30. Yes, we will!

2K 234 201
                                    

Heyoo

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Heyoo.. Saya ngebut guys publish nya 😂

Karena mau cepet tamat hahaha!!!!

Aku mau lari sebentar dari drama WP dan menyelesaikan kehidupan sebenarnya yg sudah mulai terasa berat.

Okey deh kalo gitu langsung aja..

Enjoy the story ❤️
-----------------------------------------------------------
.
.

Namjoon nampak duduk dengan kaku di sofa ruang tengah rumah Jin, ia berusaha terlihat serileks mungkin dengan mempertahankan wajah ramah khas miliknya. Jin sesekali melirik kekasihnya itu, khawatir jika Namjoon mengalami keram wajah karena senyum yang sejak tadi ia paksakan.

Kim Namgil yang tidak lain adalah ayah Jin, nampak masih sibuk melihat beberapa rancangan mesin kereta api dan pesawat terbang komersil yang Namjoon bawa. Ia sesekali mengangguk dan tersenyum tipis karena kekagumannya pada hasil desain Doktor muda tersebut.

"Jadi kau kembali beberapa hari yang lalu, Namjoon ?" tanya pria paru baya itu.

Nada bicaranya terdengar ramah namun tetap membawa aura kuat yang berwibawa.

"Nde, abeo-nim. Aku kembali 4 hari yang lalu." Jawab Namjoon sopan.

"Begitukah.. kau sudah mengunjungi ibumu ?"

"Beliau akan datang di awal minggu ini bersama kakak perempuan ku." Jawab Namjoon.

"Oh, kenapa tidak kau yang mendatangi ibumu ?" Namgil bertanya sambil sedikit memajukan tubuhnya.

"A-ah.. aku masih memiliki urusan di SNU untuk beberapa minggu ke depan. Karena itu aku belum sempat pulang ke Ulsan abeo-nim dan lagi a-aku juga ingin menemui Jin ketika sampai di Korea." Namjoon terlihat canggung saat mengatakan kalimat terakhirnya.

"Bukankah kalian sering bertukar kabar ?" nada suara pria paruh baya itu terdengar sedikit heran.

"A-ah anda benar, t-tapi kami sudah lama tidak bertemu langsung.." Namjoon benar-benar kehilangan rasa percaya diri miliknya.

"Appa..." desis Jin saat ia melihat Namjoon tampak semakin tidak nyaman.

"Wae ? appa kan hanya tanya, Namjoon juga terlihat tidak keberatan. Iyakan Namjoon ?" ayah Jin berusaha terdengar ramah.

"Ahh nde abeo-nim.." Namjoon hanya bisa tersenyum canggung.

"Dia canggung appa.." ucap Jin dengan sebal.

"Kenapa harus canggung ? Bukankah kita sudah sering saling menghubungi ?" ayah Jin menggerakan tangannya menunjuk Namjoon dan dirinya sendiri bergantian, menggambarkan bahwa mereka terhubung.

"Mwo ?? Kapan ?? Appa tidak pernah cerita. Namjoon, kau juga tidak pernah cerita padaku." Jin terlihat bingung, ia bahkan tidak pernah secara langsung berdiskusi tentang hubungannya bersama Namjoon dengan sang ayah.

My Moon and My SoulDonde viven las historias. Descúbrelo ahora