di punggung Aji yang bidang, dari atas hingga ke pangkal pinggangnya. Sesekali tangannya juga dimainkan dengan gerakan mengurut di punggung Aji. Aji tampaknya biasa saja dengan perlakuan Anto tersebut, bahkan dia juga meminta Anto menggosok dadanya itu.

Anto yang terkejut ingin tak ingin menggosok dada Aji yang juga nampak bidang itu. Dia sudah tidak peduli lagi dengan kelaminnya yang sekarang ini sudah menegang keras dilihat oleh Aji. Yang dia inginkan sekarang hanyalah menggosok tubuh lelaki yang sudah membuat libidonya naik sampai setinggi ini. Dan dengan pelan dan berenergi, Anto mulai menggosok dada Aji.

Gosokan itu dimulai dari kedua bahu Aji yang lebar. Anto menggosok sembari mengurut tubuh Aji dan kemudian turun ke dada Aji. Di dada Aji, Anto sengaja untuk meremas dada Aji dengan putting berwarna merah muda itu. Remasan tangannya semakin difokuskan di putting Aji dan membuat lelaki itu menggigit bibirnya.  Melihat Aji menggigit bibirnya membuat Anto ingin sekali mengulum bibirnya itu.

Gosokan itu kemudian turun ke perut Aji yang berbentuk kotak-kotak. Dengan pelan Anto menggosok setiap lengkungan perut Aji tersebut. Bulu-bulu halus di perut Aji juga tidak lupa untuk digosok pelan oleh Anto. Aji sepertinya menikmati apa yang dilakukan olehnya dan tampak menutup matanya kala dia menggosok perut tersebut.

Anto yang sudah bernafsu itu kemudian menurunkan gosokannya kearah selangkangan Aji. Dengan perlahan dia mencoba turun dan melihat reaksi Aji, dan tampaknya Aji diam saja dan berusaha untuk tetap menikmati. Dan kemudian, Anto kemudian berhasil memegang kelamin Aji yang setengah berdiri itu. Dengan perlahan, dia mulai menggosok kelamin Aji itu dan berusaha untuk mengocoknya.

"Plak" tepukan sebuah tangan kemudian menghampiri tangan Anto dan membuat dia terkaget-kaget.

"Jangan nakal. Yang itu biar aku saja ngurusinya. Sekarang kau cepat mandi sana, nanti kita betul-betul telat" ucap Aji sambil menatap Anto dengan tenang.

Sungguh sial, rutuk Anto.

Dan bisa-bisanya Aji menggantungkan keinginan Anto untuk melahap kelamin itu seutuhnya. Namun, dibalik itu, Anto juga merasa sedih. Sebab, tak mungkin seorang gay akan tahan akan godaan seperti yang dilakukan olehnya ini. Dan hal ini membuktikan bahwa Aji sepenuhnya 'normal' dan tak mungkin ada celah baginya untuk melakukan hal yang lebih jauh selain sentuhan dan juga hisapan yang mungkin akan dilakukannya.

GURU NGAJI ANTO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang