Bab 1

130 81 37
                                    

Aku menyambut pagi ini dengan bersemangat. Menjalankannya seperti biasa dan menemukan kebahagiaan dan pengalaman baru dalam setiap hari yang kujalani. Aku melihat kesekeliling kamarku yang kecil ini, sangat jauh berbeda dengan kamar lamaku yang bahkan sama besar dengan luas apartementku sekarang.

Aku kembali teringat kejadian beberapa tahun yang lalu, umurku 20 tahun saat itu. Saat aku memutuskan menajalani hidupku sesuai dengan apa yang aku inginkan. Aku memutuskan untuk pergi dari rumah dan menghidupi diriku sendiri. Dapat kulihat wajah papa yang benar-benar marah saat itu. Dia bahkan tidak pernah menghubungiku sampai sekarang bahkan hanya untuk sekedar menelponpun tidak pernah.

Dia bertanya padaku "Siapa yang mengajarimu untuk mulai jadi pemberontak?!!" dan aku hanya menjawab "Aku ingin mulai menjalani hidup dengan semua mimpi-mimpiku. Aku ingin hidup bebas tanpa ada paksaan dan terkekang dengan semua mimpi dan cita-citamu yang bahkan tidak sanggup kujalani.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya setelah itu, hanya kemarahan dan kekecewaan yang terlalu memuncak untuk bisa menjelaskan segalanya. Dia melepasku hari itu dan beginilah hidupku sekarang, hidup dengan semua kesederhanaan dari hasil jerih payahku sendiri.

Aku mengikat tali sepatu ketsku yang berwarna putih itu dan berjalan keluar dari rumah menuju halte bus yang berada tak jauh dari rumahku. Aku turun di halte berikutnya 15 menit kemudian dan kembali berjalan beberapa puluh meter untuk sampai ketempat kerjaku.

Aku bekerja sebagai desainer disebuah toko baju yang tidak terlalu terkenal. Para pembelinya hanyalah warga kota biasa. Bukan seorang bintang papan atas atau orang-orang konglomerat. Tidak ada yang istimewa dari tempatku bekerja selain keramah tamahan pegawainya yang terlalu bersahabat.

Seperti biasa aku selalu menyapa rekan-rekan kerjaku setiap pagi dan mulai menjalani aktivitasku. Aku duduk dimeja kerjaku dan mulai merancang desain pakaian baru yang akan dibuat selanjutnya lengkap dengan alat-alat menggambarku.

"Leah!!! Bisakah kau membantuku melayani pembeli sebentar?" teriak seseorang dari depan dan aku mengangguk lalu bengkit berdiri untuk membantu.

Aku melayani setiap pengunjung dengan ramah dan menjelaskan tentang semua pakaian yang kami jual disini dengan sabar. Terkadang ada beberapa pengunjung yang secara spontan menilai kekurangan produk kami dan membandingkannya dengan toko lain. Tapi kami hanya bisa bersabar dan terus tersenyum lebar kepada para pembeli karena 'pembeli adalah raja'.

Terkadang kami bermimpi setidaknya sekali saja kami bisa mendesain pakaian untuk para tokoh terkenal tapi kami juga sadar bahwa itu hanya sekedar mimpi dari orang-orang seperti kami.

"Leah!! Ini sudah waktunya kau pulang!" teriak seseorang yang ternyata adalah kak Chelsea, sang pemilik tokoh tempatku bekerja.

Aku melihat kearah jam dinding dan ternyata hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Aku membereskan semua barang-barangku dan memasukkannya kedalam tas selempang milikku lalu berpamitan kepada para penghuni toko.

Aku berjalan menuju sebuah Cafe yang berada tak jauh dari toko baju tempatku bekerja. Aku mengambil shift malam di Cafe itu karena uang gaji yang kudapatkan dari toko baju itu tidak cukup untuk melunasi biaya hidupku. Bahkan terkadang kami sering menerima uang gaji yang terlambat terkirim hingga membuatku harus terlambat membayar sewa apartementku dan rela diomeli sang pemilik apartement.

