Bab 17 : Sendiri dalam sepi

3.7K 215 0
                                    

Dalam ruangan pengap dan berdebu sosok Reza tengah asik meniupkan kepulan-kepulan asap dari dalam mulutnya. Ia terlihat sangat menikmati setiap isapan rokok batangan yang terjepit di antara kedua jari telunjuk dan tengahnya tersebut.

Sendirian Reza berada di gudang belakang sekolah untuk menghindari pelajaran selanjutnya yang terasa sama bosannya dengan pelajaran yang lain, apalagi mood nya sedang tidak bagus untuk saat ini. Ia pergi ke gudang untuk merokok pun tak ada yang tahu, termasuk Eki dan Galang.

Pikiran dari Reza saat ini masih sama dengan yang sebelum-sebelumnya, bukan tentang rentetat permasalahan yang tengah ia hadapi, melainkan tentang Zahraa si bocah kecil yang belakangan ini kerap kali hinggap di pikirannya. Ditambah perbuatan baiknya yang tak pandang bulu terhadap dirinya yang berandalan ini membuat ia tambah yakin bahwa ada maksud dari apa yang gadis itu lakukan.

Reza yang semula muak jika harus selalu berpapasan atau bertemu dengan Zahraa tiba-tiba berubah. Kini, setiap kali dirinya berada dekat dengan Zahraa perasaan aneh selalu menggelitiki dadanya. Bukan hanya itu. Sikap dari Zahraa yang sekarang tak lagi terlihat seperti orang takut ketika berhadapan dengan Reza pun mulai tak terlihat, entah maksud dari semua ini menyangkut soal isi hati di antara Reza dan Zahraa? Tak ada yang tahu.

Reza mengisap rokoknya lebih dalam lagi, lalu ia menghembuskannya dengan kasar ke udara. Ketenangan semacam ini memang layak untuknya, berharap segala permasalahan yang menyangkut hati dan jati dirinya bisa memudar selayaknya asap.

,*****

Bell pergantian jam pelajaran baru saja berbunyi, para guru-guru yang selesai dengan tugasnya di beberapa kelas tertentu tengah mempersiapkan diri untuk mengisi jadwal lagi di kelas sebelah.

Begitupula dengan Chia dan Dimas yang baru saja kembali dari perpustakaan karena diminta oleh guru yang bersangkutan mengambil buku paket sebagai pegangan belajar siswa. Keduanya berjalan beriringan dengan langkah yang sengaja diperlambat, mereka terlihat tengah asik bercengkrama satu sama lain.

Tak lama mereka melewati tempat di mana Reza dan Adit sempat berkelahi beberapa waktu yang lalu. Membuat Dimas teringat akan sosok Reza yang tak lain adalah kakak kandung dari cewek yang ada di sebelahnya itu.

"Ummm ... Chi, kabar abang lo sekarang ini gimana?" tanya Dimas dengan sedikit ragu.

Chia yang mendapati pertanyaan tersebut langsung menoleh ke sumber suara, ia sempat menatap sosok lawan bicaranya itu agak lama, setelahnya ia pun memberi jawaban. "Udah mulai mendingan, sih. Cuman yang bikin gue ngerasa aneh sama sifatnya yang mendadak berubah aja," ujar Chia.

"Berubah gimana?" tanya Dimas lagi, menanggapi ucapan Chia barusan.

"Yaa, aneh aja ... jadi lebih sering diam orangnya belakangan ini. Tadi malam pas lagi makan malam juga, dia lagi ngelamun gitu." Chia menjawab dengan nada resah sambil sesekali menghela napas. Jujur ia sebenarnya merasa agak asing dengan tingkah Reza yang biasanya membuat onar dan mencari keributan lalu tiba-tiba jadi pendiam seperti ice boy tersebut.

"Mungkin suasana hatinya lagi gak bagus aja, Chi. Apalagi kan dia habis kena masalah tempo hari," ucap Dimas, mencoba untuk berpikir positif terhadap Reza.

Chia pun hanya mengangguk pelan, kini ia tak tahu lagi harus bersikap seperti apa pada Reza yang kian hari semakin aneh. Jujur ini adalah masalah yang benar-benar pelik, sama rumitnya seperti mencari jalan keluar pada sebuah labirin.

Bersambung....

,*****

Besok lagi ya gengs, doain aku selalu sehat dan semangat buat menyelesaikan projek yang satu ini,^^

Kritik dan saran sangat terbuka untuk siapa saja, pokoknya asalkan membangun pasti kuterima kok :v

Klik vote dan komen juga ya,^^

Salam literasi, matapelangi, umahhh

Assalamualaikum

Sabda Cinta Zahraa [END]Where stories live. Discover now