KESEMPATAN KEDUA

5.2K 269 4
                                    

Ketika aku memutuskan untuk menikah dengan Mas Arya walau kami berkenalan dengan begitu singkat, aku bersumpah pada diriku sendiri. Seberat apapun rumah tangga kami nantinya, aku tidak akan mau berpisah dengannya. Aku akan terus berjuang untuk anakku kelak. Namun, dengan segala kenyataan yang ada didepanku kini. Aku tak mampu lagi memenuhi sumpahku. Suamiku lah penyebab kematian anakku dan menukarnya dengan anak dari wanita lainnya. 10 Tahun hidup dengan kebohongan dan dusta tanpa cinta. Aku merasa menjadi wanita paling bodoh. 1 Bulan setelah aku meninggalkan rumah itu, perceraiaan kami telah sampai pada babak final. Kami resmi bercerai.

Aku berdiri di atas bendungan dekat dengan kantor pengadilan Agama, rasanya tak ada lagi yang bisa aku lakukan, aku telah kehilangan semuanya. Tak ada lagi alasan yang membuat aku harus hidup lebih lama lagi. Aku melangkahkan kakiku untuk menuju neraka yang mengutuk tindakanku, semua kenangan pahit itu tergiang semua diotakku. kenangan ketika aku menggendong Anggia dengan penuh kebahagiaan dan ketika Anjani datang merebut semua. Selangkah lagi kujatuhkan diriku di bendungan itu, sebuah tangan kecil memegang kakiku

" bundaaaa.... jangaaannnn... "

rengekan itu... anakku??? kaukah itu Anggia???? aku tersadar akan lamunku dan kemudian membuka mataku. Seorang anak laki laki tengah merengek di belakangku sambil terus memegangiku. Tangan kecilnya itu seakan membuatku ingin hidup sekali lagi, tangan yang tanpa dosa itu mencegah tanganku..

" bunda jangan tinggalin aku sama papah lagi... "

Kakiku seakan menuntunku untuk memeluk anak itu, seorang anak yang begitu ketakutan. Seorang anak yang seakan tak pernah merasakan dekapan ibunya. Aku memeluk anak itu, walaupun aku tak mengenalnya

" bunda disini nak" kataku sambil memeluknya.

Kami duduk di sebuah kursi dekat dengan bendungan itu, melihatnya membuatku lupa akan segala kenyataan pahit yang baru saja menyiksaku. Tiba-tiba seorang lelaki berlari kearahku dengan wajah khawatir yang terlihat jelas. Dia menghampiri kami dan segera memeluk anak itu

"Gio... kamu nggak papakan nak.. kamu kemana aja??? papa nyariin kamu"

"bunda pa...bunda.." rengek anak itu, pria itu menatapku sambil menganggukan kepala seakan berterima aksih padaku, padahal seharusnya akulah yang berterima kasih pada anak itu.

Pria itu bernama Anton, ayah dari gio. Istrinya meninggalkan gio ketika gio berusia 5 tahun. trauma yang luar biasa menghinggapi gio. ketakutan untuk kehilangan ibunya yang telah pergi bersama lelaki idaman lainnya. Gio kecil begitu terpukul, Ia menggap semua wanita adalah ibunya karena kerinduan yang luar biasa itu. Aku mengerti perasaan gio, seakan ada ikatan yang maha besar diantara kami. Dari mata gio, aku bisa melihat kesempatan kedua Tuhan untuk memulai hidup baruku...........

Begitulah awal aku memulai kehidupan baruku, aku menikah dengan Anton dan hidup bahagia bersama putra kami. Kami merasa dua orang yang sama sama memiliki kisah yang pahit dan berharap kami bisa menyembuhkan luka itu.

Kini Gio telah dewasa. tak terasa 11 tahun telah berlalu. Gio telah tumbuh dewasa, Aku begitu bahagia dengan keluargaku ini. Masa lalu itu perlahan tertutup dan aku enggan mengingatnya lagi

" bun, nanti ada tamu spesial lo. masak yang enak ya" kata gio sambil mencicipi masakan yang masih ada di wajan

" siapa?" jawabku sambil tersenyum " pasti cewek baru"

" ah bunda nii.. kalau bunda cocok aku mau menikahi dia bun. tapi kayaknya bunda bakal cocok deh" kata gio sambil duduk diatas meja makan 

Malam itu seorang wanita pilihan anakku datang, seorang wanita yang tak pernah kuharapkan kedatangannya. seorang wanita yang telah merenggut semua mimpiku.

bersambung,,,,


WANITA KEDUAWhere stories live. Discover now