19. Tanya Hati

183 11 0
                                    


"Lo mau lupain Laras? Setelah semua perjuangan lo dapetin dia?"

Renggo menoleh. Satya, ketua tim pendakian 7 Summit duduk di sebelahnya. Apri, perempuan yang sejak tadi menempeli Renggo sedang berbincang dengan pacar Satya, Dewi.

"Gue nggak tahu. Gue cuma ngikutin apa mau mamanya Laras. Kalau dengan begini yang terbaik, gue bisa apa."

"Kenapa lo jadi cemen sih? Waktu SMA gue tahu lo nggak kaya gini? Mana Renggo yang gue kenal pantang nyerah? Masa baru segitu aja lo mundur?"

"Apa gue harus maksain Laras terima gue, sedang dia aja di hatinya, masih ada nama mantannya itu? Lagian, gue nggak mundur kok. Gue cuma ngasi waktu buat Laras dan gue sendiri juga. Apakah menurut dia hubungan kita ini main main atau enggak. Siapa juga yang bener bener ada di hatinya. Just it."

"Lo..sama cewek itu...?" Renggo melihat perempuan itu lagi dan tersenyum.

"Dia cuma butuh bantuan gue sebagai partner mendaki. Dia udah ada tunangan kok. Ranger Rinjani."

"Anjir. Sangar gila!"

Renggo dan Satya tertawa bersama. Mereka menepuk celana menghilangkan debu dan kembali bersiap melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya.

Seharusnya lo yang jalan sama gue sekarang, Ras.

***


"Rey. Gimana nih? Gue aktifin hape Renggo nggak? Kasian Laras nanyain mulu."

Reyna merengut sambil menjambak rambut Bayu. Bayu meringis kesakitan. Dia kesal ternyata Bayu meneleponnya agar datang ke kelasnya yang beda jurusan dan fakultas hanya untuk menanyakan hal itu.

"Kalo lo angkat, berarti lo PHPin Laras. Padahal Renggonya lagi nanjak. Lo mau dia neror lo dipaksa buat nemenin ke Rinjani?"

Bayu menggeleng. Tangannya mengelus kepalanya yang terasa perih.

"Kepala gue sakit nih. Lo hobi banget sih KDRT gue. Belum juga kita nikah."

"Nikah? Sama lo? Makan nih nikah!"

Reyna nempelin kertas paper Bayu di wajahnya dan menjitaknya sebelum pergi. Bayu meringis tapi tersenyum sambil memegangi dadanya yang jadi berdentum kencang.

"Ya ampun. Karma gue dulu galak sama Reyna, sekarang dia galakin gue. Nggak apa apalah. Demi cinta untuk Reyna. Semangat!!!"

Bayu berbalik dan mengepalkan tangannya. Suasana jadi hening. Semua mata memandang Bayu.

Bayu menelan ludah, lirik kiri kanan. Dia baru sadar sedari tadi dia dan Reyna ngobrol di depan pintu kelas, dan sekarang sedang berbalik menghadap semua temannya yang sedang mendengarkan presentasi dosen yang baru masuk dan menatapnya tajam.

"Mati gue." Bayu merutuk dalam hati. Dia meringis menggaruk tengkuknya dan perlahan jalan mundur menutup pintu.

"Permisi, Pak. Silakan lanjutkan presentasinya. Hehehe."

"Bayu Sanjaya!!!!!!!!"

Bayu langsung kabur menahan malu. Semua mahasiswa menertawakannya.

***


"Rey, kok belum ada kabar dari Renggo sih?"

Laras mondar mandir di depan Reyna. Reyna kesal menarik Laras duduk.

"Please. Fokus. Satu jam lagi kita UTS ya, Ras. Lupain Renggo sebentar, oke?"

"No. Gue udah coba tapi nggak bisa, Rey. Gue.."

Ada Cinta di JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang