My Bad Prince | Chap 29 - Liam Virus

19K 1.2K 72
                                    

"Sialan! Dasar Liam menyebalkan! God damn it! I hate you!" Entah ini sudah umpatan keberapa kalinya yang Cassey keluarkan atas perkataan Liam yang mampu membuat Cassey mengingat kejadian ini seumur hidupnya.

Tadi sesaat setelah Liam mengatakan jika Cassey memakai celana yang robek di bagian bokong, Cassey langsung bergegas meninggalkan ruangan Liam dengan kedua tangan yang ia gunakan untuk menutupi bokongnya.

Awalnya Cassey sangat senang menyadari orang-orang yang ada di perusahaan tersebut tidak terlalu menghiraukan gerak-geriknya yang pasti sangat aneh. Berjalan dengan kedua tangan menutupi bokong? Hell, that is the dumbest thing that Cassey have ever done.

Terlebih lagi ketika Cassey sudah hampir menginjakkan kakinya di pintu keluar, terdengar suara Liam yang menggema di sepanjang ruangan karena pria itu mengaktifkan speaker yang ada di setiap sudut ruangan. "Cassey! Aku hanya bercanda ketika mengatakan jika CELANAMU ROBEK DIBAGIAN BOKONG jadi kau tidak perlu menutupi bokongmu dengan kedua tangan seperti itu. Kemarilah ... aku ingin bicara denganmu," ucap Liam saat itu.

Tanpa sadar Cassey menggepalkan kedua tangan dengan sangat erat. Rasanya dia bisa merasakan detak jantungnya yang berpacu dengan sangat kencang. Cassey memutuskan untuk tidak memedulikan ucapan Liam. Namun, perkataan Liam selanjutnya membuat Cassey benar-benar murka, apalagi ketika ia mendengar semua orang menertawai dirinya. "Btw, aku juga ingin bilang, kau saat ini lebih terlihat seperti orang yang sedang menutupi bokongmu karena kau secara tidak sengaja BAB di celana."

Cassey mengurungkan niatnya untuk mengabaikan Liam. Tipe orang seperti Liam tidak bisa didiamkan, dia harus diberi pelajaran sesekali.

Cassey masuk kedalam ruangan Liam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Hei, akhirnya kau dat--"

Bugh!

"Dasar keparat!" umpat Cassey tepat di hadapan Liam.

"Argh! Dasar wanita barbar!" umpat Liam sembari merintih karena Cassey baru saja mendaratkan bogem mentahnya tepat di hidung Liam. Bahkan kini, Liam dapat menyadari jika kini hidungnya sudah mengeluarkan darah segar.

"Oh astaga! Hidungmu berdarah, Liam!" ucap Cassey seketika panik.

Liam mendongakkan kepalanya untuk menghadap Cassey. Holly shit! Dia memucat! batin Liam.

Liam segera menghapus darah yang mengalir dari hidungnya menggunakan sapu tangan yang memang selalu tersedia di sakunya. "Liam, maafkan aku," ucap Cassey dengan bersungguh-sungguh.

Liam ingin sekali marah, tapi ... dia tidak bisa memungkiri ketika melihat wajah Cassey yang memucat serta nada bicaranya yang terdengar panik, Liam jadi luluh sendiri. Namun, jangan sebut namanya Liam jika dia tidak bisa memanfaatkan situasi. Liam ingin mengerjai Cassey dengan memanfaatkan kepanikan wanita itu.

"Kau memang sudah seharusnya meminta maaf, Cassey."

"Aku tidak sengaja. Lagi pula, itu juga salahmu!" tuduh Cassey.

"Salahku? Aduh! Hidungku sepertinya patah!" rintih Liam sambil menutupi hidungnya dengan sapu tangannya tadi.

"Apa? Patah? Yang benar saja?!"

"It hurts, Cassey!"

Matilah aku .... batin Cassey.

"Apa yang harus kulakukan? Ayo kita ke rumah sakit! Tapi kau yang bayar, ya?" ajak Cassey.

