Bab 30 : Sadarnya Reza

4.9K 206 3
                                    

Semua orang yang ada masih menanti kesadaran Reza dengan perasaan cemas yang tak kunjung berhenti. Reza pun masih terbaring di atas ranjang rumah sakit, mata lebamnya masih terpejam dengan rapat, selang-selang infus sudah menusuk ke badannya, entah kapan Reza akan kembali sadar.

Chia menelpon Papah nya dengan isakkan tangis yang tak kunjung berhenti untuk meminta agar ia cepat datang ke rumah sakit. Kecemasannya sebagai seorang adik sangatlah besar terhadap Reza, sebab ia takut kalau harus kehilangan satu anggota keluarga lagi seperti mendiang Mamah nya dulu.

Eki dan Galang yang baru saja diobati langsung menghampiri Chia yang kini masih menanggis. Mereka mencoba memberi tahukan bahwa orang yang sudah membuat Reza tak sadarkan diri---Adit, sudah ditahan oleh pihak kepolisian.

"Chi." Eki menyentuh pundak Chia yang semula tengah menanggis membelakanginya hingga ia berputar menghadap ke arah Eki.

"Gue cuman mau ngasih tau ke elo kalau orang yang udah bikin Reza kayak gitu si Adit," kata Eki to the point  pada Chia.

Chia sontak terkejut, tangannya yang bergetar hebat mencoba untuk membekap mulutnya sendiri. "K-k-kenapa bisa?" ucap Chia dengan isak tangis di akhir kalimatnya, membuat Eki maupun Galang jadi merasa tidak enak.

Chia pun langsung berdiri di samping ranjang Reza dan menatap nanar ke arah kakaknya itu. Dimas, Zahraa, juga kedua teman Reza hanya bisa terdiam tanpa berani berkutik. Chia pun mengusap wajah lebam Reza dengan halus dan pelan, tak rela jika Reza harus berakhir naas seperti ini.

"Terus sekarang ini Adit gimana? Udah dapat ganjaran yang seharusnya?" tanya Chia masih dengan pandangan memperhatikan ke arah Reza.

"Ah... dia, udah di amankan oleh pihak berwajib, Chi. Lo tenang aja, kita udah kasih dia pelajaran yang seharusnya," ujar Eki dengan santainya, mencoba meyakinkan Chia.

Chia pun hanya mengangguk pelan tanda bahwa ia mengerti, kini ia tak banyak bicara.

Tiba-tiba pintu ruangan rawat inap milik Reza terbuka dan menampakkan sosok Adrian yang datang dengan tergesa-gesa, wajahnya menunjukkan kepanikan yang sangat jelas. Semua orang yang ada pun menatap ke arahnya dengan refleks.

"Gimana keadaan Reza sekarang?" Adrian bertanya pada semua orang yang ada sambil mengamati wajah Reza.

"Masih belum sadar om," jawab Galang setelah ia menyadari bahwa yang lain nampak enggan berbicara.

"Maaf, om. Ini semua pasti nggak akan terjadi kalau kita nggak ngajak Reza makan di luar," ucap Dimas dengan nada sesal.

Adrian hanya terdiam, pikirannya berkecamuk saat ini. "Bukan kalian yang salah. Tapi para keparat yang sudah bikin anak saya terkapar tak sadarkan diri itu yang salah," ujar Adrian. Yang lain pun hanya bisa tersenyum kecut tanpa bisa kembali berkutik.

Lama mereka semua saling terdiam sambil menjaga Reza. Perlahan kelopak mata Reza bergerak-gerak, membuat semua orang yang ada jadi terkesiap untuk menanti hasilnya.

Pelan-pelan manik mata Reza mulai terlihat, pandangannya yang sayup-sayup menatap satu per satu semua orang yang ada sambil meringis menahan sakit pada tubuh dan wajahnya.

"Mendingan kamu istirahat dulu, jangan banyak gerak." Adrian mencoba untuk membaringkan putranya lagi saat Reza mencoba untuk bangun.

Reza pun hanya menurut karena tubuhnya yang masih lemah belum kuat untuk di ajak berkompromi. Yang lain memandangnya dengan tatapan bersalah, seakan mereka lah penyebab dari semua kekacauan ini. Reza pun merasa heran dengan apa yang mereka lakukan.

"Za, gue minta maaf. Seandainya gue nggak bikin rencana kayak gini pasti lo nggak akan kena keroyok sama si Adit. Dan lo pastinya bakal tetap aman di rumah." Dimas meminta maaf lagi.

"Iya Za. Gue juga minta maaf karena gue juga ikut bikin rencana makan di luar," kata Chia turut ikut meminta maaf.

Eki, Galang, dan Zahraa hanya bisa saling diam karena mereka sama sekali tak tahu menahu akan hal apapun. Mereka hanya ikut-ikutan.

"Udah gausah dipikirin," ucap Reza masih sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Semua orang yang ada pun merasa lega selain karena Reza sudah kembali sadar, tapi juga dimaafkan.

"Sekarang ini mendingan kamu istirahat dulu, nak. Biar papah panggilkan dokter yang ada buat ngurus kamu," kata Adrian dari samping ranjang Reza dan menyuruhnya agar istirahat dulu. Reza yang memang merasa sangat kesakitab itu pun menurut.

Kini kelima remaja itu pun meninggalkan ruangan Reza untuk memberikannya waktu istirahat.

Bersambung....

,*****

Nggak nyangka tinggal Epilog dan cerita ini tamat. Pokoknya updatean selanjutnya dipastikan part terakhir :) so tetap dukung cerita ini yaps^^

Assalamualaikum,^^

Sabda Cinta Zahraa [END]Where stories live. Discover now