Part 11

16.4K 1K 43
                                    

Happy Reading.
..

"Kak Zaky.... " Hana berteriak.

Zaky yang tengah menyuci pakaian lari tergopoh-gopoh dari dalam kamar mandi, mendengar teriakan dari Hana.

"Kenapa atuh Han teriak-teriak?" tanya Zaky.

"Kak, Faiq pup ih. Gak pake diapers pula. Baju aku jadi kena nih." Hana memberungut kesal.

"Faiq kan emang belum dipakein diapers Han, yaudah sini biar Kakak bersihin Faiq dulu ya. Kamu ganti baju gih."

Hana menghentakkan kakinya kesal, pasalnya baru kali pertama ia kena pup bayi. Hana sangat tidak suka denga  hal-hal jorok semacam itu.

"Maafin Aiq ya Bunda," ucap Zaky menirukan suara anak kecil.

Hana mengerucutkan bibirnya, sedangkan Zaky tertawa renyah. Zaky terlihat tidak tersinggung sama sekali, karena ia tahu betul Hana  hanya belum terbiasa dengan segala urusan bayi dan rumah tangga. Hana masih terlalu manja untuk menjadi seorang istri.

"Kak jorok," rengek Hana.

"Nanti Kakak yang cuci baju kamu yang kena pup itu, kamu letak aja di kamar mandi. Kamu mandi gih," perintah Zaky.

"Kak aku manja banget ya."

Hana menundukkan kepalanya, mata Hana terasa panas.

"Tuh kan, nangis lagi. Kakak nikahin kamu bukan buat ngeliat kamu nangis loh. Kakak gak merasa direpotkan kok, Kakak udah terbiasa menyiapkan semua kebutuhan kamu."

Zaky berdiri, ia mengusap puncuk kepala Hana.

"Masa Bunda lebih cengeng dari Faiq ya Nak?" Zaky menoel-noel pipi Hana.

"Ayah berasa punya dua bayi kalau gini." Zaky tertawa renyah.

"Ih Kak Zaky, masa istri sendiri dibilang bayi sih."

Wajah Hana saat ini terlihat begitu menggemaskan, seperti anak kecil yang tidak diberikan permen oleh orangtuanya.

"Gemesh banget sih wajah istriku ini."

Sebelum pergi membersihkan Faiq, Zaky menyempatkan diri mencubit pipi Hana dengan sebelah tangannya. Wajah Hana merona seketika, jantungnya berdegup kencang. Sentuhan Zaky sekecil apapun benar-benar sangat berpangaruh terhadap detak jantungnya.

"Mama." Hana menutup wajahnya yang merona.

"Gusti, baper akutuh."

Hana mengibas-ibaskan pipinya yang terasa panas.
...

Setelah itu Hana mandi dan membersihkan diri, dengan susah payah Hana juga melanjutkan pekerjaan Zaky yang tertunda, mencuci baju mereka. Hana merasa kasihan dengan Zaky, pria itu harus menjadi suami serba bisa karena terlanjur menikahi wanita manja seperti dirinya, ia merasa tidak berguna sebagai seorang istri.

Hana yang seumur hidupnya tidak pernah mencuci pakaian, bahkan dengan bantuan mesin cuci sekalipun, Pada saat ini Hana justru dihadapkan dengan tumpukan cucian yang belum selesai dibilas keseluruhan untuk ia lanjutkan. Peluh keringat membasahi pelipis Hana.

"Tanganku, huah."
Hana meregangkan tangannya yang terasa pegal-pegal.

Sekitar dua jam lebih, barulah Hana selesai mencuci baju dan mandi.

"Kok lama Han?" tanya Zaky yang tengah duduk di tepian ranjang menidurkan Faiq.

"Aku tadi lanjutin kerjaan Kakak, nyuci pakaian," jawab Hana dengan polosnya.

"Hah!" Zaky terlihat teramat kaget.

Zaky bangkit dari posisi duduknya, ia mendekat ke arah Hana.

"Kamu kok lanjutin Han?" tanya Zaky.

HAKI Où les histoires vivent. Découvrez maintenant