Chapter 17 : Ultimatum

5K 711 92
                                    

Idk, how to talk to you. -
.
.
.

Semenjak tiba dirumah besar ini, Ji won tidak bisa fokus sama sekali. Kepalanya penuh, pikirannya menerawang jauh menerka semua yang baru saja ia ketahui.

Perkataan dokter itu, perkataan ahjuma, maupun sikap Taehyung sendiri seolah memaksa dirinya untuk menggali lebih jauh. Mencari tahu lebih dalam, menguak yang terkubur.

"Untuk menyembuhkannya kau harus menemukan dulu penyebabnya. Biasanya ada kejadian dimasa lalu yang mengguncang hati dan pikirannya. Membuatnya jadi seperti sekarang ini."

Kalimat itu terus saja terngiang dalam kepalanya. Ia berpikir keras memikirkan bagaimana caranya ia tahu masa lalu suaminya. Bagaimana ia akan tau apa penyebabnya.

Terakhir kali ia mencoba bertanya kepada ahjuma, tapi ahjuma langsung pamit izin ke dapur tanpa menghiraukan pertanyaannya. Seperti menyembunyikan sesuatu.

Ji won benar-benar kacau, bahkan ia tidak sadar air yang sedang ia masak sudah terlampau mendidih sejak tadi. Ia berniat membuatkan kopi untuk Taehyung sebenarnya.

"Kau mau membuat rumah ini terbakar?" Ji won terperanjat, merasa kalimat itu di lontarkan untuknya.

Lalu pandangannya mengarah pada panci didepan yang sebentar lagi airnya akan habis. Buru-buru Ji won mematikan kompor, meletakan sisa air kedalam cangkir kopi.

"M-maaf."

Ji won membawa secangkir kopi ke hadapan Taehyung, pria itu tengah berada di ruang tamu. Posisinya tidak terlalu jauh dari dapur. Jadi Taehyung bisa melihat asap dari panci tadi.

Ji won hendak pergi setelah menaruh kopi di hadapan Taehyung. Bermaksud untuk menghindar, tapi usahanya dipatahkan. Karena sekarang Taehyung menarik pergelangan tangannya. "Duduklah, aku tau ada yang mengganggu pikiranmu." Mau tidak mau Ji won menuruti perintahnya.

Ji won terdiam. Ia bingung apa yang harus dilakukan. Suaminya itu mengambil cangkir kopi dan menegak isinya.  Ia bermaksud menunggu Ji won berbicara namun tidak ada satu katapun keluar dari wanita itu. Bahkan Taehyung sempat melihat Ji won sedikit menggeser tempat duduknya agar menjauh darinya.

"Apa? Katakan saja!" Taehyung membuka percakapan tapi tetap saja Ji won diam.

Ia merasa semakin takut setelah semua hal yang ia tau sekarang, mengetahui bahwa suaminya adalah seorang sosiopat. Ah Ji won ingin lari saja ke rumah ibunya lalu tinggal disana.

Tapi Ji won ingat janjinya sendiri. Bahwa ia akan terus berbuat baik pada Taehyung atas balas jasanya. Ji won jadi berfikir, mungkin inilah saatnya ia diuji untuk terus bersama Taehyung atau meninggalkannya.

"Untuk menyembuhkannya kau bisa mengajak ia melakukan sesuatu diluar kebiasaanya."

Tiba tiba kalimat Dr. Seokjin melintas dalam pikirannya.

"Sebenarnya.. Aku, ingin makan jjampyong."

Mendengarnya, Taehyung langsung merogoh kantung celananya. Mengeluarkan benda pipih dari sana. Lalu mengetik sesuatu.

"T—tuan sedang apa?"

"Kau bilang ingin makan kan? Maka aku pesan."

"T—tidak usah. Aku tidak berselera lagi." Ucap Ji won seraya menunduk, memancing.

Sementara Taehyung menyimak perubahan ekspresi istrinya. Ia menunggu kelanjutan dari kalimat Ji won yang menggangtung itu.

"Sebenarnya.. A—aku ragu untuk mengatakan ini. T—tapi.. "

Endless. 'K.T.H'Donde viven las historias. Descúbrelo ahora