BAB 5

175 29 3
                                    

"jika kau ingin menggantikan dirinya" Taehyung perlahan membungkukkan tubuhnya dengan senyuman miring diwajahnya, lantas membuat Aira menjauhkan wajahnya.

"datang ke ruangan kami" ucap Taehyung sangat dingin, tidak lupa tatapannya berubah sangat tajam dan senyumnya pun menghilang.

"jika tidak, dirinya akan dalam masalah. Mengerti?"

"ayo pergi, mereka membuat selera makan ku hilang" ucapnya sebelum pergi meninggalkan ruangan. Kedua temannya pun hanya menurut mengikuti ucapan Taehyung.

"wah... Gila" ucap seorang gadis tinggi menatap Aira dengan berdecak.

"kau mencari mati dengan S3" imbuh yang lainnya.

"aku yakin dirinya akan dikeluarkan dari sekolah ini" kata-kata itu terakhir yang Aira dengar setelah akhirnya semua membubarkan diri.

"Aira!" Sua menghampir Aira yang sedang bicara dengan gadis kaca mata. "apa kau baik-baik saja?" tanya Sua setelah tepat di hadapan Aira.

"terima kasih" gadis berkaca mata itu pamit untuk pergi. "apa? Dia hanya berkata begitu?" Sua terlihat terkejut mendapati gadis berkaca mata tersebut pergi. "dia tidak tahu kau dalam masalah karenanya?" ucap Sua terlihat kesal melihat gadis itu tidak bertanggung jawab pada Aira yang telah menolongnya.

"tidak apa, aku baik-baik saja" jawab Aira seakan tidak ada beban setelah kejadian tadi yang menimpanya.

"kenapa kau ikut campur" ucap Sua khawatir seraya menyibakkan rambutnya ke belakang.

"aku tidak suka melihat dia ditindas"

"itu bukan pilihan untuk kita menolongnya"

"tidak apa, aku senang dia tidak jadi diperlakukan tidak baik"

"kau terlalu baik Aira" sindir Sua dengan decakan lidahnya seraya menggeleng. "ah... Bagaimana ini, aku takut" ucap Sua lagi kepada Aira. Padahal dirinya yang akan berhadapan tetapi justru Sua yang terlihat panik. Aira hanya bisa tersenyum menyakinkan temannya tersebut.

Pelajaran hari ini telah usai. Semua terlihat memasang wajah senangnya ketika guru berkacamata yang memiliki sifat killer mengajar matematika telah keluar.

"apa kau mau ditemani?" tanya Hyori saat Aira memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

"tidak usah, kalian pulang saja jangan khawatir"

"maafkan aku, karena aku kau pergi kesana" ucap Sua dengan nada suaranya yang sedih. Aira menggeleng "ini bukan salahmu, aku kesana dan menolongnya karena keputusanku sendiri" Aira lantas tersenyum menatap Sua. Sua masih terlihat ragu untuk membiarkan Aira ke sana, karena ia sudah mendengar beberapa rumor tentang S3 itu.

"kalau sudah selesai, cepat hubungi kami ya?" pinta Sua dan Aira mengangguk.

Kini sekolah sudah cukup sepi. Semua murid pulang dengan sangat cepatnya. Mungkin tinggal beberapa yang masih melakukan kegitatan seperti di lapangan, aula, kantin dan sebagainnya.

Aira berjalan cukup santai, mencoba untuk setenang mungkin seraya menepis pikiran buruk yang terjadi akan nasibnya. Dirinya yakin bahwa ia tidak mungkin dikeluarkan dari sekolah atau pun di skors seperti praduga orang-orang, mungkin ia hanya akan dikerjai oleh mereka. Tunggu—Aira menghentikan langkah kakinya, dirinya baru sadar bahwa dirinya hanya mengenali satu anggota. Dirinya tadi hanya fokus menatap pria yang menjengkelkan tersebut sampai ia lupa untuk melihat anggota S3 yang lainnya.

Aira melanjutkan jalannya yang hampir tiba di ruangan tersebut. Tanpa mengetuk ia langsung memutar knop pintu. Membungkukkan tubuhnya seraya membuka pintu sedikit dan mengintipnya, seperti memastikan bahwa ruangannya benar. Mungkin jika orang melihat tingkah lakunya akan mengira tidak benar.

Starlight [Park Jimin] Where stories live. Discover now