Part 17

15.6K 1K 33
                                    

Happy Reading
...

Hana dan Zaky pulang bersama, hari ini Zaky memutuskan untuk pulang lebih awal, mengingat Hana sedang bersedih. Uang masih bisa lekas dicari tetapi kebersamaan tidak bisa diulang, karena waktu tidak pernah mau menunggu barang sedetikpun, Zaky tidak mau ada penyesalan di kemudian hari.

"Han, kita ke minimarket bentar ya. Mau beli susu sama popok Faiq," ucap Zaky.

"Iya Kak."

Zaky memberhentikan motornya di parkiran mini market.

"Kamu mau ikut masuk?" tanya Zaky.

Hana menggeleng, mendapat jawaban isyarat seperti itu Zaky langsung beranjak menuju mini market.

Zaky mengambil susu untuk Faiq. Ketika berjalan menuju meja kasir, Zaky berhenti sejenak di depan rak yang di atasnya tersusun berbagai macam merk coklat, Zaky teringat suatu hal jika Hana bersedih Hana selalu melampiaskannya dengan membeli coklat.

Zaky berpikir cukup lama, mengingat uang bulanan mereka semakin menipis, hanya pas-pas makan dan membeli susu serta kebutuhan Faiq.

Gaji Zaky kerja di proyek bangunan tidak lah besar, begitupun ketika menarik ojek. Belum lagi pengeluaran untuk membeli susu Faiq tidaklah sedikit, karena asupan pokok Faiq hanya itu, Faiq tidak bisa mendapat ASI langsung dari Ibunya.

Zaky mengambil dua buah coklat berukuran sedang, coklat merk kesukaan Hana. Harga yang tertera di bungkus coklat itu memang tidaklah murah untuk seukuran kantong Zaky. Namun demi Hana, Zaky merelakan semua itu.
..

"Ini," Zaky menyodorkan coklat yang ia beli kepada Hana.

Mata Hana berbinar ketika melihat coklat tersebut, sudah lama ia tidak memakan coklat kesukaannya itu.

"Eh, ini kan mahal banget Kak, sayang uangnya. Beli susu Faiq udah bisa mah ini Kak."

Meskipun senang mendapat coklat, tetapi jiwa perhitungan Hana sebagai seorang istri tidak kemana.

"Kakak lebih giat lagi nanti ngojeknya, gak papa kok. Kamu makan aja ya."

Zaky mengelus puncuk kepala Hana yang ditutupi jilbab.

"Tuh kan Hana baper lagi tau." Wajah Hana merona.

Setelah itu Hana dan Zaky kembali melanjutkan perjalanan, Zaky mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Berboncengan bertiga di sore hari saja sudah bisa membawa efek sebahagia ini, bahagia sesederhana itu.

Hana tidak henti-hentinya tersenyum, baginya hidup sederhana tanpa gelimangan harta dan kemewehan jauh lebih membahagiakan.

"Dibonceng gini aja aku udah bahagia Kak," ucap Hana lirih.

Zaky tertawa renyah, dalam hati Zaky teramat bersyukur mendapatkan anugerah seorang istri yang mau diajak hidup susah, bisa menerima Zaky apa adanya. Bahkan Hana sudah sebahagia ini hanya dibelikan coklat dan dibonceng oleh Zaky ditemani dengan bias senja di sore hari.
..

"Kak, tadi pagi nasigorengnya asin banget kan? Kakak kok tetap makan, harusnya Kakak bilang aja sama Hana, biar Hana gantikan dengan yang lain."

Tangan mungil Hana memijat punggung Zaky, kegiatan rutin di malam hari yang tidak pernah Hana lewatkan. Zaky memejamkan matanya meresapi sensasi luarbiasa yang ditimbulkan oleh pijatan Hana.

"Kakak akan makan apapun yang kamu masak," jawab Zaky.

"Tapi kan kalau rasanya seaneh itu gak usah dimakan atuh Kak, gimana kalau Kakak sampai sakit perut," protes Hana.

"Enggak mungkin sampai sakit perut atuh, eh tadi Mama mau bilang apa?" Zaky mengalihkan pembicaraan.

"Oh itu.... " Hana terdiam sejenak.

HAKI Where stories live. Discover now