BAB 1

536 46 1
                                    

Cast yang digunakan hanyalah member BTS jika ada nama artis bukan cast artis okey

Happy reading guys🌸

Berita kematian suami dan istri yang merupakan pengusaha ternama di Korea, dapat membuat negara tersebut gempar dalam sehari. Kematian sebenarnya adalah hal yang lumrah untuk manusia, tetapi yang membuat semua orang terkejut bahkan tidak percaya akan munculnya berita kematian beliau yang mati—terbunuh—dengan sangat mengenaskan. Pasalnya beliau adalah orang yang terkenal sangat baik dikalangan masyarakat atas kebaikannya yang selalu tersenyum ramah dan tidak pernah terliput skandal-skandal aneh.

Tentu saja mencuat banyak teka-teki atau pun gosip yang beredar simpang siur. Tidak ada yang mengetahui jelas kronologi kejadian tersebut. Semua kamera cctv tiba-tiba dalam keadaan tidak menyala. Mungkin, hanya beberapa orang tertentu yang mengetahui jelas apa yang terjadi.

Kini banyak orang yang berdatangan, baik keluarga atau pun rekan. Penjagaan cukup dijaga ketat termasuk para wartawan yang ingin meliput, tidak diizinkan masuk karena alasan privacy. Entah ini keharusan atau tradisi, semua orang mengenakan pakaian serba hitam. Sebagai lambang penghormatan, mereka membawa rangkaian bunga. Kemudian membungkuk hormat untuk memberikan panjatan doa.

Wajah yang penuh kesedihan sangat tergambar pada semua orang yang berdatangan. Entah itu ekspresi nyata atau tipuan. Satu hal yang pasti banyak beberapa oknum yang mengibarkan bendera kebahagiaan akan berita kematian ini.

Mungkin saat ini sudah ada yang menyusun selembar demi selembar skenario, rencana untuk merebut beberapa saham perusahaan tersebut. Terlebih seorang pewaris harta tunggal hanyalah seorang gadis kecil yang belum mengerti apapun. Miris memang.

Kini dalam ruangan terdapat foto seorang pria dan wanita di tengah-tengah rangkaian bunga yang sangat banyak. Tepat dibelakangnya terletak peti berwarna hitam yang diyakini ada manusia tak bernyawa disana.

Jeon Aira hanya mematung menatap foto kedua orang tuanya yang tersenyum. Air matanya telah terkuras banyak sejak malam. Matanya membengkak, tenggorokan mengering, dan wajahnya pucat pasi. Keadaan gadis kecil itu sudah terbilang tidak baik.

Masih sangat jelas terulang kejadian semalam dimemori gadis kecil itu. Bagaimana orang tuanya mati dalam keadaan mengenaskan. Bahkan ia tidak menyangka orang tuanya akan tergeletak di lantai dengan kepalanya yang berlumuran darah.

Mengingat hal itu, lantas membuat Aira berteriak histeris. Gadis itu memejamkan matanya dengan tangan yang menutupi telinga.

"jangan pergi! Ayah! Ibu!" ucap Aira seakan ketakutan, semua orang menoleh menatapnya. Menghampiri dengan tatapan iba untuk menenangkannya, semuanya khawatir dengan keadaan psikisnya terlebih Aira masih berumur 6 tahun.

"bawa dia kedalam" ucap seorang wanita tua kepada seseorang. Orang itu lantas membawa Aira yang hampir saja memberontak.

Sedangkan wanita itu hanya menatap iba cucunya yang dibawa pergi. Ia tidak tahu bagaimana kelanjutan nasib anak yang merupakan cucu tunggalnya.

[]

Seorang gadis kecil duduk terdiam diatas kasurnya. Menatap kosong dinding cat kamarnya yang berwarna merah muda. Aira menolak keras ajakan untuk ikut bersama orang-orang yang berpakaian hitam itu.

Gadis itu lebih memilih diam di kamarnya, menunggu datangnya ibunya. Biasanya ibunya akan datang, memeluknya dan menenangkannya disaat Aira mengalami suatu masalah. Pasti. Ibunya akan datang. Aira menatap pintu kamarnya dengan penuh harap.

Starlight [Park Jimin] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora