Chapter 24 - Shout and Emotion

15.9K 1.1K 44
                                    

Siapa yang masih nunggu update cerita ini?😂😂😂
Anyway, hepi reading
xoxo, io
_____________________________________________________

It's dark now.

Bukan karena waktu berganti malam, namun karena mereka, Beast 1 lebih tepatnya, menutup mataku dengan dengan kain, begitu kuat hingga aku tidak melihat apa pun. Tidak hanya itu, dia kembali mengikat tanganku ke bagian belakang seperti sebelumnya.

Dari arah yang kuketahui sebelumnya, bukan tempat Evil Ace yang dituju. Walau aku hanya sekali dibawa ke tempat itu, namun aku masih mengingatnya dengan baik di mana area persembunyuian Evil Ace dari dunia luar itu, di mansion miliknya yang selayaknya istana.

Aku tidak lagi di dalam sebuah mobil. Sedan hitam itu telah berhenti dan sekarang Beast 1 membawaku berjalan entah ke mana. Mataku mulai ditutup, mungkin sedari dua puluh menit yang lalu, sebelum mobil ini berhenti.

"Ikuti langkahku."

Suara Beast 1 kembali terdengar, dengan tangan yang sudah memegang tanganku. Tidak hanya itu, sebuah pistol masih diarahkan di pinggangku, mungkin memastikan aku menuruti semua kata-katanya dan tidak melarikan diri.

"Boleh aku tahu, di mana ini? Apa ini tempat yang kamu sebut dengan Royale Castle?"

Mencoba membuka suara, berharap Beast 1 menjawabku, walau peluangku tipis mengingat sepanjang perjalanan sebelumnya, menuju tempat yang sekarang aku berada, Beast 1 tidak lagi menjawab pertanyaanku, apapun itu. Seperti menjalankan protokol dari the client atau memang dia yang tidak ingin memberi tahu apapun padaku.

"Ya," jawab Beast 1 tidak berjeda.

"Tempat apa ini? Sebuah elite club?"

"Kamu akan tahu nanti."

Jawaban klise!

Tidak ada lagi suara dariku maupun Beast 1. Kami masih terus berjalan, entah sampai kapan.

"Black Racoon," sekali lagi, Beast 1 bersuara.

Black Raccoon, mungkin itu adalah alias dari Beast 1 selama menjadi bounty hunter. Sesaat aku teringat the d*mn demigod, alias yang dipakai oleh Oliver. Kini, wajah dingin dengan ketampanan di luar batas normal itu terlintas begitu saja. Will you save me, Oliver? Oh God, mungkin pikiranku sudah kacau sekarang hingga aku berharap sesuatu yang berlebihan.

Aku tidak tahu dengan siapa Beast 1 berbicara, detik selanjutnya, terdengar suara laki-laki yang tidak kukenali.

"Apa dia Red Velvet?"

Red Velvet? Siapa lagi yang dimaksud oleh laki-laki itu? Mungkinkah itu sebutan atau kode khusus untukku? Seperti code name yang digunakan oleh para United State secret service untuk U.S. President, ya, seperti Renegade, code name untuk President Barack Obama.

"Confirmed."

Beast 1 kembali bersuara, terdengar begitu yakin. See, jadi tebakanku benar, Red Velvet adalah code name untukku. This is bad! Berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi padaku nanti, walau peluang itu kecil, mungkin hanya 1%. My dear God, please save me.

"Follow me."

Seperti Beast 1, suara laki-laki itu juga terdengar yakin sekarang. Hening, hanya suara derap langkah kaki yang begitu jelas.

"Gentlemen," aku mulai bersuara, "tolong buka penutup mata ini. Jika tidak, bisakah kalian sedikit mengendorkannya?"

Selayaknya berbicara dengan tembok, tidak ada satupun yang menjawabku, baik Beast 1 maupun laki-laki itu. Tanpa sadar aku mengehela napasku. Fine. Setidaknya aku masih bernapas sekarang.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang