GERALISA-33

527 22 1
                                    


Jangan lupa pencet 🌟 sebelum baca.
Happy reading 🖤

"Ada rasa yang tidak mampu diungkapkan dengan kata,"

☁️☁️☁️

Setelah menghadiri pemakaman Agung. Gerald bergegas pulang kerumahnya. Sedih memang ditinggalkan orang yang selama ini selalu berada didekatnya.

Gerald masuk kedalam rumah yang terasa sangat sepi, sunyi. Sama seperti hatinya saat ini.

Langkah kaki Gerald menaiki anak tangga satu persatu sampai dirinya dihadapkan pintu besar dimana kamarnya berada.

Dengan tangan yang lelah, Gerald membuka kenop pintu kamarnya itu.

Disana sudah ada Bara yang duduk ditepi tempat tidurnya. Tidak memandang Gerald, namun hanya memandang lantai marmer dibawahnya.

"Kenapa Bar?" Tanya Gerald melangkah mendekati kembarannya itu.

Bara yang sedari tadi menunduk mendongakkan matanya menoleh, "Gue yang ikut mama, lo disini aja sama bokap,"

Gerald tersentak kaget, "Kenapa tiba-tiba?" Tanyanya sembari duduk disamping Bara.

"Ngga tiba-tiba. Emang ini keputusan gue dari dulu,"

"Jangan bohong Bar! Kenapa?" Tanya Gerald hampir menaikan nada bicaranya.

Bara menghela napas gusar,"Itu pilihan gue Ge,"

Gerald menatap sedih kembarannya itu. Jujur saja dia tidak mau ditinggal lagi oleh seseorang, hidupnya bisa hancur kalau seperti ini.

"Bar," mohon Gerald namun tidak dipedulikan oleh Bara.

Bara bangkit dari duduknya meninggalkan Gerald. Gerald yang melihat itu kembali menitihkan air mata.

Kenapa semua yang berada didekatnya selalu pergi? Pertama Lena, Agung dan sekarang adalah hal terberat yang tidak ingin Gerald biarkan pergi. Kembarannya Bara.

"Gue bener-bener benci sama Lo kalau lo bener pergi Bara!" Teriak Gerald.

Bara berbalik menatap Gerald yang juga menatapnya kosong, "Gue juga benci kalau lo larang gue pergi," kemudian menutup pintu kamar Gerald dan pergi dari tempat itu.


☁️☁️☁️

Sudah beberapa hari Bara benar-benar pergi meninggalkan Gerald. Dan sudah berhari-hari pula Gerald tidak pulang kerumah.

Saat ini Gerald tidak merasa sedih lagi saat sudah kumpul bersama Athenbar. Semua kekurangan yang Gerald alami selama ini terasa dilengkapi oleh teman-temannya di Athenbar.

"Ge!" Sapa Agam yang sedang mengunyah kacang.

Gerald menoleh menatapnya sekilas dan beralih kembali keponsel pintarnya.

Agam berdecak saat Gerald tidak memperdulikannya, "CK, mau belajar jadi Kevano itu bocah," tunjuknya kepada Haykal, Brian dan Aland.

"Udahlah biarin. Anak perawan kalau lagi pms ya gitu," ujar Aland membuat Gerald mendelik.

Gerald menaruh handphone nya diatas nakas dan berjalan mendekati mereka yang sedang gibah.

GERALISAWhere stories live. Discover now