sik-ś(mooch)

3.8K 548 18
                                    

GUE BAKAL NGUBUR DIRI GUE SENDIRI KALO SAMPE LU BENERAN DENGER! ㅡbatin Yoongi teriak.

Yoongi masih diam tak merespon ucapan Taehyung. Matanya dengan berani menatap balik Taehyung yang menatapnya lekat. Jantungnya kembali tak karuan, Taehyung yang ia tau bukan Taehyung yang seperti ini. Akhir-akhir ini juga Taehyung sudah jarang membawa wanita ke rumahnya.

Kalau Yoongi boleh geer, apa mungkin karenanya?

"Yoongi, do you hear me?"

"I do.."

Taehyung mengangkat dagu Yoongi dengan tangan sebelahnya, ibu jarinya bergerak meraba bibir bawah Yoongi dengan pelan.

"Aku tidak tau perasaan apa ini. Tapi setelah melihatmu sedih kemarin, hatiku terasa teriris. Tuhan seperti menyuruhku untuk berbuat sesuatu padamu. Dan setelah kau jujur tentang perasaanmu malam itu, hatiku berdesir hangat. Aku meyakinkan diriku sendiri apa aku telah berpaling atau tidak. Aku tidak pernah memanggil wanita lagi untuk kesini, karena rasanya berbeda Yoongi. Rasanya seperti aku ingin menghilangkan kebiasaan burukku dan memperbaikinya bersamamu. Aku ingin melakukannya denganmu, aku ingin merasakan sarapan pagi berdua denganmu, aku ingin jalan sore di taman depan komplek denganmu, aku ingin menemanimu latihan basket, aku ingin-"

Tangan Taehyung berpindah menggenggam tangan Yoongi.

"Melakukan semua kesukaanmu bersamaku" lanjutnya.

Yoongi diam. Matanya masih setia membalas tatapan Taehyung yang melembut. Memfokuskan dirinya pada wajah milik Taehyung tanpa ada sedikitpun niatan untuk mengalihkannya. Jantungnya masih berdetak kuat, membuat semburat merah muda di kedua sisi pipinya.

Taehyung tersenyum lembut sambil membelai halus pipi Yoongi. "Bagaimana bisa aku mengabaikan sesuatu yang indah selama ini?"

Yoongi ngomong njir ngomoonggg!

"T-taehyung-"

Terlambat. Bibir Taehyung lebih dulu mendarat diatas bibirnya. Yoongi masih enggan membalas ciuman itu, karena dia merasa ini terlalu tiba-tiba. Taehyung masih setia mengecup pelan bibir bawah Yoongi, menjilatnya, melakukan apapun itu agar Yoongi melakukan hal yang sama sepertinya.

Ciuman itu sempat terhenti karna tangan Yoongi tiba-tiba mengalung di leher Taehyung. Senyuman muncul dibibir Taehyung ketika Yoongi membalas kecupan di bibirnya. Lidah Taehyung menyapa pelan bibir itu, membuat Yoongi secara reflek membuka mulutnya. Yoongi setia mengikuti irama. Sedang Taehyung melakukannya dengan ritme yang lamban, untuk tetap menjaga napasnya.

Yoongi menarik rambut Taehyung, membuat Taehyung melepas ciumannya. Ditatapnya bibir Yoongi basah karna campuran saliva mereka. Senyuman kembali muncul dibibir Taehyung.

"Apa ini first kiss mu?"

Yoongi mengangguk.

"Apa aku orang yang beruntung?"

"..."

"I know, i'm the lucky one."



















"Yoongi. Ayo pacaran?"
























;

Dua minggu telah berlalu sejak Taehyung merampas ciuman pertama Yoongi. Sejak itu pula Yoongi menghindari Taehyung.

Ajakan Taehyung soal berpacaran dengannya belum diterima oleh Yoongi. Hatinya bersorak senang tentu saja. Cintanya terbukti tidak bertepuk sebelah tangan.

Hanya saja, ia belum bisa menerima perlakuan tiba-tiba dari Taehyung. Rasanya terlalu singkat untuk Taehyung tiba-tiba mencintainya.

Setelah ajakan Taehyung itu, ia mengucapkan 'maaf' lalu kabur begitu saja dari rumah tetangganya itu. Berlari terburu-buru ke rumahnya karna yang dipikirannya saat ituㅡ

'pulang, menghindar atau kau akan mati'.

"AH BISA GILA AKU KALAU GINI"

"Yoongi! ngomongnya sembarangan"

"JIN HYUNG BAGAIMANA INI"

Jin mendengus kasar, "Siapa suruh. Taehyung pasti ngira kamu aneh. Di jedor malah kabur"

"Jangan gantungin anak orang, Yoon. Taehyung lebih tua darimu. Kualat baru tau" sambung Jin. Yoongi merengut kesal.

Kakaknya pro Taehyung ceritanya?

"Yoongi kau dengar aku tidak?"

"Iya iya dengar. Bawel"

Jin menghela nafas. Adiknya yang satu ini memang bandel luar binasa. Bukannya Jin tidak mau mengurus atau ikut campur, hanya saja ia ingin Yoongi belajar. Ia tau Yoongi cukup pintar untuk mengetahui mana yang baik dan buruk. Tapi sepertinya, braincells Yoongi terpontang-panting sekarang.

"Hal apapun itu yang membuatmu ragu kepada Taehyung cepat saja tepis. Aku kenal Taehyung lebih baik daripada kau. Jadi cepat selesaikan masalah kalian karna aku tidak mau membuat tali permusuhan dengan tetangga. Hahhh, Yoongi-Yoongi" Jin mengakhiri pembicaraan mereka dengan gelengan kepala. Dirinya pun keluar meninggalkan adik tercintanya itu.

Yoongi sendiri masih terlentang dengan boneka kumamon sebagai alasnya. Memainkan hidung boneka raksasa itu sambil berpikir.

'Dua minggu bukan waktu yang singkat. Taehyung bisa saja berubah pikiran akan hal yang lalu.'

Yoongi mengusak rambutnya kasar. Otaknya perlu istirahat.

la incertitudeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora