GERALISA-9

1.1K 68 2
                                    

Happy reading😘

Budayakan Vote sebelum membaca!!

"Mengapa rindu menyapa saat sendiri dan sepi?"

☁☁☁

Setelah puas berkeliling wahana yang ada difestival. Lisa akhirnya menyerah dan memutuskan untuk istirahat sejenak. Sedangkan Adit, ia berpamitan membeli munum untuk anak manisnya itu.

Sebenarnya, Lisa sudah menawarkan diri untuk membeli air. Tapi Adit menolak, alasannya si takut Lisa kesasar, Lisa kan ceroboh. Alhasil, Lisa menunggu disini.

Lisa yang merasa mulai bosan akhirnya memutuskan untuk mencari Adit, ayahnya. Dia berjalan diantara kerumunan orang-orang, mulai dari yang tua hingga anak kecil sedang menikmati suasana malam ini.

Lisa terus menoleh kekiri dan kekanan mencari sang ayah. Tapi hasilnya nihil, ayahnya tak kunjung terlihat batang hidungnya. Lisa sudah lelah, tempat tadipun ia lupa. Seharusnya dia tadi tidak pergi mencari sang ayah, seharusnya dia tetap disana. Lisa ingin menangis rasanya.

Lisa terus berjalan menyusuri jalan yang ada didepannya. Tapi hasilnya dia tetap ada ditempat yang tadi dia lalui. Lisa benar-benar bingung.

Orang-orang yang berkeliling disekitarnyapun sudah mulai sepi. Kenapa dia tidak menelpon ayahnya? Alasannya, ponselnya tertinggal dimobil yang ada diparkiran. Lisa memang ceroboh.

"Papa dimana... " lirihnya sembari terus berjalan melewati kumpulan anak-anak berjaket Army.

Saat dia akan melintas melewati anak remaja itu, salah satu diantara mereka bersiul menggoda. Lisa semakin gemeteran.

"Sendiri aja?" salah satu diantara mereka bertanya menggoda.

Lisa hanya memandang sekilas dan mencoba melangkah lagi. Tetapi baru baru dua langkah kakinya berjalan tangan nya sudah dicekal dengan anak remaja yang bertanya tadi.

"Kenapa buru-buru sih? Sini dulu lah sama kita-kita" pemuda itu tersenyum miring. Lisa benar-benar takut. Dia mencoba meronta-ronta tetapi percuma, pemuda itu lebih besar tenaganya.

"Lepasin!!" pinta Lisa.

Remaja itu menggeleng. Sedangkan teman-temannya mulai bersiul menggoda.

"LEPASIN GUE BILANG!!" bentak Lisa.

"Wihhh, galak amat!" remaja itu menarik paksa Lisa menuju kerumunan teman-temannya.

Lisa meronta dan menahan agar tidak bergerak, tapi hasilnya nihil. Lisa benar-benar takut, Lisa berharap ada yang menolongnya disini.

"Kayanya anak Rajawali deh Pan!" seru salah satu teman yang menarik Lisa paksa.

Remaja yang bernama Panji memandang tak percaya, "Masa sih. Kok gue ngga pernah liat!"

"Anak baru kali. Soalnya dulu gue liat dia keluar dari gerbang SMA Rajawali!" jelasnya lagi.

Lisa memandang pemuda itu, tidak asing. Pemuda itukan yang dulu menatap Lisa terus menerus, Lisa benar-benar takut sekarang.

Lisa mulai meronta-ronta lagi, tetapi cengkraman Panji semakin kuat. Sampai-sampai membuat Lisa meringis sakit.

"Lepasin gue!!!" Lisa mulai berteriak tidak jelas.

"Ayolah. Gue ngga apa-apain lo kok. Cuma seneng-seneng aja!"

Lisa menggeleng, "Ngga mau, gue ngga mau. TOLONGG!!" Lisa meninggikan oktaf suaranya.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang