tw-o

4.5K 670 93
                                    

Taehyung memotong beberapa slice roti tawar untuk sarapannya kali ini. Dirinya ingat di rumahnya pagi ini tidak hanya dia sendiri, melainkan ada tetangga anehnya itu. Dengan sedikit keterpaksaan- mau tidak mau ialah yang membuat sarapan untuk mereka. Mengingat pria manis itu belum membuka matanya sejak taehyung bangun.

Taehyung memasukkan coklat batang ke dalam mangkuk kaca diatas panci berisikan air panas, melelehkan coklat itu guna menjadikan selai diatas rotinya nanti. Dirinya lupa membeli selai. Sebenarnya bukan lupa, hanya saja entah kenapa dirinya rela jadi rajin begini sampai menyiapkan sarapan. Biasanya juga dia akan meminum segelas susu coklat di kulkasnya dengan mengunyah celupan roti tawar.

"Uh- pagi taehyung"

Taehyung menoleh singkat, menatap yoongi yang sedang menggaruk kepalanya. Baru bangun, namun pemanis di wajahnya itu masih saja ada. Dilihatnya dari ekor mata, Yoongi mendudukan bokongnya di kursi makan dengan kepala menelungkup di meja.

"Jangan tidur lagi, pemalas"

Hanya mendapat jawaban berupa gumaman. Taehyung berbalik sambil membawa roti yang sudah dilapisi coklat beserta dua gelas susu full cream dengan asap mengepul diatasnya.

"Sarapan dulu. Setelah itu pulanglah ke rumahmu" ucap Taehyung lalu mengambil tempat di depan Yoongi, duduk disana.

Yoongi mengangkat kepalanya, menatap Taehyung memicing. "Kau mengusirku? Tega sekali"

"Bukan mengusir. Harusnya kau sadar diri, menumpang disini malah tidak bangun pagi"

"Untuk apa bangun pagi? Jadwal kuliahku hari ini siang. Sebelum siang bagusnya diriku menyimpan tenaga untuk itu"

"Terserah"

Taehyung mengambil satu roti dan mulai mengunyahnya. Merasa diperhatikan, Taehyung menurunkan roti dari hadapannya guna melihat sosok yang memerhatikannya itu.

"Apa? Kurang?"

"Maybe?"

Dahi Taehyung mengernyit, "Maaf saja, aku bukan chef handal" ujarnya lalu memakan roti yang dipegangnya.

"Tentu. Kau ini hanya pria bajingan. Andai saja kau menaruh sedikit cinta disini." Yoongi menunjuk coklat di rotinya. Taehyung memperhatikan itu. Dirinya mendengus kasar. "Tau apa kau soal cinta?" Ucapnya.

"Pikirkan tentang kuliahmu. Untuk seumuranmu, masih terlalu dini memikirkan soal cinta." Lanjut Taehyung. Tangannya bergerak mengambil gelas susu untuknya, meneguknya pelan.

"Baiklah Pak Tua."

Taehyung menyudahi sarapannya, meninggalkan Yoongi yang masih asik menyuap roti hasil celupannya ke susu di gelasnya.

"Gunakan sendok Yoongi, tanganmu kotor"

Yoongi mendecak malas. Menghiraukan ucapan Taehyung masih dengan menyuap hasil celupan rotinya. Taehyung lelah, berbicara pada Yoongi seperti melempar bola karet ke tembok.

Mantul.

Taehyung beranjak ke kamarnya. Tak lupa menutup pintu lalu duduk diranjang sambil membuka hpnya. Melihat jadwal meeting di kantornya hari ini.

"TAEHYUNG? TAEHYUNG BAJINGAN?"

Taehyung mengusap telinganya kasar, suara Yoongi terlalu menggema di rumahnya.

"Anak itu, apa tidak diajarkan sopan santun?" monolognya. Taehyung membuka pintu kamarnya, matanya menemukan Yoongi berdiri di tangga.

"Eh? Ini bukan kamar yang kau bawa aku untuk tidur- tunggu. Apakah kalimatku sedikit aneh?"

la incertitudeWhere stories live. Discover now