"Aku yang bayar? Yang benar saja? Kau yang sudah membuat hidungku jadi seperti ini, seharusnya kaulah yang bayar!"

"Forget it! Sini ... biar aku yang obati."

"Memangnya kau bisa?"

"Tunggu saja di sini. Aku akan mengambilkan air dingin dan alat kompres."

Sesaat setelah Cassey keluar, Liam terkekeh geli. Sejujurnya hidungnya tidak terlalu sakit. Lagi pula Liam sudah biasa menghadapi hal semacam itu karena memang waktu sekolah Liam, James dan teman-temannya yang lain suka sekali berbuat onar. Jadi berkelahi dan mendapati luka di hidung atau bagian lain di tubuhnya merupakan hal yang biasa bagi Liam.

Liam kembali memasang ekspresi kesakitan ketika mendengar seseorang sedang membuka pintu ruangan kerjanya. Yang masuk adalah Cassey, dia membawa wadah yang berisikan air dingin dan juga handuk kecil.

Cassey meletakan wadah tersebut di atas meja kerja Liam, lalu ketika Cassey sedang sibuk memeras handuk kecil yang akan digunakannya untuk mengompres Liam, Liam berkata, "Kepala pusing. Tolong bawa aku ke kamar."

Cassey menghela napasnya ketika mendengar ucapan Liam. Lalu dengan berat hati akhirnya dia membopong tubuh Liam masuk ke dalam kamar, lalu dia membantu Liam berbaring di atas kasur. Setelah itu dia kembali lagi ke ruangan kerja Liam untuk mengambil perlengkapan kompres.

"Aw aw, pelan-pelan, Cassey!" rintih Liam ketika Cassey menekan luka di hidung Liam dengan begitu teganya.

"Ini juga sudah pelan, kalau tidak pelan itu begini ...."

"Arghhh!!! Sial! Apa kau berniat membuat lukaku semakin memburuk?"

Cassey menggelengkan kepala sembari mengendikkan bahu. "Habisnya kau ini cerewet sekali! Ini sudah selesai. Aku mau pulang, bye!"

Liam menahan lengan Cassey, sedangkan Cassey berusaha melepas tangan Liam, tapi sayangnya pria itu terlalu kuat. "Siapa yang menyuruhmu pulang?"

Cassey mengerutkan kening. "Tidak ada."

"Tapi aku mau pulang! Aku alergi jika harus berlama-lama denganmu! Lepaskan!" sambung Cassey sambil berusaha melepaskan tangan Liam.

Liam memposisikan dirinya jadi duduk. "Kau alergi denganku?"

Cassey menganggukkan kepala. "Kau itu bagaikan virus dalam hidupku!"

Liam mengangguk sambil tersenyum. "Oh begitu, ya?"

"Kalau begitu, aku ada kabar baik untukmu," ucap Liam. Akhirnya dia melepaskan genggaman tangannya.

"Apa?"

"Kau harus merawatku sampai hidung ini sembuh total!"

"Eh?"

"Kau harus bersama denganku, selalu di sampingku sampai hidungku sembuh total. Kau mengerti?"

"Jika kau berpikir aku akan menyetujui ucapanmu, kubur jauh-jauh pikiranmu itu karena AKU TIDAK AKAN MAU!" teriak Cassey. Ia berbalik meninggalkan Liam.

"Jika kau tidak mau, aku akan melaporkan kasus ini ke polisi dengan tuduhan penganiayaan. Kau tahu, 'kan, di ruanganku ada CCTV? Aku akan menjadikan itu barang bukti," teriak Liam.

"F**k you, Liam!!!" erang Cassey.

___

TO BE CONTINUED

Jangan lupa juga follow instagram : itsviy_

Terima kasih.

With love,

Itsviy (08.08.2018)

Tanggal di publish ulang : 12.04.2020  

MY BAD PRINCEOnde histórias criam vida. Descubra agora