BAB 6

14.7K 1.8K 50
                                    

"Selamat datang di Soma TV, pak Aydan." Tasya benar-benar gugup berhadapan dengan pria itu. Dengan memasang senyum selebar mungkin, ia mengantar Aydan beserta dua orang lainnya, Tantri dan Felix menuju meeting room di lantai lima.

"Nggak perlu panggil pak." Aydan menoleh pada Tasya saat keempatnya berada di dalam lift, "Kamu bukan anak buah saya."

"K-alau gitu, mas Aydan?"

Aydan tersenyum sekilas, "Better."

Holy moly! Suaranya aja bikin meleleh, merdu banget! Ekspresinya apalagi, duh bakal betah kerja gue kalau lihat yang bening kaya gini terus. Tasya mulai berfangirling sendiri.

Tanpa sepengetahuan Tasya, Felix yang semenjak tadi memerhatikan tingkahnya langsung tertawa pelan, "Fans lo nambah satu lagi tuh." bisiknya di telinga Aydan, yang membuat Tantri ikut terkikik.

Sesampainya di ruang meeting, Aydan akhirnya bertemu muka dengan produser, sutradara, dan kreatif dari The Chosen One.

"Gue langsung aja ya." Sarah tak membuang waktu berbasa-basi. Setelah membicarakan garis besar program mereka dan kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak, ia meminta stafnya untuk segera menyalakan laptop dan LCD projector, "Kami sudah menyiapkan VT* dari 30 kontestan yang berpartisipasi di TCO. Mau ditonton sekarang, Dan? Mungkin di awal ada yang cocok sama kriteria lo."

(*Video Tape)

Aydan mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja. Sejujurnya ia tak peduli. Namun dalam keadaan seperti ini, ia tak dapat seenaknya menolak niat baik mereka. "Boleh."

Dibanding dirinya, Felix terlihat jauh lebih antusias. Pria berwajah oriental itu hampir tak melepaskan pandangan dari screen saat video kontestan pertama diputar. 

"Nama saya Anastasia Widuri Barata, 25 tahun, aktif sebagai host di salah satu TV swasta."  wanita bertubuh kurus dengan kulit kuning langsat dan rambut ikal seleher tersenyum ceria di layar, "Aku sering ngikutin berita tentang kak Aydan di majalah, sudah cakep pintar lagi! Nggak nyangka sekarang bisa ketemu beneran lewat acara ini, jodoh kali, ya?"

"Widiiih, kakak katanya," goda Felix yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Aydan, "Boleh juga tuh, bubbly type, wajahnya mirip-mirip Chika Jessica nggak, sih?"

"Iya, pak. Mirip!" timpal Tantri yang duduk di sisi kiri Aydan.

Di saat PA dan sahabatnya asyik mengomentari para peserta, Aydan malah menunjukkan ekspresi bosan. Ia masih tak dapat membayangkan harus terikat dengan acara ini selama enam bulan penuh dan dituntut memilih satu wanita sebagai pendampingnya.

"Nama gue Jena, 26 tahun, promotor konser. Jujur gue ikut acara ini cuma karena dipaksa sama nyokap, katanya sudah waktunya gue mikirin buat married. Padahal gue masih fine-fine aja sendirian. Hmm? Aydan Dirgantara? Siapa tuh, nggak kenal."

"Cantik tapi cuek banget." Tantri sedikit memajukan tubuhnya agar bisa bicara dengan Felix yang berada di samping kanan Aydan, "Tipe juteknya kaya Cara Delevingne."

Felix mengangguk-angguk setuju, "Nggak nyangka ternyata masih ada orang yang nggak kenal sama Aydan Dirgantara. Tuh cewek hidup di gua apa, ya?"

"Lo berdua bisa diam nggak?" Aydan menggeram pelan. Kepalanya semakin pusing mendengar celotehan mereka. Ia harus menahan diri untuk tetap duduk di sana selama kurang lebih 4 jam demi melihat semua VT para kontestan hingga selesai. Wajah para wanita itu hanya lewat begitu saja di otaknya. Mereka semua memang cantik, menarik, memiliki karier yang sukses pula, tapi entahlah, Aydan sama sekali tak merasa terkesan. Mungkinkah ia akan lebih tertarik pada mereka saat bertatap muka langsung?

"Ok, ini VT kontestan terakhir." ucapan Sarah langsung membawa angin segar bagi Aydan. Ia menegakkan punggung, sudah bersiap keluar dari tempat itu sesegera mungkin.

"Nama saya Rayne Madaharsa."

"Wow, gorgeous nih, Dan. Anggun gitu kelihatannya." Felix bersiul pendek, lalu melihat ke arah Tantri, "Kalau dibandingin artis mirip siapa, Tan?"

Tantri menelengkan kepala ke satu sisi, berpikir keras, "Amanda Seyfried? Sama-sama mungil juga."

"Selain sibuk kerja, apa Anda punya hobi?"

"Nonton sinetron." Aydan tanpa sadar tersenyum saat mendengar jawaban Rayne. Senyum pertamanya sejak ia memasuki ruang meeting.

"Seriusan tuh sukanya Justin Bieber?" Felix geleng-geleng kepala, tampak sangat kecewa dengan hasil wawancara Rayne, "Memang benar yang bikin pepatah don't judge a book by its cover... tampilan luarnya sih bolehlah, tapi ternyata dalamnya alay gila."

"Dibanding kontestan lain, dia terlalu biasa and not stand out at all," imbuh Tantri, "yang model gini pasti bakal dieliminasi duluan."

***

A/N: Finally, chapter berikutnya Aydan dan Rayne bertemu utk pertama kalinya :)

The Supernumerary Project (TERBIT)Where stories live. Discover now