Aku bekerja sebagai penjaga kasir dicafe in8 hingga harus mewajibkanku tersenyum ramah sepanjang hari meskipun aku tidak begitu menyukainya.

Begitulah hari-hari yang kujalani meski terkadang benar-benar melelahkan dan membuatku frustasi tapi aku tetap berusaha untuk berdiri tegar dan menjalankannya sampai sekarang.

•••••

Pagi begitu cerah hari ini dan jadwalku benar-benar padat. Aku bahkan tidak punya waktu untuk liburan ditengah-tengah jadwal yang sangat mengerikan ini.

"J. A apa kau sudah siap? Ini waktunya kita berangkat" ucap seorang pria dari balik pintu yang sudah sangat kukenal suaranya, dia adalah managerku.

"Baiklah. " uacpku sambil keluar dari dalam ruangan itu dan berjalan menuju mobil untuk berangkat ketempat latihanku hari ini.

Aku melihat pemandangan sepanjang perjalanan menuju tempat latihan dan sedikit merasa jengkel karena kemacetan yang membuatku benar-benar akan terlambat.

Mobil yang kunaiki berhenti tepat diparkiran sebuah stadion terbesar dikota ini dan juga dinegara ini. Aku melihat orang-orang berlari mengerumuni mobilku sambil membawa posterku dan anggota yang lain. Juga ada yang membawa sebuah kertas yang bertuliskan 'J. A i love you!!' mereka berteriak-teriak menyebut namaku dengan sangat heboh saat aku turun dari dari dalam mobil sehingga membuat para penjaga disana langsung siap siaga melindungiku dari para fans-fans itu.

Aku tersenyum sambil melambaikan tangan kearah mereka dan membuat mereka semakin berteriak kencang. Aku memasuki stadion itu dan menuju ruang latihan yang ada disana. Aku melihat teman-temanku menungguku didalam dan membuatku merasa sedikit tidak enak pada mereka semua.

"Aku minta maaf teman-teman karena aku terlambat." ucapku kepada mereka semua.

"Kenapa kau terlambat?"

"Terjebak kemacetan dan melalui para fabs yang terlalu banyak" ucapku sambil tertawa dan mereka menyambut tawaku.

Kami mengambil alat musik kami masing-masing dan memulai latiahan. Kami adalah sebuah Grub-band bernama 'L. A. D' yang dibentuk awal tahun lalu. Aku berprofesi sebagai vokalis sekaligus gitaris disini.

November tahun ini benar-benar masa-masa sulit bagi kami semua karena karir kami memuncak dan jadwal kami terlalu padat, meskipun kami semua sangat lelah tapi kami tidak pernah mengeluh karena ini adalah mimpi yang telah kami capai dengan susah payah.

Kami duduk dilantai ruangan itu setelah selesai latihan. Aku melihat Rich yang kepanasan sambil mengipasi tubuhnya dengan kaos yang dia kenakan tanpa melepasnya sehingga menampakkan sedikit perut putihnya itu. Rich adalah anggota termuda dari kami berempat dan dia juga adalah yang paling ceria.

"Hari ini adalah hari terakhir kita latihan karena kita akan tampil besok. Istirahatlah yang banyak dirumah." ucap Phil yang merupakan pemimpin kami sekaligus yang tertua diantara kami.

"Semoga aku bisa menampilkan yang terbaik besok karena aku benar-benar gugup sekarang." ucap Karl sambil tertawa.

Kami pulang ke apartement kami saat semuanya sudah selesai dan jam menunjukkan pukul tujuh malam sekarang. Kami tertawa dan bercerita sepanjang perjalanan pulang kerumah. Aku melihat orang-orang yang juga telah selesai bekerja sibuk untuk pulang kerumah masing-masing. Saat sampai dirumah aku langsung menuju kekamar dan bersiap tidur diatas kasurku yang empuk itu karena aku benar-benar lelah sekarang.

Aku sungguh tak sabar untuk besok, semoga semuanya berjalan lancar.

🌸🌸🌸🌸

Akhirnya selesai juga😞

Snow In DecemberWhere stories live. Discover now